Berita Kampus

Kendala dan Harapan Menuju Pembangunan RSGM Unmul

Perencanaan pembangunan RSGM Unmul

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sumber Gambar: Istimewa

SKETSA − Menyoroti pembangunan infrastruktur pada lingkup perguruan tinggi, Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) mendesak agar Unmul segera merampungkan persiapan fasilitas Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) bagi mahasiswa. Terhambatnya proyek tersebut menjadi PR bagi perguruan tinggi yang telah mengantongi akreditasi A ini.

Dilansir dari kaltimtoday.co, Komisi IV DPRD Kaltim telah mengadakan Rapat Dengar Pendapat (RDP) pada Senin (11/2) lalu. Pertemuan yang turut dihadiri oleh Direktur Utama RSUD AW Sjahranie beserta Dekan Fakultas Kedokteran (FK) tersebut bermula dari aspirasi mahasiswa Kedokteran Gigi yang tengah menempuh koas. Aktivitas pekerjaan di rumah sakit yang terbatas akibat Pandemi Covid-19 membuat memperkecil ruang lingkup mahasiswa.

Mengingat RSUD AW Sjaharanie menjadi satu-satunya rumah sakit pendidikan di Samarinda, Ketua Komisi IV DPRD Kaltim, Rusman Yaqub berharap agar RSGM yang dicanangkan dapat menjadi solusi guna praktik mahasiswa serta rumah sakit rujukan selain RSUD.

“Dokter muda itu kan harus praktik. Apalagi kalau dia dokter gigi, maka dia harus cari pasien dan membiayai pengobatan pasien itu. Kemudian, dikenakan lagi biaya penggunaan sarana dan prasarana. Biasanya menggunakan tarif umum,” ungkap Rusman.

Pertemuan tersebut menghasilkan dua poin evaluasi. Pertama, yakni mempercepat operasional RSGM yang akan dikelola oleh FK UnmulIni agar ke depannya mahasiswa tak menggunakan tarif umum dan benar-benar dipakai untuk pendidikan. Kedua, Komisi IV akan mengundang Badan Pengelola Beasiswa Kaltim Tuntas untuk membangun kembali kerja sama pelaksanaan pendidikan untuk jurusan tertentu, salah satunya Kedokteran.

Menganggapi hal ini, Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama dan Hubungan Masyarakat, Bohari Yusuf mengungkap bahwa perencanaan RSGM telah diumukan sebelum RDP. Pembangunan fasilitas yang ditargetkan rampung selama satu tahun tersebut sedang menunggu persetujuan Dinas PUPR Kaltim guna diajukan kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

“Semoga ada bantuan subsidi dari pemerintah. Yang jelas, RSGM adalah syarat mutlak dari Program Studi Kedokteran dan Gigi,” jelas Bohari kepada Sketsa, Senin (15/2).

Kendati target perampungan selama setahun, Proyek RSGM telah melalui perencanaan sejak 2015 silam. Rahmat Bakhtiar, Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan FK Unmul menuturkan, RSGM belum mengantongi izin dan ketersediaan lahan.

“Kedokteran gigi merupakan fakultas atau prodi yang berbiaya besar. Dulu waktu ada penilaian akreditasi, kemarin dapat C. Memang telah menganjurkan untuk adanya RSGM, sehingga kami menunjukkan bangunan yang berada di sebelah,” ungkap Rahmat, Rabu (17/2).

Ia mengatakan, izin tengah diproses dan rancangan bangunan serta fasilitas telah matang. RSGM akan memiliki 2 gedung dengan 3 lantai yang akan dibangun di sebelah gedung RSGM lama, yang sebelumnya sempat dipergunakan namun belum cukup rampung dan sesuai standar.

“Selain menjadi syarat, RSGM memudahkan mahasiswa dalam praktik. Tarif lebih terjangkau bila memiliki rumah sakit, juga dapat meringankan beban mahasiswa. Selain itu, masyarakat umum dapat menggunakan fasilitas serta memperoleh layanan pemeriksaan gigi lebih spesifik dengan harga lebih murah,” terangnya.

Sempat diwawancarai pada Senin (15/2), penanggung jawab RSGM, drg. Masyhudi memaparkan beberapa pertimbangan dan kendala dalam pembangunan rumah sakit. Salah satunya adalah anggaran yang harus dipersiapkan dalam pembangunan rumah sakit. Dana tersebut mencapai Rp9 miliar, di mana angka tersebut tergolong kurang.

“Ada dua masalah. Pertama izin lalu kedua SDM dan biaya operasionalnya. Tidak mudah mengelola rumah sakit. Karena pelayanan masyarakat dengan segala kebutuhannya, tempat belajar mahasiswa, mengelola sarana penunjang medik, mengelola SDM adminitrasi keuangan dan mengelola sarana fisik lainnya. Sehingga hanya yang bermodal besar yang dapat menjalankan rumah sakit,” imbuhnya.

Namun, Masyhudi berharap agar pembangunan RSGM terus berlanjut dan infrastruktur serta fasilitas dapat terpenuhi. Mengingat rumah sakit perlu pembaharuan secara berkala, guna memberikan pelayanan yang prima.

Perencanaan ini rupanya telah sampai ke telinga mahasiswa pula. Hanidah Fitri Hasanah, mahasiswa Kedokteran Gigi 2018 mengaku telah mengetahui proyek RSGM sejak lama. Perempuan yang akrab disapa Hanidah tersebut mengucapkan jika mahasiswa teah beberapa kali melakukan keterampilan medik di gedung RSGM yang belum rampung.

“Menurutku masih kurang memadai. Terakhir kali aku ke sana semester 3 sebelum pandemi, lantainya ada beberapa yang retak, dental  chair juga ada beberapa yang rusak,” ucapnya.

Ia menambahkan, kekurangan pada RSGM diharapkan menjadi perhatian universitas. Sehingga mahasiswa dapat menjalani proses pembelajaran dengan nyaman dan aman. “Semoga pembangunannya bisa segera diselesaikan dan bisa segera difungsikan sebagaimana mestinya,”pungkasnya. (syl/dpt/eng/rkn/rvn/len)



Kolom Komentar

Share this article