Berita Kampus

Mahasiswa Unmul Masuk 19 Besar Proyek Sosial Internasional

INTERNASIONAL: Wakili Unmul dalam ajang Internasional. Membawa proyek sosial dan lolos 19 besar. Dihadiri 2400 delegasi dari 115 negara. (foto: ist)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA - Menjadi generasi muda pencari solusi adalah semangat yang dibawa oleh lima mahasiswa program studi Hubungan Internasional (HI) Unmul dalam mengatasi masalah sosial di wilayah Samarinda. Terutama di bidang lingkungan. Berangkat dari keprihatinan terhadap Sungai Karang Mumus (SKM), lima mahasiswa yang terdiri dari Eva Anita Fauzia, Achmad Syahrif, Wardatul Marufah, Novita Andes, dan Khajjar Rohmah mengangkat sebuah proyek sosial bernama Cleaning Combat.

Eva Anita Fauzia sebagai ketua dari proyek sosial mengatakan bahwa Cleaning Combat merupakan gerakan untuk mengajak mahasiswa Unmul peduli terhadap kebersihan SKM dengan memungut sampah di sungai tersebut. “Proyek sosial ini sendiri terinspirasi dari GMS3KM (Gerakan Memungut Sehelai Sampah Sungai Karang Mumus) yang didirikan oleh aktivis lingkungan, Misman,” tambahnya.  

Keseriusan dalam proyek sosial ini dibuktikan dengan masuknya proyek tersebut dalam ajang kompetisi proyek sosial internasional,  Resolution Social Venture Challenge (RSVC’s). Salah satu agenda dari Harvard World Model United Nations pada 14-18 Maret 2016 di Roma, Italia. Cleaning Combat masuk dalam urutan 19 besar dari puluhan proyek sosial yang yang diajukan. Mendapat kesempatan pula untuk mengadakan show case dan presentasi langsung di hadapan juri.

Pemenang dari ajang RSVC’s akan mendapat bantuan dana senilai USD 3000 atau setara dengan 42 juta rupiah serta bantuan seorang supervisor dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk membantu merealisasikan proyek sosialnya.

Namun keberuntungan belum diraih ke lima mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) itu. Proyeknya tidak lolos masuk final. “Kami kurang persiapan, karena pengumuman untuk show case dan presentasi baru diumumkan via email pada 10 Maret, sedangkan kami sudah dalam perjalanan menuju Roma,” kata Eva menerangkan.

Meski tidak lolos final, Eva menegaskan bahwa timnya sudah bekerja secara maksimal dalam ajang tersebut. “Intinya, harus tetap peduli terhadap lingkungan dan memungut sampah di Sungai Karang Mumus,” tutupnya. (krv/e2)



Kolom Komentar

Share this article