Berita Kampus

Penipu Itu Pandai Menyamar dan Mafhum Informasi Kampus

Kasus penipuan yang terjadi di Unmul kerap mengatasnamakan pejabat kampus. Tidak cukup melalui pesan singkat, penipu juga meyakinkan korban dengan menelepon langsung. (Sumber ilustrasi : elshinta.com)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA - Kasus penipuan di Unmul yang terjadi belakangan ini tentunya jadi perhatian tersendiri bagi civitas akademika Unmul. Selidik punya selidik, kasus penipuan itu kerap mengatasnamakan pejabat kampus. Seperti penipuan yang memakan korban seorang mahasiswa pada Agustus tahun lalu.

Saat itu, kejadian bermula dari pesan singkat yang masuk ke ponsel Derya Putra Roswana pukul 8 pagi. Si pengirim pesan mengaku dirinya sebagai Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Encik Akhmad Syaifudin. Dalam pesan itu, Derya sebagai mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis terpilih sebagai delegasi Unmul untuk mengikuti seminar di Jakarta yang akan membahas tentang lingkungan.

"Awalnya saya ragu apakah betul ini dari Pak Encik, lalu saya balas saja ‘Ya benar, Pak, ini dengan saya sendiri, Derya’. Enggak lama kemudian orang itu (penipu) menelepon," katanya.

(Baca: http://sketsaunmul.co/berita-kampus/unmul-marak-penipuan-berbasis-komunikasi/baca)

Keraguan Derya hilang seketika saat mendengar suara penelepon yang persis sama dengan suara Encik. Tak hanya suaranya saja, logat-logatnya pun sama. Penelepon yang mengaku Encik itu mengatakan akan memberi uang saku Rp 5 juta, tapi sebelum itu Derya harus mengirim nomor rekening terlebih dahulu. Penipu itu juga meminta calon korbannya untuk pergi ke ATM dan melakukan prosedur yang telah ditentukan oleh pihak penyelenggara seminar.

"Saya langsung ngikutin aja instruksinya itu (pergi) masuk ke ATM. Enggak nyadar itu ternyata saya sedang transfer duit," kisahnya.

Sejumlah duit pun di transfer, besarannya saat itu Rp 800 ribu. Hingga Derya mulai menyadari ada sesuatu yang aneh dan bersemuka menemui Encik. Tapi sia-sia, karena ia kadung masuk perangkap.

Tahu dirinya jadi korban penipuan, Derya lantas melapor kasus ini ke polisi namun hingga kini tak ada respons dari pihak kepolisian. Derya sendiri menduga bahwa pelaku penipuan tersebut berasal dari internal Unmul saja, bukan orang luar. Itu ia simpulkan dari pengetahuan pelaku terhadap seseorang yang ia comot dan atasnamakan. Mulai dari cara bicara hingga informasi seputar kampus yang sangat dikuasai pelaku.

"Kayaknya orang dalam aja ini yang mainin. Tapi, ya bagaimana pun, kasus ini ya enggak bisa diselesaikan secara instan, nomornya siapa, orangnya gimana, pasti butuh proses yang panjang," pungkasnya. (snh/wal)



Kolom Komentar

Share this article