Berita Kampus

Guru, Tidak Boleh Gaptek

Hari Guru, 25 November tepat kelahiran PGRI. (Sumber gambar: www.getscoop.com)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA – Guru siapa yang tak kenal jasanya? Sebagai bentuk penghormatan terhadap jasa pendidik bangsa ini, 25 November dipilih sebagai Hari Guru. Tanggal itu juga bertepatan lahirnya organisasi guru, yakni Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Hari khusus guru ini, mengindikasikan kesejahteraan juga kemajuan guru mengamalkan ilmunya.

Muhammad Amir ditemui Sketsa, Rabu (23/11) lalu mengatakan, yang terpenting ialah menjadikan suatu refleksi tentang yang sudah ia berikan untuk bangsa. Sebab, sudah semestinya guru mengalami perubahan mendasar dari tahun ke tahun.

 “Maju atau tidaknya suatu bangsa dapat dilihat dari guru, karena dialah yang mencetak generasi baru nantinya,” ujar Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) itu.

Guru pun dituntut agar melek teknologi di masa depan. Terlebih pada era teknologi yang semakin canggih. “Penguasaan teknologi anak-anak sekarang cukup bagus. Jangan sampai mereka yang mengajari gurunya, kan terbalik dong,” terangnya.

Evaluasi atas kemampuan diri harus senantiasa dilakukan, agar guru mampu mengikuti kemajuan zaman dan menemukan metode-metode belajar yang baru.

Tak jauh berbeda, Susilo menjelaskan wajah guru di masa depan ialah guru yang bisa menggabungkan teknologi, akhlak, dan humanistik sehingga tidak kaku dalam menghadapi perkembangan zaman.

“Ke depan ini kan ada analisis dari peneliti ekonomi dari Australi, bahwa anak usia dini sekarang itu 60% masih belum teridentifikasi. Artinya, akan ada pekerjaan baru nantinya,” kata Ketua Lembaga Penelitian dan Pengembangan kepada Masyarakat (LP2M) Unmul itu.

Di ruangannya, Susilo menambahkan, ada hal-hal baru yang harus diketahui oleh guru dalam mengajar untuk menyiapkan anak didiknya. Sebab, belum tentu pekerjaan yang ada saat ini akan ada di masa depan.

Kepada calon guru, Susilo menyarankan untuk mengikuti kurikulum yang telah dirancang oleh para dosen FKIP. Selain berperan aktif di kampus, calon guru juga harus memiliki keahlian lain. (bru/ajy/jdj)






Kolom Komentar

Share this article