Berita Kampus

Kampus Gunung Kelua Puncaki Pembangunan, Bagaimana Nasib Kampus Lain?

Unmul terus melakukan peningkatan pembangunan di kawasan Kampus Gunung Kelua.

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sumber Gambar : piu-idb.unmul.ac.id

SKETSA – Unmul terus melakukan peningkatan pembangunan di kawasan kampus Gunung Kelua. Sejak dilakukannya grounbreaking pada awal September 2018 lalu, project 4in1 Islamic Development Bank (IsDB) Unmul dalam bidang hard program pembangunan tujuh gedung baru, gerbang utama, dan Outdoor Learning Space (OLS) kini telah berdiri kokoh. Beberapa pembangunan telah mencapai 100 persen dan sisanya sedang memasuki tahap perampungan.

Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama dan Hubungan Masyarakat, Bohari Yusuf menyampaikan jika progres pembangunan telah hampir rampung. Namun, ada beberapa hal yang perlu disiapkan dan harus diselesaikan. “Iya gedungnya (sudah rampung), isinya kan belum. Kalau gedungnya selesai 100 persen, nanti Desember bulan ini sudah rampung (sepenuhnya). Gedung udah selesai semua,” paparnya, Rabu (2/12).

Namun, proyek tersebut tak menandakan bahwa bangunan tersebut telah layak untuk digunakan. Sebab masih ada proses serah terima dari kementerian sebagai bentuk kepemilikan yang sah. Bohari menyebutkan jika pelaksanaan ini direncanakan terlaksana pada 2021 bersama dengan proses pelengkapan dan pengisian fasilitas penunjang.

Pembangunan infrastruktur di Unmul terus berjalan menapaki perkembangannnya dari tahun ke tahun. Bohari menerangkan, tiap tahunnya akan selalu ada pembangunan dan hal ini tak akan berhenti demi menunjang fasilitas civitas academica. Pihaknya bahkan telah mengajukan proposal untuk kampus-kampus di luar wilayah Gunung Kelua bersama dengan masterplan dan sedang menunggu kucuran dana.

“Selalu ada (pembangunan), gak ada habisnya. Kita sudah mengajukan proposalnya. Yang belum disetujui itu banyak, termasuk Flores dan Banggeris. Sekarang kan tinggal cari dananya. Untuk sebagian masih dipending, karena harus selesai ini dulu,” sebut Bohari.

Bohari mengungkapkan, terdapat kampus di luar Samarinda yang masih dalam tahap pembangunan berada di daerah Teluk Dalam, Kutai Kartanegara yang digunakan sebagai kampus pertanian. Pembangunan tersebut telah dijalankan sejak lama, di antaranya dengan pembangunan Greenhouse, inkubator bisnis, produk-produk hingga kebun pertanian yang berbentuk lapangan.

“Tahu nda, ada kampus di Teluk Dalam? Nah, itu kampus pertanian di kukar, untuk pembangunannya ini sudah lama, disitu ada greenhouse, inkubator bisnis, produk produk, kebun pertanian atau kebun percobaan. Jadi dia bentuk lapangan,” ungkapnya.

Pembangunan Kampus Luar Gunung Kelua

Berbanding terbalik dengan gemparnya pembangunan di Kampus Gunung Kelua, beragam fasilitas perkuliahan yang berada di kampus lain rupanya tak berjalan. Bahkan harus dihentikan karena beberapa kendala. Timpangnya pembangunan di Fakultas Ilmu Budaya (FIB) menjadi salah satu contoh. Sempat diwawancarai Sketsa pada Senin (30/11) lalu, Dekan FIB yakni Masrur mengungkapkan jika sejak lama belum ada pembangunan di wilayah Kampus Flores karena bangunan kampus merupakan bekas rektorat pertama. “FIB belum pernah ada pembangunan, karena kampusnya menempati bangunan lama,” sahutnya.

Ketika disinggung mengenai pembangunan penunjang fasilitas kuliah, ia menyebut jika hal tersebut memang mereka perlukan. Terutama dengan lokasi yang cukup strategis, FIB cocok untuk dijadikan business center Unmul. “Perlu (pembangunan), tetapi untuk Kampus Flores sangat cocok kalau dijadikan business center Unmul. Seperti universitas lain yang memiliki usaha bisnis,” sebut Masrur.

Saat Sketsa mengonfirmasi perihal ini kepada Bohari, pihaknya mengatakan jika sebenarnya semua perencanaan pembangunan kembali kepada kesanggupan fakultas. Apakah dana yang dimiliki cukup atau tidak. Ia menjelaskan, berbagai proyek dibangun oleh pihak universitas atau pihak fakultas. Adapun pembangunan tersebut membutuhkan berbagai tahapan dan perizinan.

“Tidak ada istilah di-stop. Asal ada uang, kita bangun. Biasanya bertahap. Tahun depan sambung lagi, tahun depan lagi. Tapi kalo di FIB, itu bukan di (tingkat) universitas, itu fakultasnya” tegas Bohari.

Ketimpangan yang sama juga terjadi di Kampus Pahlawan, tepatnya di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Rupanya pembangunan di kampus ini belum bisa direalisasikan sebab tidak adanya sertifikasi dan harus menunggu persetujuan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim.

“Untuk Pahlawan, belum bisa (dilakukan pembangunan) karena sertifikatnya belum ada. Kita masih Pemprov, belum diminta di Pemprov, belum dikasih dan harus nunggu dari Pemprov. Harus diserahkan dulu dari Pemprov (terkait) penyerahan serah terima kalo Pahlawan” tuturnya.

Selama ini, pembicaraan mengenai pembangunan di lingkungan Unmul memang terlihat belum merata. Muncul persepsi bahwa pembangunan sarana dan prasarana hanya fokus pada Kampus Gunung Kelua, tanpa memikirkan nasib kampus lain yang lokasinya berjauhan dari kampus utama.

Menanggapi keadaan ini, ia membeberkan jika pihaknya mengharapkan semua pembangunan dapat dilakukan merata. Sayangnya, kendala keuangan masih menjadi penghalang sehingga pihak rektorat mengutamakan pembangunan pada gedung-gedung yang sempat terhambat atau mangkrak.

“Kita mau semuanya rata, tapi dananya belum ada. Kebetulan dapat yang ini (IsDB), selesaikan ini dulu. Prioritas kedua itu yang gedung-gedung mangkrak yang kita mau selesaikan. Kan ada gedung yang belum jadi tuh, banyak kan? Nah, itu dulu yang mau kami selesaikan,” tutupnya. (fzn/eng/bey/len)



Kolom Komentar

Share this article