Berita Kampus

Lolos Program PPAN 2023, Hasbi dan Talitha Jadi Representasi Pemuda Kaltim di Kancah Internasional

Dua mahasiswa Unmul lolos Program Pertukaran Antar Negara (PPAN) 2023 di Singapura dan Korea Selatan.

Sumber Gambar: Dokumen Pribadi

SKETSA — Senin (1/5) lalu, akun resmi Instagram Purna Caraka Muda Indonesia (PCMI) Kaltim mengumumkan nama-nama kandidat utama yang lolos dalam program Program Pertukaran Antar Negara (PPAN) 2023. Di antara nama-nama tersebut, terdapat Talitha Aufa Nabilah dan Hasbi Yahya yang muncul sebagai perwakilan Unmul.

PPAN merupakan program dari Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora) yang bertujuan untuk mempererat hubungan persahabatan antar negara melalui pertukaran anak muda. Beberapa negara yang ditargetkan dalam program ini adalah Australia, Singapura, Korea, Tiongkok, Jepang, Malaysia, dan India.

Hasbi lolos sebagai delegasi Indonesia untuk Singapore Indonesia Youth Leader Exchange Program (SIYLEP). Sedangkan Talitha lolos sebagai delegasi Indonesia Korea Youth Exchange Program (IKYEP). Awak Sketsa pun berkesempatan untuk mewawancarai kedua mahasiswa berprestasi tersebut. Kepada Sketsa, mereka mengisahkan ceritanya di balik layar.

Proses pendaftaran, Persiapan dan Dukungan dari Pihak Unmul

Usai dinyatakan lolos, mereka disambut hangat oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Moh. Bahzar. Tak hanya mendapat wejangan, wajah keduanya pun terpajang dalam postingan di akun Instagram resmi Unmul sebagai bentuk apresiasi.

Menyoal proses seleksi, Hasbi mengungkapkan adanya proses seleksi administrasi yang ketat di program ini karena menyangkut hubungan kedua negara.

“Karena ini sebuah program penting karena terkait hubungan antara Indonesia dan negara sahabat, tentu saja akan membutuhkan administrasi yang ketat. Semua calon peserta malahan sudah "diseleksi” terlebih dahulu dengan melengkapi semua berkas-berkas perlengkapan kebutuhan pendaftaran ini,” ungkap Hasbi ketika diwawancarai oleh Sketsa pada Jumat (19/5) lalu.

Berbeda dengan Hasbi, Talitha mengaku tak menemui kendala berarti selama proses pendaftaran meskipun ia sempat ragu mendaftar. Menariknya, Talitha yang masih berada di luar kota sehari sebelum pelaksanaan tes tertulis bahkan hampir melewatkannya. Meski begitu, besarnya dukungan dari orang sekitar yang ia terima berhasil meyakinkan dirinya.

Lebih lanjut, Talitha mengungkap nantinya akan ada pembekalan oleh Dispora Kaltim dengan sejumlah topik yang akan diajarkan, mulai dari kebudayaan Kaltim hingga isu global.

“Satu minggu sebelum keberangkatan, akan ada pembekalan secara nasional juga, namanya Pre Departure Training (PDT) bersama perwakilan dari delapan belas provinsi di Indonesia,” papar Talitha.

Tanggung Jawab dan Harapan

Hasbi bersyukur sekaligus merasa bahwa menjadi kandidat dari program PPAN bukanlah sekadar hadiah, melainkan sebuah tanggung jawab. Menurutnya, program ini merupakan sebuah tantangan sekaligus batu loncatan untuk pengembangan dirinya sendiri. 

Keturutsertaan Hasbi dalam program PPAN kali ini merupakan kontribusinya dalam hal pemberdayaan masyarakat. Harapnya, program ini dapat menaikkan kualitas komunitas maupun masyarakat lokal itu sendiri.

“Saya merasa dengan adanya program ini akan sangat menambah percepatan dan peningkatan kualitas pengembangan komunitas lokal.

Selain itu, pemuda yang terjun ke dalam dunia seni ilustrasi ini berusaha mempersiapkan dirinya agar dapat membawa kebudayaan Kalimantan Timur di tingkat nasional maupun tingkat internasional.

“Jujur, banyak sekali PR untuk saya pribadi. Saya harus meningkatkan kualitas diri saya baik dalam pengetahuan maupun kemampuan. Saya dasarnya bukan seorang penampil, melainkan illustrator. Namun, bagaimanapun saya harus bisa membawa kultur Kalimantan Timur dengan sebaik mungkin di nasional maupun internasional nanti,” imbuhnya.

Hasbi sempat berdiskusi langsung dengan Kaprodi Ilmu Komunikasi, Rina Juwita, yang memberikan banyak masukan terkait persiapan serta memberikan saran Post-Program Activity. Ia merasa bahwa hal tersebut akan menjadi PR besar sepulangnya ia dari Singapura nanti.

Tak berbeda dengan Hasbi, Talitha mengaku berusaha menyeimbangkan rasa senang dengan tanggung jawabnya sebagai salah satu perwakilan Indonesia. 

“Rasanya senang dan merasa kalau ini adalah mimpi yang jadi nyata gitu, lo, soalnya ‘kan aku memang dari dulu ingin exchange atau study abroad gitu lah, ya, tapi belum pernah berkesempatan. Kalau berpegang sama rasa senang aja, nanti kalau lagi jenuh preparation, jadinya nggak bertanggung jawab. Jadi, aku berusaha imbangi rasa senang itu dengan sadar sama tanggung jawabnya juga,” ujar mahasiswi FKM itu.

Talitha berjanji akan mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk menjadi representasi Indonesia di mata negara lain.

“Selain itu, program ini juga penting untuk pengembangan diri selepas kuliah. Networking jadi luas dan berkualitas. Saya juga punya prinsip, kita harus berdaya untuk diri sendiri sebelum bermanfaat untuk orang lain.”

Tak lupa, keduanya turut menyampaikan pesan dan motivasi bagi yang tertarik untuk mengikuti program PPAN dari Kemenpora yang sudah berlangsung sejak lama ini.

“Sometimes, I think there is no luck, there is only capability meets opportunity. Focus on your value, and the moments will come. Godspeed!” pesan Hasbi.

Talitha juga menilai bahwa PPAN adalah program yang bertujuan untuk membangun semangat pemuda. Oleh karena itu, bagi mahasiswa yang berminat mengikuti PPAN, ia berpesan untuk segera mencari informasi mengenai program tersebut sesegera mungkin.

“Persiapkan diri dengan baik dan berikan yang terbaik. Good luck!” pungkasnya. (ems/myy/ord/nav/dre)



Kolom Komentar

Share this article