Berita Kampus

Kirim Surat Kaleng, Aliansi Mahasiswa Ungkap Kesalahan Kabinet BEM FKIP

Ketua Aliansi Peduli Lokakarya, Dodi Wahyudi. (Sumber: instagram.com/didowahyudi)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA – Sejumlah mahasiswa Fakultas Keguruan dan Pendidikan yang tergabung dalam Aliansi Peduli Lokakarya, Senin (8/1) kemarin mengirimkan surat kaleng yang ditujukan kepada Gubernur BEM FKIP, Mujihat. 

Ketua Aliansi Peduli Lokakarya Dodi Wahyudi mengatakan aliansi yang beranggotakan perwakilan mahasiswa dari beberapa prodi ini berdiri karena melihat minimnya kesadaran dan kepedulian mahasiswa dalam membangun organisasi di FKIP.

“Di sini kita belajar untuk peka terhadap kebijakan lembaga dan birokrasi kampus. Siapa saja boleh ikut karena tujuannya untuk belajar bersama-sama,” ucap mahasiswa yang menempuh pendidikan di Prodi Penjaskesrek 2015.

Untuk ikut terlibat dalam aliansi ini cukup mudah, yakni dengan mengikuti diskusi forum secara rutin dan yang aktif atau paling sering terlibat diskusi itulah yang memperlihatkan keseriusan ingin belajar.

“Kami ingin memberi tahu bahwa ada kesalahan di pengurusan BEM Kabinet Sinergi ini,” ungkapnya.

Kepada Sketsa, Dodi berkesempatan memaparkan isi tuntutan yang dituangkan dalam surat kaleng tersebut.

Poin pertama, Aliansi Lokakarya menuntut audiensi terbuka di depan mahasiswa FKIP untuk menjelaskan pengunduran diri saudara Abdul Basyid Pendidikan Ekonomi 2015 sebagai Wakil Ketua II DPM FKIP sekarang sebagai Kepala Dinas Kaderisasi dan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Muhammad Azhari Pendidikan Sejarah 2015 sekarang sebagai Kepala Dinas Media Informasi.

Poin kedua, menuntut pemaparan DPM FKIP dalam pengunduran diri saydara Abdul Basyid dan Muhammad Azhari menjadi Kepala Dinas di BEM FKIP karena berkontribusi atau mengabdi.

Poin ketiga, menuntut BEM FKIP agar membuka hasil lokakarya dan mengadakan audiensi terbuka seluruh mahasiswa FKIP tentang Muhammad Alif Irbath Pendidikan Luar Sekolah 2017 sebagai Kepala Bidang Advokasi. Mampu memberikan pemaparan dan kenapa harus mahasiswa baru. Dan terakhir menuntut DPM FKIP dan BEM FKIP bekerja sesuai tupoksinya.

Aliansi yang terdiri dari lintas generasi ini berhasil mengantongi respons yang memuaskan. Namun, di samping dukungan ada saja yang merendahkan hingga meremehkan.

“Pasti ada respons yang seperti itu, tetapi kami terus memberikan kesadaran bahwa ada yang salah di dalam kepengurusan mereka,” tegas mahasiswa asal Paser tersebut.

Dengan adanya aliansi ini, Dodi menyatakan banyak menerima pola pemikiran baru dan telah banyak mengurangi tingkat apatisme mahasiswa terhadap organisasi kampus.

Menurutnya, langkah yang telah berjalan yakni pembuatan link tentang penyadaran dan pandangan kesalahan atau keganjilan yang dilakukan Kabinet Sinergi tentang etika berorganisasi dan hasil lokakarya akan disusul oleh kuesioner mengenai dua organisasi tersebut.

“Ke depannya masih persiapan pembuatan kuesioner tentang BEM dan DPM”.

Di samping kisruh antara antara BEM FKIP dan DPM FKIP dengan Aliansi Peduli Lokakarya, di luar hal tersebut hubungan mereka tetap berjalan dengan baik. (adl/arr/els)



Kolom Komentar

Share this article