Berita Kampus

Melaju ke Akreditasi A, WR I Upayakan Penambahan Anggaran

Sertifikat Akreditasi yang diberikan kepada Perpustakaan Unmul yang kini menyandang predikat tertinggi. (Sumber foto: istimewa)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA – Notifikasi WhatsApp di ponsel Supadi pada Rabu pagi, 24 Januari 2018 berbunyi seperti biasa. Sekilas tidak ada yang istimewa, namun saat pesan itu dibaca, gurat gembira sempurna mengembang di wajahnya.

Pria yang baru 19 bulan menjabat sebagai Kepala Perpustakaan Unmul ini mendapat kabar--yang sebenarnya telah ia tunggu sejak Oktober 2017 lalu--bahwa Perpustakaan Nasional RI resmi memberi nilai tinggi secara de jure kepada Perpustakaan Unmul dalam bentuk sertifikat akreditasi A.

Supadi menyatakan sertifikat akreditasi A dengan nomor 00035/LAP.PT/XII.2017 telah keluar. Ia kemudian memanjatkan rasa syukur dan mengakui lonjakan signifikan dari C menuju A tidak lepas dari kerja keras segenap staf di perpustakaan.

Meski cukup mengejutkan, prestasi ini tak lantas membuat Supadi berhenti dengan berpuas diri. Ia dan seluruh staf-nya berupaya untuk mengejar target  yang lebih tinggi.

“Kita mau mengejar lagi ke tingkat yang lebih tinggi, yaitu ISO 9001. Itu standar internasional,” katanya mengucap target harapan ke depan.

Kabar gembira ini juga langsung ia sampaikan kepada Wakil Rektor I Bidang Akademik Mustofa Agung Sardjono. Ditemui Sketsa dalam wawancara perihal adanya ruang sinema di perpustakaan, Agung menukas cepat ketika disinggung soal pencapaian akreditasi Perpustakaan Unmul. Ia mengaku telah menerima kabar soal hasil akreditasi yang semula C loncat ke peringkat tertinggi.

“Saya kira B, ternyata bisa sampai A, walau dengan anggaran yang serba terbatas,” ujarnya kagum.

Setelah resmi mendapat akuan dari Perpustakaan Nasional RI, ia akan menyampaikan hasil tersebut pada WR II dan rektor. Agung bahkan siap mengusulkan prestasi Perpustakaan Unmul ini ke Rektor Masjaya agar diberikan reward.

“Saat universitas dapat akreditasi A, yang bersusah payah untuk mencapai predikat itu adalah LP3M (Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Penjaminan Mutu). Lalu kita beri tambahan anggaran sebagai apresiasi,” terangnya.

Gebrakan yang dilakukan Perpustakaan Unmul dipandang Agung bisa jadi momentum tepat untuk mengimbau kepada seluruh civitas academica agar memperhatikan kembali pengembangan perpustakaan.

Baginya, selama ini perhatian terhadap perpustakaan cenderung berkurang. Meskipun saat ini kecanggihan teknologi sudah amat maju, namun upaya menggaungkan kembali manfaat perpustakaan sebagai heart of university harus tetap dilakukan.

“Saya ingin mengembalikan muruah perpustakaan sebagai bagian yang penting dalam pengembangan universitas,” pungkasnya. (erp/dan/nhh/epl/ysm/adl)



Kolom Komentar

Share this article