Berita Kampus

Inovasi Air Siap Minum dengan Water Treatment Plant Unmul

Water Treatment Plant Unmul, siap distribusikan air minum melalui fasilitas publik kampus.

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sumber Gambar: Twitter Unmul

SKETSA - Tahukah kamu, jika Unmul kini memiliki sistem pengolahan air siap minum sendiri? Melalui hibah dana Islamic Development Bank (IsDB), Water Treatment Plant (WTP) dibangun untuk memenuhi kebutuhan civitas academica akan air bersih. Bangunan ini sendiri terletak di sekitar Fakultas Pertanian (Faperta) Unmul.

Diwawancarai oleh Sketsa pada Kamis (29/4), Bohari Yusuf selaku Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat mengaku jika latar belakang dibangunnya fasilitas ini adalah kurangnya kebersihan air di lingkungan universitas.

"Karena di Unmul, sekian puluh tahun airnya nggak pernah bersih. Itu aja dasarnya, karena kita memang membutuhkan. Jadi supaya gedung di kampus mendapat pemasukan air bersih," ucapnya.

Memakan waktu pembangunan kurang lebih selama setahun, Bohari menjelaskan jika gedung tersebut dilengkapi dengan laboratorium. Dalam pengolahan air tersebut, ia menyebut secara keseluruhan dilakukan dengan metode komputerisasi.

"Jadi prosesnya sesuai standar air minum. Bahkan bisa langsung diminum. Prosesnya mencakup beberapa langkah, terdapat pula penambahan chemical ingredients," sebut Bohari.

Karena terbilang masih baru, WTP sendiri masih berada pada tahap pemeliharaan sehingga pengeluaran dana per bulan untuk produksi air belum dapat ditentukan.

"Ini karena baru, masih dalam pemeliharaan oleh kontraktor. Yang jelas, diperlukan maintenance, diperlukan chemical-nya per bulan berapa masih dihitung."

"Sebenarnya pendanaan ini ditujukan untuk 7 gedung baru di Unmul, namun kami berinisiatif untuk membangun WTP yang dapat mengaliri seluruh kampus," lanjutnya.

Meski dapat didistribusikan pada area publik kampus, produksi air pada WTP tidak digunakan untuk produk berbasis air minum milik Unmul seperti Amula.

Dengan adanya inovasi pembangunan ini, Bohari berharap agar civitas academica dapat merawat dan turut menjaga keberlangsungan fasilitas ini bersama-sama.

Tanggapan Mahasiswa

Pembangunan yang dilakukan saat pandemi, tentunya kurang mendapat perhatian dari mahasiswa. Adanya pembelajaran jarak jauh selama setahun terakhir membuat WTP terdengar asing bagi sebagian mahasiswa.

Seperti Lela Vitaloka, mahasiswa Psikologi 2019 ini. Sebelumnya, ia tak mengetahui jika fasilitas tersebut adalah baru dan tidak pernah mendengar sama sekali mengenai WTP.

"Saya (baru) tahu tentang proyek ini pada saat mengantar proposal organisasi. Karena kebetulan ada acara kegiatan secara online, jadi proposal diantar offline. Pas lewat depan situ (Faperta) baru tahu kalau ada proyek ini. Jadi saya sempat bingung gitu, lalu nanya ke teman," ceritanya kepada Sketsa, Kamis (29/4).

Lain lagi dengan Achmad Rifani, mahasiswa Agroekoteknologi 2017 yang mengaku telah mengetahui pembangunan ini sebelumnya. Tetapi, sebelumnya ia pernah keliru tentang proyek hibah IsDB tersebut

“Awalnya, saya mengira ini merupakan proyek dari Faperta karena terletak di dekat fakultas tersebut,” tuturnya, Kamis (29/4).

Bagaimana pun, pembangunan tersebut merupakan dilakukan demi kenyamanan civitas academica Unmul. Keduanya berharap, WTP dapat menjadi fasilitas yang mendukung inovasi lainnya serta membawa perubahan pada lingkungan.

"Bagus banget proyek ini, kita bisa dapat air minum di beberapa titik di Unmul. Ini pun bisa dijadikan sebagai ajakan untuk mengurangi sampah plastik," kata Achmad.

"Dengan adanya WTP ini, Unmul sudah membantu kita sebagai mahasiswa. Ini juga sebuah terobosan baru, kampus kita gak kalah sama kampus yang ada di luar, seperti Jawa, walaupun secara bertahap," tukas Lela. (jla/krz/san/len)



Kolom Komentar

Share this article