Berita Kampus

Di Balik Absennya Tiga BEM Fakultas dalam Konsolidasi BEM se-Unmul

Diskusi dan konsolidasi pimpinan BEM se-Unmul di Ruang Chairil Anwar, FIB. (Foto: Faqihendry)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA  - Sebagaimana diketahui, Sabtu 8 April kemarin, BEM KM Unmul menggelar diskusi dan konsolidasi pimpinan BEM se-Unmul di Ruang Chairil Anwar, FIB. Sayangnya, tak semua perwakilan BEM fakultas hadir. BEM FISIP, BEM FT, dan BEM FPIK adalah tiga yang absen.

(Baca, https://sketsaunmul.co/berita-kampus/konsolidasi-bem-se-unmul-seragamkan-gerak-satukan-persepsi/baca)

Ketiganya kompak mengatakan kala itu memiliki agenda lain di waktu yang bertepatan dengan pelaksanaan diskusi dan konsolidasi tersebut.

"Waktu itu kami memang sedang ada kesibukan yang tidak bisa ditinggalkan. Anggota BEM FISIP hanya bisa dihitung jari juga membuat kami tidak bisa membagi siapa yang pergi ke undangan BEM KM itu," ujar Richardo Ricard, Wakil Presiden BEM FISIP.

Senada dengan Richardo, Ketua BEM FT Yoga Pratama Khatulistiwa pun sama. Ia mengaku sudah konfirmasi kepada Sukmawati, Menteri Kolaborasi Mahasiswa BEM KM Unmul perihal ketidakhadiran BEM FT di pertemuan kedua karena ada kegiatan lain yang lokasinya jauh dari Samarinda. Hal itu ia sampaikan saat pertemuan perdana konsolidasi dan diskusi pimpinan BEM se-Unmul di Rektorat Unmul, Minggu, (1/4).

Karena kalah suara, pertemuan kedua tetap dilangsungkan tanpa kehadiran BEM FT. "Pertemuannya itu bersamaan sama agenda perekrutan BEM FT yang posisinya ke arah Balikpapan. Enggak ada yang bisa mewakili untuk hadir di FIB," sergah Yoga.

Sementara itu, alasan absennya BEM FPIK dikatakan Ketua BEM FPIK Mohammad Alif Syahrizan, dikarenakan saat itu ia tengah mengikuti aksi serentak Himpunan Mahasiswa Perikanan Indonesia untuk memperingati Hari Nelayan Nasional di Jakarta.

“Kebetulan ada undangan delegasinya untuk menghadiri aksi tersebut, dan saya mewakili perikanan Unmul,” terangnya saat ditemui Jumat (20/4) kemarin.

Sementara bersamaan dengan hari itu juga, wakilnya tidak dapat diturunkan sebab memiliki jadwal praktium. Namun, Alif mengatakan telah menyampaikan permohonan maaf dan izin kepada pihak BEM KM Unmul sebab tidak dapat menghadiri pertemuan tersebut.

Sikap Mengambang Ketiga Fakultas 

Baik BEM FISIP maupun BEM FT, rupanya tak hanya dikenal sama-sama kerap kontra dengan BEM KM Unmul. Keduanya pun sama-sama belum bisa memastikan sikap soal bergabung atau tidak dalam Jaringan Advokasi Mulawarman (Jarvo) dan Garuda Mulawarman (Garmul). Alasannya kompak, harus berkoordinasi dulu di internal.

"Kami juga harus koordinasi di internal, di forum MPM (Majelis Perwakilan Mahasiswa) seperti apa. Agar nanti ketika kami mengambil keputusan itu tidak hanya dari BEM, tapi seluruh mahasiswa FISIP," ucap Richardo.

Lebih lanjut, Richardo mengatakan perbedaan kebutuhan tiap fakultas hingga jurang pemikiran yang terjal antara BEM FISIP dengan BEM KM Unmul menjadi faktor bergabung harus dipertimbangkan.

Mahasiswa prodi Administrasi Negara itu mencontohkan BEM KM Unmul yang melibatkan militer saat ajang penerimaan mahasiswa baru dua tahun terakhir. Dan itu dirasanya bertentangan dengan yang dipahami BEM FISIP bahkan sumpah mahasiswa.

"Nah ketika gabung, otomatis kita dianggap menyetujui itu. Jangan sampai aliansi ini tidak sejalan dengan kita. Kita patut waspada," ucapnya.

Yoga juga sama. Namun, menurutnya, selain masih harus berkoordinasi dalam forum Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) FT, ia menganggap BEM FT tak bisa terikat dalam satu aliansi tertentu.

"Kami juga tidak mau terikat, karena kalau terikat di aliansi artinya kan harus ikut terus-terusan. Nah, itu yang tidak bisa kami janjikan," tegasnya.

Bagi Yoga, tujuan setiap BEM fakultas dan BEM KM Unmul harus selaras demi menghindari perpecahan di kemudian hari saat memutuskan satu payung aliansi. Kendati demikian, ia mengaku tak menutup diri.

"Saya enggak tahu ya ini dinamakan konsisten atau enggak. Tapi, kalau memang ada hal yang secara bersama kita suarakan, ya kenapa enggak," tukasnya.

Tidak jauh berbeda dengan BEM FISIP dan BEM FT, BEM FPIK mengaku masih harus mempertimbangkan terkait isu yang akan diangkat nantinya di internal. Mereka memilih untuk mengkaji dan menyamakan persepsi terlebih dahulu dengan pemahaman BEM FKIP terkait urgensi mengangkat isu tersebut. Namun, Alif menyatakan pihaknya siap menghadiri jika ada undangan pembahasan atau diskusi.

“Bukan saya anti terhadap BEM KM dan pergerakannya, tetapi saya melihat dulu. Ketika ada isu yang mau diangkat atau diaspirasikan, kami kaji dulu. Kalau menurut kami sesuai, maka kami siap mengawal,” terangnya.

Ia menilai memang perlu adanya pertemuan semacam konsolidasi tersebut tersebut menjadi sebuah wadah penyatuan pemikiran agar nantinya tercipta satu pemikiran.

“Saya harapkan memang seperti itu. Nanti muaranya akan menemukan titik tengah dari permasalahan kenapa sering bertentangan dengan BEM fakultas,” ujarnya. (aml/adl/els)



Kolom Komentar

Share this article