Berita Kampus

Dua Prodi FKIP Unmul Kantongi Akreditasi Unggul LAMDIK

Menilik upaya Prodi PGSD dan Pendidikan Masyarakat dalam torehan Akreditasi Unggul

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Foto: Google Street View

SKETSA — Program Studi (Prodi) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) dan Pendidikan Masyarakat FKIP Unmul sukses raih Akreditasi Unggul oleh Lembaga Akreditasi Mandiri Kependidikan (LAMDIK). Dilansir dari laman lamdik.or.id, Akreditasi Unggul merupakan peringkat akreditasi paling tinggi yang dilakukan oleh lembaga tersebut. Adapun Penetapan akreditasi ini diatur dalam Keputusan LAMDIK dengan No. SK 774/SK/LAMDIK/AK/S/XI/2022 dan No. SK 759/SK/LAMDIK/AK/S/XI/2022.

Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut, Sketsa menemui Mohammad Ilyas selaku Koordinator Program Studi (Koprodi) PGSD di Kampus FKIP Banggeris. Kepada Sketsa, Ilyas mengungkap bahwa terdapat upaya kebersamaan dan kekeluargaan yang dijalin oleh sivitas akademika Prodi PGSD dalam mencapai torehan prestasi tersebut. Bahkan, ia membeberkan bahwa ada dosen dan mahasiswa yang rela bermalam untuk menyiapkan pencapaian ini.

“Kita perlu saling melengkapi dan saling menunjang antara satu sama lain. Dasarnya ada pada kebersamaan, lalu solidaritas antara mahasiswa dengan sivitas akademika menjadi sangat penting. Kira-kira itu yang perlu diciptakan, Insya Allah hasilnya bisa maksimal,” tuturnya saat diwawancarai pada Selasa (6/12) lalu.

Ihwal manfaat yang didapat melalui perolehan Akreditasi Unggul ini, Ilyas menyebut bahwa hal itu akan mempermudah Prodi PGSD dalam melakukan branding. Hasilnya, akan ada lebih banyak alumni yang tenaga kerjanya terserap berangkat dari predikat akreditasi tersebut.

Menyoal pemberian bantuan dari fakultas untuk memfasilitasi Prodi PGSD dalam melakukan upaya pencapaian Akreditasi Unggul, dirinya mengungkap bahwa bantuan dana menjadi aspek yang diperlukan dalam membangun fasilitas dan Sumber Daya Manusia (SDM).

“Kita (Prodi PGSD), kan, sebenarnya perlu dana untuk ke depannya. Apabila dananya cukup, maka penelitian dan sosialisasi hasil penelitian melalui masyarakat juga semakin bagus, semakin banyak yang bisa kita sosialisasikan.”

Lebih lanjut Ilyas turut menyinggung apabila potensi yang dimiliki Prodi PGSD dimaksimalkan berdasarkan indikator peminat dan kebutuhan, Prodi tersebut seyogianya dapat menampung delapan hingga sembilan kelas per tahunnya. Namun sayangnya, hal ini belum dapat terealisasi sebab faktor dosen dan fasilitas ruang kelas yang belum memadai.

“Sarana juga diperlukan. Kemudian, tambah dosennya dulu baru tambahkan kelas perkuliahan,” tutur Ilyas.

Salah satu dosen PGSD yang namanya enggan disebutkan turut memberikan tanggapannya atas perolehan akreditasi ini. Ia pun membenarkan perkataan Ilyas mengenai pentingnya kolaborasi dan kekeluargaan antara berbagai pihak.

“Betul yang dikatakan Pak Ilyas. Bahwa kerja sama antara dosen dan berbagai pihak termasuk mahasiswa, alumni, dan stakeholder yang dalam hal ini pengguna alumni merupakan hal yang paling penting menurut saya,” tuturnya saat ditemui Sketsa di Kampus FKIP Banggeris pada Selasa (6/12) lalu.

Mengenai berkas yang disiapkan oleh Prodi PGSD dalam mencapai Akreditasi Unggul LAMDIK, dirinya mengungkap bahwa tidak terdapat masalah di dalamnya.

“Untuk berkas tidak ada masalah. Memang tidak sempurna di semua poin. Meskipun tidak tinggi banget (poin), tetapi memenuhi kriteria unggul. Artinya berdasarkan hasil tersebut Prodi akan menindaklanjuti poin yang belum maksimal untuk nanti kita tingkatkan dan yang sudah bagus bisa dipertahankan,” imbuhnya.

Beralih ke Mustangin selaku Koprodi Pendidikan Masyarakat, dirinya mengaku bahwa terdapat banyak kontribusi yang diberikan oleh berbagai pihak dalam mendukung Prodi tersebut untuk mencapai Akreditasi Unggul. Mulai dari fakultas, dekan, wakil dekan, tim Gugus Jaminan Mutu Fakultas (GJMF), hingga mahasiswa yang hampir setiap hari membantu persiapan akreditasi sampai malam hari.

“Akreditasi Prodi ini berhasil karena ada sinergi antara fakultas, Prodi, dosen, mahasiswa, alumni, sampai pengguna alumni yang turut menyukseskan akreditasi ini,” ucapnya saat diwawancarai oleh Sketsa pada Rabu (7/12) lalu.

Adapun sebelumnya akreditasi Prodi Pendidikan Masyarakat berada di bawah Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT), tetapi mulai tahun ini berada di naungan LAMDIK. “Untuk akreditasi tahun ini merupakan peralihan ke LAMDIK.”

Mustangin turut mengungkap bahwa FKIP memberikan dukungan yang luar biasa melalui pendanaan dengan menanggung seluruh biaya pendaftaran LAMDIK. “Pokoknya FKIP terbaik untuk peningkatan akreditasi, terutama Prodi Pendidikan Masyarakat.”

Berbeda dengan Prodi PGSD yang memiliki kendala di pendanaan, Mustangin menyatakan bahwa kendala dari persiapan akreditasi ini terletak pada faktor dosen. Sebab tak banyak dosen homebase di Prodi Pendidikan Masyarakat, yang mengharuskan banyak mengandalkan dosen dari luar.

“Kendala kami di dosennya. Kadang ada dananya tapi malah enggak dimaksimalkan. Namun, saya sudah berusaha untuk mendorong dosen kami dalam memaksimalkan pendanaan yang ada,” terangnya.

Adapun dirinya memaknai perolehan Akreditasi Unggul ini sebagai semangat positif untuk selalu berbenah. Menurutnya, adanya penilaian unggul ini menjadikan Prodi untuk lebih berusaha dan bertanggung jawab atas pencapaian tersebut.

“Artinya Akreditasi Unggul menjadi pacuan untuk selalu unggul dalam berbagai hal baik. Mulai dari dosen, mahasiswa, staf, dan alumni yang tidak dipisahkan. Kemudian, dengan akreditasi ini Prodi kami jadi lebih percaya diri untuk mengenalkan diri,” tutupnya. (ahn/mar/ems)




Kolom Komentar

Share this article