Berita Kampus

Penjelasan DPM KM terhadap Penunjukkan Pelaksana Tugas dan Dugaan Pelanggaran Kode Etik

Kemunduran ketua DPM KM di tengah Pemira KM 2023

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sumber Gambar: Dokumen Pribadi

SKETSA - Belakangan, sivitas akademika Unmul, utamanya mereka yang berkecimpung di dunia organisasi dikejutkan dengan kemunduran Bagus Arif Maulana, mahasiswa Fakultas Pertanian angkatan 2017 dari posisinya sebagai Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa - Keluarga Mahasiswa (DPM KM).

Melalui postingan Instagram DPM KM yang menaikkan Devi Agistya Armitha, mahasiswi Fakultas Farmasi angkatan 2019 sebagai Pelaksana Tugas. (Lihat: Penetapan Pelaksanana Tugas Ketua Umum DPM KM Unmul).

Kemunduran Bagus terbilang mengejutkan, pasalnya kemunduran itu dilakukan hanya kurang lebih seminggu sebelum dilakukannya Pemilihan Raya Keluarga Mahasiswa (Pemira KM) yang berlangsung pada Rabu (21/6). Lebih-lebih, Bagus juga diterpa isu pelanggaran kode etik yang ditengarai menjadi penyebab kemundurannya.

Diwawancarai pasca Kongres Keluarga Mahasiswa (Kongres KM) yang digelar pada Selasa (27/6), Devi selaku Plt. Ketua DPM KM mencoba menjawab keresahan mahasiswa Unmul terkait isu yang tengah menerpa lembaganya.

Ia memaparkan, DPM KM memang sempat mengalami kondisi internal yang tidak kondusif yang mengharuskan ditunjuknya Pelaksana Tugas menjelang Pemira.

"Itu (penunjukkan Plt.) untuk mengisi ruang kosong yang memang cukup mengagetkan proses penunjukan Plt. ini, karena kondisi yang sangat mengharuskan kami untuk fokus di hal yang lebih urgent," jelas Devi.

"Kami juga gak bisa memprediksi hal seperti ini tapi kami juga tetap harus bisa menghadapi dan siap untuk menghadapi hal seperti ini,"

“Kami (juga) harus setidaknya menindaklanjuti permasalahan tersebut,” tambah Devi enggan menyebutkan permasalahan yang dimaksud.

Terkait postingan pemberhentian tidak hormat terhadap Ketua DPM KM yang dihapus, Devi menyebut perlu memastikan kabar tersebut terlebih dahulu.

"Karena kami juga harus memastikan dan harus melakukan beberapa pertimbangan terkait hal tersebut. Karena kami juga perlu memperhatikan aspek-aspek yang bisa mencederai pihak-pihak tertentu,"

Selain itu, terkait isu pelanggaran kode etik yang menimpa pihak tertentu, Devi tidak mau bertindak gegabah. Ia menyebutkan, bahwa pihaknya belum bisa memastikan dan masih menunggu pihak yang terkait untuk memberikan konfirmasi atau tindak lanjut mengenai isu tersebut.

“Sampai sekarang pun pihak yang menaungi isu ini juga kami masih belum tau bagaimana tindak lanjutnya, karena juga isu seperti ini juga bukan ranah kami gitu dan kami juga tidak bisa melakukan tindakan atau judgemental apapun,” ujarnya.

Devi menambahkan, bahwa pihaknya menerima segala bentuk kritikan atau masukan terkait DPM KM. Mengenai isu tak sedap yang sedang menerpa lembaganya, mahasiswi Program Studi Farmasi Klinis ini menegaskan tidak akan melakukan pembelaan apapun dan berusaha membangun kepercayaan dari mahasiswa terhadap lembaganya.

"Kami dari DPM KM juga tidak mempermasalahkan hal seperti ini karena sudah menjadi risiko ketika menjadi sebuah representasi dari banyak orang, kita tidak anti kritik dan kami tampung segala kritikannya," kata devi kepada Sketsa.

“Fokus kami adalah bagaimana kami tetap bisa amanah dan bertanggung jawab dengan apa yang sudah diamanatkan kepada kami," pungkasnya. (gie/lav/khn)



Kolom Komentar

Share this article