Berita Kampus

Partisipasi Mahasiswa Anjlok, DPM KM Unmul Bungkam

Hajatan besar, pemilihan raya (Pemira) tingkat universitas di Unmul sudah mencapai titik puncak. Pemungutan serentak di 14 fakultas kemarin (25/10) menghasilkan sejumlah kejutan.

SEKTSA – Hajatan besar, pemilihan raya (Pemira) tingkat universitas di Unmul sudah mencapai titik puncak. Pemungutan serentak di 14 fakultas kemarin (25/10) menghasilkan sejumlah kejutan. Digadang-gadang bakal mengalami kenaikan signifikan hingga 10 ribu suara, tahun ini hasilnya malah turun drastis mencapai 1.489 suara. Kaum abstain alias golongan putih (golput) pun tetap menjadi “pemenang”.  

Di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) asal dua kandidat presiden BEM KM Unmul Endra dan Norman sumbangsih suara tak menggembirakan. Total partisipasi mahasiswanya hanya menyentuh angka 700 suara. Bahkan, Fakultas Ilmu Pendidikan dan Keguruan (FKIP) yang tiap tahun menyumbangkan partisipasi suara di atas 1.000 suara, tahun ini anjlok di angka 815 suara.  Sementara 12 fakultas lain, menyumbangkan suara di bawah 300 suara. Asal wakil presiden nomor urut 1 yakni Dicky dari Fakultas Hukum hanya 106 suara. Beda tipis dari Bhakti, bakal calon wakil presiden pasangan nomor urut 2 yang memperoleh suara di Fakultas Teknik sebanyak 100 suara.

Meski begitu, Pemira online yang  digelar untuk ketiga kalinya ini sudah selesai. Pasangan Norman-Bhakti keluar sebagai pemenang dengan memperoleh 2.487 suara. Unggul dengan meraih 66,62 persen dari pasangan Endra-Dicky yang hanya memperoleh 1.246 suara atau meraih 33,38 persen. Total partisipasi mahasiswa Unmul hanya mencapai 3.733 suara. Perolehan ini turun drastis dari Pemira 2015 yang dimenangkan Teguh-Dimas dengan total partisipasi 5.222 suara. Bahkan masih kalah dari partisipasi saat Pemira online saat digelar untuk pertama kalinya pada 2014, yang dimenangkan pasangan Mujahid-Ibrahim dengan partisipasi sebanyak 4.879 suara, atau hanya selisih 425 suara dari pasangan Teguh-Dimas di tahun kedua.  

Hasil di luar ekspektasi ini jadi “tamparan” keras bagi Komisi Penyelenggara Pemilihan Raya (KPPR) Unmul, serta DPM KM Unmul. Pasalnya, sejak awal mayoritas mahasiswa Unmul menyebut sosialisasi Pemira online sangat minim.

Hal tersebut diutarakan, Gina Anggraini, mahasiswi Program Studi (Prodi) Sastra Inggris angkatan 2015. Gina mengatakan, sosialisasi Pemira tahun ini sangat minim, khususnya di Fakultas Ilmu Budaya. Sehingga, kedua calon yang berasal dari FEB oleh mayoritas mahasiswa di kampus Unmul Jalan Flores tersebut tidak diketahui profil maupun sepak terjangnya.

“Saran aja sih, sosialisasi jangan di GK (Gunung Kelua) saja, di luar juga (Pahlawan, Flores, Banggeris, dan Kampus PIN),” ujar dia.

Senada, Umi Masfupah, mahasiswa dari Prodi Pendidikan Bahasa Inggris angkatan 2014 menyebut, Pemira 2016 sangat tidak menarik. Kandidat yang mencalonkan tidak kenal.  Tidak pernah kampanye ke kelasnya. “Baru tahun ini enggak milih. Saya enggak dapat info. Bahkan teman-teman yang lain juga seperti itu. Enggak ada yang ke kelas kampanye atau sosialisasi. Lebih semarak Pemira FKIP daripada universitas,” ucap dia.

Sayangnya, ketika dikonfirmasi terkait keluhan mahasiswa dan hasil Pemira tahun ini, pihak KPPR dan DPM KM Unmul tak kunjung memberikan jawaban. Awak Sketsa yang mencoba menemui di sekretariat Gedung Student Center Lantai 2 mendapati keduanya perwakilan tidak berada di tempat. Saat dikonfirmasi via telepon dan pesan singkat pun tak kunjung mendapatkan jawaban. Hingga berita ini diturunkan upaya konfirmasi tetap dilakukan. (asy/els/bir/im)



Kolom Komentar

Share this article