Berita Kampus

FKIP Berbenah, Soal Anggaran hingga Infrastruktur

Gedung baru dengan tiga lantai yang menjadi salah satu fasilitas untuk Prodi Penjaskesrek. (Foto: Mayang Sari)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA - Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) belajar dari tahun sebelumnya dalam pengelolaan Rancangan Anggaran Biaya (RAB). Tentunya hal ini dimaksudkan agar tepat guna dalam proses penyerapannya. Terlebih FKIP menjadi salah satu fakultas yang memiliki mahasiswa terbanyak. Harapannya penyerapan anggaran di tiga kampus FKIP bisa seimbang. Begitu juga dengan fasilitas yang menjadi prioritas utama dari masing-masing prodi, dapat mengajukan penganggaran primer terlebih dahulu.

Perihal pembahasan RAB 2019, digelar pertemuan antara jajaran FKIP dengan Wakil Rektor IV, juga dihadiri oleh Ketua Satuan Pengawas Internal (SPI) Unmul. Dilaksanakan pada 16 hingga 18 Desember di Balikpapan, pertemuan tersebut bertujuan untuk membahas cara untuk meninimalisir penyalahgunaan anggaran seperti tahun-tahun sebelumnya.

Disampaikan Amir, kini FKIP tidak lagi menggunakan sistem dari atas ke bawah, melainkan mendengar dari bawah kemudian di presentasikan ke masing-masing unit di atas. Mulai dari semua kepala lab, prodi, hingga jurusan menyampaikan tentang apa saja yang akan dilakukan dan menjadi skala prioritas untuk pengembangan fakultas ke depan.

“Kita sekarang sedang bottom to up bukan lagi top to down, jadi semuanya diusulkan oleh masing-masing unit. Berdasarkan dengan kebutuhan masing-masing unit dan kesanggupan fakultas, tapi itu berlaku 2019, kalau 2018 masih fakultas yang ambil alih,” terang Amir.

Ia menilai adanya faktor penghambat seperti masalah daya serap fakultas yang mengalami banyak pergeseran, menjadi alasan utama perubahan mekanisme pengelolaan yang tadinya dikontrol dari atas ke bawah.  Kendala lainnya ialah karena faktor kebutuhan salah satu prodi yang lebih tinggi.

“Nah atas dasar itu, kita coba ubah. kalau itu tetap terus dilakukan kita terlihat tidak professional. Kalau kita berangkat dari bawah ke atas ya mungkin ada pergeseran nanti, tetapi tidak begitu banyak dibandingkan dengan dari atas ke bawah,” ucap orang nomor satu di FKIP ini.

Berbicara soal Penjaskesrek, Amir mengakui bahwa terjadi ketimpangan kemampuan  fakultas  yang masih jauh dari yang diharapkan. Untuk itu, ia mengimbau agar prodi dapat mengusulkan kebutuhan yang menjadi skala prioritas.

“Kita coba berikan anggaran. Kalau memang itu harus jalan dan tidak bisa dihindari, ya harus melakukan suatu rekayasa (alternatif) dalam hal duplikasi,” katanya.

Praktik yang seharusnya dilengkapi dengan alat pendukung diakui masih terkendala dana. Ini yang membuat pengajar memutar otak, memilih untuk mencari alternatif lain. Hal ini dilakukan demi tetap berjalannya proses praktik.  Meski diakui Amir, fakultas tetap memberikan sesuai dengan kemampuan.

Disampaikan oleh Amir, kini FKIP tak lagi mengejar kuantitas, namun membangun dari segi kualitas. Selain itu, kini infrastruktur berupaya untuk dimaksimalkan. Tak lain ini diupayakan demi tercapainya output yang baik.

Bicara soal prasarana, Amir menanggapi perihal gedung baru yang berdiri di samping masjid FKIP sejak 2016. Untuk informasi, gedung biru bertingkat tiga itu diperuntukkan untuk seluruh sivitas akademika. Tidak seperti anggapan lain yang menyatakan bahwa gedung ini milik Penjaskesrek. Meskipun, lantai satu ditempati sebagai Laboratorium Penjaskesrek dan lantai tiga digunakan sebagai tempat berkegiatan Penjaskesrek ini.

Gedung baru lantai tiga itu, disampaikan Amir, merupakan milik semua. Namun saat ini, lantai satu telah dimanfaatkan sebagai perpustakaan fakultas dan lab untuk Penjaskesrek. Sedang di lantai dua digunakan untuk prodi. Ini merupakan semata-mata keputusan Amir berdasarkan skala prioritas. Tanpa ada maksud mengistimewakan, melainkan berdasarkan kebutuhan. 

“Bagaimana caranya itu bisa berjalan, ya tergantung kebijakan fakultas. Sambil juga membantu universitas, supaya aset-aset olahraga yang ada di Unmul bisa diperkenankan untuk dipergunakan,” tandasnya. (myg/adl)



Kolom Komentar

Share this article