Berita Kampus

Golput Tinggi, DPM KM Unmul Serang Balik DPM Fakultas

Proses pemungutan suara dalam Pemira memang telah usai Selasa (25/10) kemarin.

SKETSA – Proses pemungutan suara dalam Pemira memang telah usai Selasa (25/10) kemarin. Namun, torehan angka partisipasi yang jauh dari harapan penyelenggara, hingga kini masih perih dalam ingatan. Tamparan keras itu akhirnya ditanggapi Abdul Rahman, Ketua DPM KM Unmul. Mahasiswa FEB itu menyebut, gelaran Pemira tahun ini sebenarnya tidak terlalu buruk. Di balik merosotnya angka partisipasi secara keseluruhan, masih ada hal yang baginya patut disyukuri.

“Angka pemilih di FEB dan FKIP memang merosot. Tahun sebelumnya dua kampus itu bisa menyumbang seribu lebih suara. Sayangnya, tahun ini hanya 800-an. Tapi, kalau kita lihat dari kampus-kampus lainnya, jumlah pemilih sebenarnya meningkat. Biasanya rata-rata hanya 70-80 suara, tapi tahun ini paling sedikit 100 suara. Ini kemajuan,” ucap Rahman.

Perihal merosotnya angka pemilih tahun ini, dikatakan Rahman bukan tanpa alasan. Sedang berlangsungnya masa ujian dan minggu tenang di beberapa kampus, ternyata turut andil dalam fenomena menurunnya angka suara. Tak hanya itu, Rahman juga menuding kampanye dari dua pasangan calon belum maksimal. Bagi Rahman, kampanye adalah kunci. Menurutnya, dua pasangan calon mestinya masuk ke tiap kelas untuk mempublikasikan kegiatan Pemira.

Lebih lanjut, upaya DPM KM Unmul tahun ini diungkap Rahman telah maksimal dengan banyak melakukan sederet inovasi. Mulai adanya open recruitment panitia Pemira, hingga pemasangan iklan berbayar yang mendulang tiga ribu penyuka. Meski begitu, Rahman menyayangkan masih banyaknya oknum tak bertanggung jawab yang mengganggu upaya itu.

“Tahun ini untuk pertama kalinya Pemira buka open recruitment untuk panitia. Sebelumnya ‘kan hanya delegasi lembaga. Kami lihat maba (mahasiswa baru) sangat antusias mengikuti pendaftaran itu. Karenanya, kami optimis mampu meraup 10 ribu suara tahun ini. Kami juga pasang iklan. Tapi, ya tetap saja banyak oknum yang tidak suka, ” ucapnya.

Sejumlah oknum disebutnya secara gencar terang-terangan mengajak mahasiswa untuk golput. Itu diketahuinya dari laman Facebook salah satu oknum. Tak tinggal diam, Rahman lantas melaporkan oknum tersebut kepada pihak fakultas tempat oknum berkuliah. Sayangnya, ketika hendak dilakukan pertemuan, oknum tersebut malah memilih mangkir.

Sejumlah faktor pemicu meroketnya angka golput tersebut, nyatanya masih ditambah dengan fenomena DPM fakultas yang tidak kooperatif. Menanggapi keluhan minimnya publikasi dari penyelenggara Pemira di kampus Unmul yang berada di luar Gunung Kelua (GK), Rahman tak terima jika pihaknya dijadikan kambing hitam atau pelaku tunggal. Bagi dia, hal itu juga jadi tanggung jawab DPM fakultas lembaga yang bersangkutan.

“DPM fakultas lah yang tahu kondisi kampusnya. Bahkan, ada salah satu DPM fakultas di luar kampus GK yang sangat tak acuh dengan kami. Enggak heran dari sana jadi banyak yang golput. Jangan kami (DPM KM Unmul, Red.) terus yang disalahkan,” ujarnya. (aml/im)



Kolom Komentar

Share this article