Berita Kampus

Plafon Gedung SLC FMIPA Ambruk, Pihak IDB: Karena Angin

Robohnya plafon gedung Science Learning Center (SLC) FMIPA.

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sumber Gambar: Istimewa

SKETSA – Salah satu gedung baru di FMIPA, Science Learning Center (SLC) Jumat, 13 Mei lalu terjadi kegagalan sistem di lantai empat, plafonnya roboh. Kejadian tersebut menimbulkan kekhawatiran bagi pimpinan fakultas. Pasalnya, gedung ini relatif baru.

Proses pembangunannya didanai dan menjadi tanggung jawab penuh pihak Islamic Development Bank (IDB). Serah terima gedung juga baru dilaksanakan pada Desember 2021 lalu serta beroperasi awal 2022.

Diwawancarai oleh awak Sketsa, Rabu (18/5), Yanti Puspita Sari selaku Wakil Dekan II Bidang Umum dan Keuangan. Ia menjelaskan bahwa kejadian terjadi pada Jumat sekitar pukul 15.00 WITA. Di gedung SLC lantai empat itu terdapat beberapa laboratorium, seperti Laboratorium Kimia Dasar, Laboratorium Fisika Dasar, Laboratorium Biologi Dasar, dan Laboratorium Matematika. Saat itu, kegiatan mahasiswa cukup padat di lantai empat, sehingga ambruknya plafon sangat mengganggu kegiatan mahasiswa. 

Yanti bercerita mengingat kejadian beberapa hari silam, atapnya lepas separuh kemudian ambruk. Beruntungnya, tidak ada mahasiswa yang terluka. Namun, dari kejadian itu, terdapat beberapa mahasiswa yang amat terkejut dan langsung ditenangkan oleh staf yang bekerja. 

“Kalau kemarin Alhamdulillah pihak IDB setelah kami hubungi, langsung merespon. Jadi pas kejadiannya Jumat, besoknya sudah diperbaiki. Cuma memang kita enggak tahu ya kalau lihat dari kemarin itu yang di sini itu yang roboh kan memang satu paket kan satu lantai itu, kita sempat menanyakan juga, ada kekhawatiran dari pihak fakultas, apakah di sini nanti akan mengalami kejadian yang sama,” papar Yanti.

Besar harapan Yanti ini menjadi catatan pihak IDB, agar kejadian yang sama tidak terulang. Hal ini dilakukan demi kenyamanan dan keselamatan mahasiswa, dosen, dan staf yang menggunakan gedung tersebut.

Dekan FMIPA, Idris Mandang, mengaku kala itu pihak fakultas sedang melakukan persiapan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK), tetapi tiba-tiba plafon jatuh. Ia langsung menghubungi pihak IDB agar segera ditindaklanjuti mengingat 17 Mei mendatang UTBK hendak dilaksanakan.

“Sore pihak IDB ke sini terkait dengan penjelasan mereka katanya angin di lantai 4 menghantam plafon. Nah yang saya jadi kepikiran kalau memang angin berarti yang lainnya juga harus ada perbaikan atau tindak lanjut dengan yang lantai 4 itu, kalau memang angin yang buat seperti itu,” terang Idris, Kamis (19/5).

Adapun besar kekhawatiran Idris dengan serentet alasan yang dikemukakan pihak IDB, bahwa kejadian ini bisa saja merembet kepada bangunan lain, utamanya ruangan yang berdekatan dengan laboratorium dan ruang kelas.

“Terus terang inikan penyerahan resminya baru bulan Desember, bulan Januari baru diserahkan ke pihak fakultas. Saya berpikir kalau misalnya alam yang membuat seperti itu, berarti kita juga harus berpikir terkait dengan ke depannya supaya tidak terjadi lagi hal seperti itu. Jadi menurut analisis mereka (IDB) itu angin penyebabnya.”

Sebagaimana Yanti, Idris amat berharap agar langkah pencegahan diupayakan pihak IDB, karena robohnya plafon tak hanya mengganggu produktivitas civitas academica FMIPA, tetapi juga mengancam keselamatan warga kampus dalam beraktivitas. (jla/ash/amg/rst)



Kolom Komentar

Share this article