Berita Kampus

Potensi Penting Perempuan dalam Sebuah Organisasi

Keberadaan perempuan bukan lagi pelengkap bagi kaum laki-laki, perempuan jika mau ia bisa berkarier dan bahkan mengubah dunia. (Foto: Ubeng)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA - Keberadaan perempuan bukan lagi pelengkap bagi kaum laki-laki, perempuan jika mau ia bisa berkarier dan bahkan mengubah dunia. Begitu pun dalam tataran organisasi, peran perempuan amat penting.

Maya Rahmanah, Menteri Keperempuanan BEM KM Unmul menjelaskan ada hak-hak dan kepentingan perempuan yang lebih mudah dipahami jika sesama perempuan--di mana laki-laki tak bisa ikut campur. Untuk hal itulah peran perempuan menjadi penting dalam sebuah organisasi.

“Karena kita tahu ibarat kata kalau burung, sayap kanan itu yang perempuan sayap kiri yang laki-laki gitu. Bagaimana bisa burung itu terbang setinggi mungkin, ya perlu menyeimbangi antara laki-laki dan perempuan,” ungkapnya.

Dalam hal politik kampus sendiri, Maya melihat kesadaran akan ini memang masih sangat kurang. Berangkat dari kegelisahan itu, ia dan beberapa orang lain menggagas sebuah forum yang dinamai Aliansi Forum Perempuan Mulawarman. Kebanyakan anggotanya adalah mahasiswi aktif se-Unmul.

“Sampai sejauh ini terkait ada isu perempuan dan anak itu kita di sana saling berbagi informasi dan bertukar pikiran,” tuturnya.

Hal sama juga dilihat oleh Fitri Irwan, alumni Unmul dan mahasiswi yang aktif di Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI). Ia berpendapat bahwa perempuan pada dasarnya memang sosok kuat yang mampu melakukan segala hal, serta mampu ambil peran dalam segala bidang.

“Sosok yang di mana mampu ambil peran penting untuk membangun sebuah organisasi atau gerak menjadi produktif dan inovatif,”ungkapnya lewat pesan WhatsApp.

Menurutnya, perempuan memiliki potensi yang baik untuk dikembangkan guna memajukan suatu organisasi. Perempuan bisa memiliki nilai lebih dalam hal kecerdasan, ketelitian, kreativitas dan keuletan.

“Saya pikir hal ini sangat perlu dalam sebuah organisasi guna menciptakan kader-kader unggulan dan militan,” ujarnya.

Fitri pun merasa perlu adanya sebuah forum atau wadah yang bisa digunakan perempuan untuk mengembangkan potensinya, untuk kemudian nanti memajukan suatu organisasi.

“Namun, sejauh ini hal yang saya amati adalah kurangnya peran perempuan dalam sebuah organisasi,” katanya.

Perempuan yang seringkali dianggap lemah bukan berarti tidak dapat berbuat apa-apa. Perempuan punya cara tersendiri untuk mewujudkan keinginan mereka. Seperti moto hidup yang diutarakan Maya Rahmanah dan cukup mewakili: “Jadilah perempuan yang bermanfaat dan bermartabat”. (ubg/wal)



Kolom Komentar

Share this article