Kampus Mengajar, Peluang Mahasiswa Mencari Pengalaman
Kampus Mengajar, peluang untuk baru mahasiswa.
Sumber Gambar: Istimewa
SKETSA - Selasa (9/2) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim, pada kanal YouTube Kemendikbud RI secara resmi meluncurkan Program Kampus Mengajar angkatan pertama Tahun 2021 yang merupakan bagian dari program Merdeka Belajar – Kampus Merdeka (MBKM).
Program yang merupakan hasil kerja sama Kemendikbud dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) ini membuka kesempatan bagi 15 ribu mahasiswa Indonesia untuk mengajar siswa Sekolah Dasar (SD) di lingkungan masing-masing. Nadiem juga memberikan keleluasaan bagi mahasiswa dari seluruh program studi dan perguruan tinggi di Indonesia untuk berkontribusi, membuat perubahan, sambil mengembangkan diri.
Kampus Mengajar 2021 menuntut mahasiswa untuk berperan meningkatkan mutu pendidikan mereka di tengah ancaman pandemi Covid-19. Khususnya pada daerah 3T (Tertinggal, Terluar, dan Terdepan). Menghadapi tantangan belajar, sementara para guru harus beradaptasi dengan teknologi dan berkreasi. Dibukanya peluang ini, mahasiswa diharapkan dapat membantu mereka, mengubah tantangan menjadi harapan.
Kegiatan ini kabarnya akan menyediakan bantuan pembayaran UKT, uang saku dan pengakuan konversi mata kuliah sebesar 12 SKS untuk mahasiswa terpilih. Selain bertujuan membantu anak-anak SD dan menambah pengalaman, hal ini juga menjadi daya tarik bagi para mahasiswa untuk berlomba-lomba mendaftar dalam program ini.
Salah satu yang mendaftar dalam program ini yaitu Ummi Haffizah, mahasiswi Prodi Sastra Inggris angkatan 2017. Dirinya termotivasi mengikuti program ini lantaran mampu mengisi waktunya yang sedang berada di akhir masa studi.
“Motivasi saya mengikuti program Kampus Mengajar ini adalah mengisi waktu yang ada di semester akhir. Walaupun berbarengan dengan skripsi tapi juga harus bisa bermanfaat untuk orang lain,” tuturnya saat dihubungi awak Sketsa, Selasa (2/3).
Ummi yang sebelumnya memiliki pengalaman pada tahun 2018 sebagai guru private untuk anak SD pun sangat bersemangat mengikuti program ini. Ia mengetahui dan mendapatkan informasi terkait melalui laman resmi Instagram Kampus Mengajar.
Hingga kini, Ummi tengah masuk pada seleksi tahap kedua yakni survei kebhinnekaan. Sebelumnya, ia berhasil melewati tahap pertama pada Februari lalu. Berbagai tahapan ini bertujuan untuk mengulik kemampuan mahasiswa yang mendaftar demi mendapatkan tenaga pengajar yang berkualitas dan mampu beradaptasi dalam lingkungan pendidikan.
“Untuk kendala, sewaktu saya mengisi website kemarin sedikit bermasalah. Mungkin karena sudah mendekati waktu penutupan sehingga banyak sekali yang mendaftar dan menyebabkan website down. Sebab di tahun ini membuka sekitar 15.000 pendaftar," cetusnya.
Selain kendala tersebut, semuanya berjalan lancar terutama dalam hal pengurusan berkas. Dirinya dengan mudah mendapatkan surat persetujuan dari pihak fakultas yang ditandatangani oleh Wakil Dekan 1 Bidang Kemahasiswaan meskipun pengajuan permohonan tersebut terkesan mendadak.
Ummi berharap, program Kampus Mengajar bisa membantu anak-anak dan guru yang berada di sekolah mendatang. Peluang ini juga diharapkan bisa mengembangkan potensi mahasiswa yang memiliki kemampuan mengajar. Ia beranggapan, mahasiswa harus terus bermanfaat untuk orang lain.
Di sisi lain, Slamet Dini Tiara Mardhani, mahasiswi Prodi Ilmu Pendidikan Fisika angkatan 2018 ini turut mengikuti Kampus Mengajar sebab termotivasi untuk membantu dan bermanfaat bagi orang lain.
“Saya ingin merasakan serta membantu tenaga pendidik. Menurut saya, salah satu kendala yang saat ini kita rasakan adalah sulitnya pembelajaran jarak jauh terutama untuk anak sekolah dasar. Kemudian, tujuan saya adalah ingin mendapatkan pengalaman baru dalam hal mengajar,” terangnya, Rabu (3/3).
Tiara sendiri pernah mengikuti sebuah lembaga untuk mengajar les privat, yang membuatnya terpacu untuk mengikuti program ini setelah mendapat informasi dari kerabatnya yang turut mengajaknya.
Ia memaparkan, hingga kini belum ada kendala yang dialami karena semua informasi sudah terpapar dengan jelas di buku panduan pada laman website Kampus Merdeka.
“Sejauh ini alhamdulillah belum ada kendala, menurut saya sudah cukup lengkap. Sebelumnya juga sudah ada dibagikan PDF pedoman mendaftar Kampus Merdeka. Jadi tidak sulit untuk dilakukan,” papar Tiara.
“Harapan saya, dengan adanya mahasiswa yang terjun langsung ke sekolah mampu menjadi energi besar untuk siswa sekolah dasar agar termotivasi dan tetap bersemangat dalam melakukan pembelajaran,” tutupnya. (fzn/ems/nkh/rst)