Berita Kampus

Menilik Implementasi Hybrid Learning di Unmul

Pelaksanaan perkuliahan Hybrid yang diadakan di beberapa fakultas di Unmul.

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sumber Gambar: Dokumen Pribadi

SKETSA Setelah dikeluarkannya Surat Edaran Rektor Nomor 3314/UN17/TU/2021 lalu, beberapa fakultas mulai menerapkan proses pembelajaran secara luring terbatas yang telah dilaksanakan selama beberapa minggu terakhir. Lantas, bagaimana pelaksanaanya sejauh ini menurut pandangan civitas academica?

Ditemui Sketsa, Nurliah salah satu dosen Ilmu Komunikasi FISIP membagikan pengalamannya dalam wawancara Senin (22/11). Tuturnya, perkuliahan hybrid ini berdampak positif di mana mahasiswa menjadi responsif dan lebih fokus dengan pelajaran sehingga kegiatan perkuliahan dapat berlangsung dengan lancar. 

“Selama ini berjalan dengan baik, tidak ada yang tiba-tiba sakit karena bertemu langsung. Malah responsnya positif, karena mahasiswa lebih gampang paham. Kalau perkuliahan online kadang kita ter-distract dengan hal-hal lain, seperti keluarga di rumah. Jadi enggak konsen mendengarkan,” sebutnya.

Lebih lanjut, dirinya mengungkapkan bahwa Ia sangat menikmati perkuliahan luring, namun tidak dapat dimungkiri pula perkuliahan daring telah memberi berbagai kemudahan dalam mengajar. 

“Tidak perlu keluar, pilih baju, ganti baju, pakai lipstik, parkir motor, dan lain sebagainya.  Jadi enak praktis kalau online. Ya, tapi karena kewajiban sebagai dosen ya memang sudah seharusnya ya di ruang kelas. Kita tidak bisa menafikan hadirnya teknologi yang ada saat ini memang bukan sesuatu yang dapat ditunda penggunaanya. Itu memang adalah sebuah keniscayaan yang harus kita gunakan,” papar Nurliah.

Membahas pelaksanaan perkuliahan luring di dalam kelas, Nurliah juga mengalami beberapa kendala teknis yang terjadi selama proses perkuliahan berlangsung seperti kabel mikrofon yang pendek mengakibatkan Ia tidak dapat bergerak leluasa di dalam kelas dan materi presentasi yang tidak dapat ditampilkan maksimal oleh partisipan luring dan daring.

“Ketika terjadi kendala, pada akhirnya teknisi terus yang kita butuhkan. Kalau wifi-nya sih selama ini lancar saja. Setiap hari Rabu mengajar komunikasi massa tidak ada kendala dalam wifi, melainkan hanya kendala teknis saja. Kendala ini gampang diatasi dengan bantuan teknisi,” imbuhnya.

Terkait dengan penerapan protokol kesehatan (Prokes) di FISIP, Nurliah menyebutkan bahwa pelaksanaanya sudah cukup ketat. Saah satu yang tergambar ialah telah disediakannya tempat cuci tangan, wajib menggunakan masker, dan adanya pembatasan jarak sehingga hanya terdapat tujuh hingga sepuluh orang dalam satu ruangan.

Tanggapan serupa juga datang dari salah satu mahasiswi Fakultas Farmasi Unmul 2020, Rizki Noor Aprilia. Menurutnya perkuliahan hybrid di fakultasnya telah berjalan dengan lancar dan prokes yang ketat.

“Di dalam lab telah diberikan jarak dan dilarang berkerumun. Setelah selesai diharuskan langsung pulang, tidak boleh ada yang menunggu di area fakultas,” jelasnya Rabu (17/11).

Rizki juga mengungkapkan bahwa dengan dilaksanakannya praktikum luring ini, mahasiswa menjadi lebih mudah dalam memahami materi. Melihat kondisi Samarinda sekarang, Rizki juga mengatakan bahwa Ia setuju apabila perkuliahan luring diadakan secara keseluruhan.

“Menurut saya yang harus dilakukan offline secara keseluruhan. Karena dilihat dari penerapan prokes yang ketat, kita bisa mencegah penularan Covid-19 dan kita sebagai mahasiswa juga lebih mudah memahami (materi) perkuliahan offline dibandingkan online,” tutupnya. (wuu/nop/jhr/str/lms/nkh)



Kolom Komentar

Share this article