Berita Kampus

Dekan FISIP: Siapa yang Bilang Mahasiswa Kurang Mampu Tidak Boleh Kuliah?

Muhammad Noor, Dekan FISIP Unmul

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA – Berita terkait validator yang dikatakan mengusir maba FISIP karena tidak mampu membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT) menjadi viral. Keresahan dan tanda tanya besar tidak hanya datang dari mahasiswa Unmul, melainkan juga dari masyarakat Samarinda secara umum. Menanggapi hal tersebut, Dekan FISIP angkat bicara.

Mohammad Noor, saat ditemui di ruangannya pada Senin (5/9) lalu mengatakan bahwa tragedi pengusiran tersebut tidak benar. Ia menambahkan, hal itu hanya kesalahpahaman saja. “Saat itu memang banyak sekali maba yang datang untuk validasi. Jadi tim validator menyarankan untuk menyingkir sebentar dan kalau mau minta keringanan bisa menghadap ke dekan. Validator tidak berhak untuk menentukan besaran UKT,” jelasnya.

Penggolongan UKT untuk mahasiswa tergantung pada form yang diisi dan sudah berstandar nasional. Agar sesuai dengan kemampuan ekonomi setiap mahasiswa, perlu pemahaman yang baik untuk mengisinya. Jika ada maba yang tidak mengerti akan dibantu oleh validator. Kurangnya pemahaman maba dalam menginput data atau mengisi form UKT dikatakan menjadi faktor utama.

“Biaya UKT di FISIP Unmul termasuk paling murah, jika dibandingkan dengan universitas lain yang bisa mencapai tujuh juta,” ucapnya. Ia menambahkan, UKT sepenuhnya digunakan untuk pembiayaan operasional dalam proses belajar mengajar

Dilanjutkan, besaran golongan UKT sesuai dengan pengisian borang pendaftaran. Untuk selanjutnya divalidasi dengan mengecek kelengkapan berkas calon maba. "Kalau ada yang bilang UKT mahal karena membayar tunjangan dosen jelas salah sekali itu. UKT larinya untuk fasilitas mahasiswa," tegas Noor.

"Lagipula, calon maba jalur mandiri sudah diimbau jika besaran UKT mereka akan sedikit lebih mahal," sambung Noor. Disebutkannya, hal itu karena calon maba seleksi mandiri masuk dalam kategori bina lingkungan.

Dirinya juga menegaskan bahwa sistem UKT adalah subsidi silang. Sehingga tak dibenarkan istilah bahwa yang miskin tak boleh kuliah."Kalau memang UKT dirasa mahal, menghadap ke saya, dicek apakah benar kurang mampu, maka bisa saya turunkan," tutupnya. (bru/e2)



Kolom Komentar

Share this article