Berita Kampus

Pembangunan Pabrik Semen: Dilema Lingkungan dan Perekonomian

Dilema pembangunan pabrik semen: dampak lingkungan dan sumber ekonomi.

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sumber: kaltim.prokal.co

SKETSA – Pembangunan pabrik semen di kawasan karst Sangkulirang-Mangkalihat terus menuai perdebatan. Berbanding terbalik dengan tuntutan di halaman Kantor Gubernur yang dibawa mahasiswa pada dua aksi sebelumnya, pembangunan pabrik semen ini justru disambut baik oleh warga Desa Sekerat, Kecamatan Bengalon, dan Desa Selangkau, Kecamatan Kaliorang, Kutai Timur (Kutim). 

Dilansir dari Prokal.co, bahwasanya warga setempat mengharapkan agar pembangunan ini bisa meningkatkan taraf perekonomian di desa tersebut. Namun masyarakat juga memberikan beberapa catatan kepada Pemprov agar persoalan lingkungan tetap menjadi fokus utama. 

Sehubungan dengan itu, kemudian timbul banyaknya pro-kontra. Sketsa mencoba mengulik sisi lain dari pembangunan pabrik semen ini. Heryanto dosen Teknik Geologi Tambang turut menyampaikan pandangannya. 

Dosen yang memiliki latar belakang keilmuan pada geologi ini berujar bahwasanya setiap pembangunan pasti akan berdampak buruk pada lingkungan. Meski di sisi lain akan meningkatkan taraf perekonomian. 

“Pembangunan apa saja bisa membawa dampak buruk terhadap lingkungan. Kurang lebih dengan tambang yang juga sama-sama berdampak negatif bagi lingkungan,” ujarnya saat ditemui di ruangannya (28/5).

Lebih lanjut ia mengungkapkan bahwa rencana pembangunan pabrik semen ini butuh dikaji secara menyeluruh. Tak hanya aspek ekonomi namun juga lingkungan serta dampak atau akibatnya. 

Mengurai soal dampak, ia juga menjabarkan beberapa efek yang kiranya bisa muncul pasca pembangunan tersebut. Di antaranya ialah pasokan air yang dikhawatirkan akan menurun. “Anggap saja batu putih itu adalah bentang alam karst, yang mana hal tersebut akan menyuplai air ke beberapa daerah. Jika digunakan terus-menerus maka kemungkinan habis akan jauh lebih cepat dari semestinya,” jelasnya. 

Ia juga turut mempertegas bahwa air lah yang akan menghidupi seluruh makhluk hidup di bumi, mulai dari tumbuhan, hewan, dan manusia. 

Namun dilema lain datang tatkala membicarakan persoalan ekonomi. Ia berspekulasi bahwa penyebab warga susah menolak adalah mereka ingin kehidupan (ekonomi) yang lebih baik. Jika mengkaji dari sisi keilmuan lingkungan yang dimiliki Heryanto, pembangunan pabrik semen hanya akan mendatangkan keburukan bagi lingkungan layaknya tambang. Kendati demikian, ada sisi lain yang juga patut diperhatikan, yakni perekonomian. 

“Sekiranya pembangunan ini tidak terjadi, pemerintah bisa meningkatkan perekonomian di sektor lain seperti pariwisata. Karena daerah terkait dikenal dengan keindahan pantainya,” tutup Heryanto. (sut/fzn/zar/fqh)



Kolom Komentar

Share this article