Berita Kampus

Guna Cegah Kecelakaan, Sejumlah Titik Rawan Unmul Diberi Pembatas Jalan

Penghalang jalan guna cegah kecelakaan ternyata menghambat lalu lintas

Sumber Gambar: Nabila/Sketsa

SKETSASkema arus lalu lintas Unmul mengalami perubahan di sejumlah titik. Perubahan tersebut terjadi di jalur keluar FEB dan jalur masuk FT di sebelah GOR 27 sejak beberapa waktu lalu. Adanya road barrier atau pembatas jalan tersebut bertujuan menertibkan jalur dua arah.

Penanggung Jawab (PJ) Regu 3 Noor Rohim mengatakan, dibaginya dua lajur pada jalur keluar serta sebagai pintu masuk dari FEB, guna mengantisipasi pengendara terhindar dari kecelakaan. Selain itu, pembagian jalur yang jelas juga dapat membantu mengurangi kemacetan.

Lebih lanjut, Rohim menjelaskan, dipasangnya pemisah pada belokan dengan dilengkapi rambu-rambu lajur, menjadi perhatian untuk pengendara mahasiswa sehingga pengendara lebih mengurangi kecepatan.

“Kita rekayasa jadi berbagi begini, supaya yang (keluar dari fakultas) Ekonomi itu dia ambil jalur yang sebelah sini (tidak mengambil lajur kendaraan lain),” ujarnya saat diwawancarai pada Senin (21/10) lalu.

Pemasangan pembatas jalan atau road barrier dianggap sebagai solusi terbaik saat ini dalam mengatur arus lalu lintas. Hal ini dilakukan atas pertimbangan koordinasi yang melibatkan pihak pimpinan FEB terkait permasalahan konstruksi lalu lintas.

“Nah, pintu keluar (Fakultas) Ekonominya itu kan di sana itu. Jadi otomatis yang keluar yang mau langsung ke sini (arah Gedung Rektorat), tentu terbentur yang dari sini (arah FISIP).” jelasnya sambil menunjuk jalan-jalan tersebut.

Selain itu, Rohim juga berharap, ke depannya ada pemasangan portal otomatis sehingga dapat terlihat modern sejalan dengan predikat kampus yang dipandang sebagai kampus terbaik.

“Seperti di kampus-kampus lain itu kan dia pakai portal otomatis itu,” pungkasnya.

Kepada Sketsa, salah satu mahasiswa FISIP Unmul Muhammad Haris Fadillah mengungkap, beberapa kali hampir terjadi kecelakaan sebab mahasiswa yang belok tanpa menyalakan lampu seinnya. Dengan adanya pemisah jalan tersebut, menurut Haris, dapat memudahkan akses keluar masuk mahasiswa FEB maupun pengendara lainnya. 

Akan tetapi, Haris juga merasakan dampak negatif dari adanya pemasangan pembatas tersebut. 

“Jujur sih kayaknya lebih macet ya, karena kan biasanya kalau jam pulang tuh banyak orang, jadi kayak nunggu mereka harus lewat jalur yang balik itu untuk pulang,” paparnya saat dijumpai Sketsa, Selasa (22/10) lalu.

Haris menjelaskan bahwa banyak mahasiswa FEB yang keluar masuk kampus secara bersamaan, sehingga pembagian lajur baru justru membuat kendaraan saling menunggu.

“Cuma mungkin lebih harapan sama mahasiswanya aja supaya lebih tertib aja gitu. Enggak main serobotan, kalau mau belok tuh (menyalakan) riting (lampu sein), saling menghormati aja antar pengguna kendaraan.” (emf/mlt/rdp/ali)




Kolom Komentar

Share this article