Dampak Efisiensi Anggaran, Perpus Unmul Kini Hanya Buka Hingga Pukul 4 Sore
Mahasiswa keluhkan keterbatasan akses perpustakaan saat malam hari
- 08 May 2025
- Komentar
- 170 Kali

Sumber Gambar: Sangga/Sketsa
SKETSA – Perpustakaan Unmul kini hanya buka hingga pukul empat sore. Perubahan jam operasional yang awalnya buka hingga pukul sembilan malam ini dimulai sejak awal hari kerja pasca libur lebaran April lalu.
Perubahan yang tiba-tiba ini membawa sejumlah pertanyaan di benak mahasiswa yang sering mengunjungi perpustakaan Unmul. Pasalnya, perpustakaan ini menjadi pusat bagi seluruh mahasiswa di berbagai fakultas yang ada di Unmul untuk melakukan sejumlah aktivitas, mulai dari mengerjakan tugas, mencari referensi bacaan, kerja kelompok, hingga hanya sekadar menghabiskan waktu saat jeda waktu perkuliahan.
Salah satu pengunjung Perpustakaan Unmul Erin Trislinanda mengaku kaget akan perubahan jam operasional perpus yang tiba-tiba. Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP 2022 itu selalu mengunjungi Perpus untuk belajar dan mengerjakan tugas-tugasnya serta menunggu jeda jadwal kelas berikutnya. Dengan adanya perubahan tersebut, ia bingung untuk mendapatkan tempat menunggu dan mengerjakan tugas yang nyaman di kampus.
“Pas puasa aja tuh sampai jam 5, ini cuma sampai jam 4. Ini bener-bener nyusahin ya. Apalagi bagi orang yang sering banget di kampus, perlu ruang buat nunggu, buat belajar atau gimana gitu,” tukas Erin saat ditemui Sketsa, Senin (5/5) lalu.
Erin berharap Perpustakaan Unmul dapat kembali buka hingga malam untuk memudahkan mahasiswa yang ingin menggunakan fasilitas perpustakaan.
“Kemarin aja yang sampai jam sembilan aja tuh rasanya masih kurang, dan ini sampai jam empar itu buat apa?” komentar Erin.
Sama halnya dengan Erin, Arya selaku pengunjung perpus Unmul juga turut membagikan kekecewaannya terhadap perubahan tersebut. Mahasiswa FT Unmul 2024 itu kecewa dengan adanya pemendekan waktu kunjungan.
“Orang-orang yang memiliki kesibukan dari pagi hingga sore dan hanya memiliki waktu setelah maghrib tidak bisa membaca buku lagi dengan lebih sering,” keluh Arya saat diwawancarai Sketsa di hari yang sama.
Oleh karenanya, Arya berharap Perpustakaan Unmul dapat kembali buka hingga malam hari.
“Namun, jika melihat dari sudut pandang staf dan ingin melakukan pemendekan waktu kunjungan karena biasanya malam memang tidak seramai siang hari, bisa dipendekkan sampai jam 20.30 atau 20.00,” jelasnya.
Terkait penyebaran informasi perubahan itu sendiri, baik Erin maupun Arya tidak mendapat informasi apapun sebelumnya serta tidak tahu alasan dari kebijakan tersebut.
“Saya baru tahu beberapa hari sebelumnya ketika setelah salat maghrib ingin melakukan peminjaman buku, ternyata perpustakaan sudah tutup,” cerita Arya.
“Kan waktu itu lagi masih ngerjain tugas-tugas juga, jadi pas di Perpustakaan itu kaget aja gitu kok tiba-tiba jam empat sudah tutup,” ujar Erin.
Menanggapi perubahan jadwal tersebut, Sketsa mencoba untuk mengulik lebih dalam ke pihak pengelola Perpustakaan Unmul. Humas Perpustakaan Unmul Muhammad Zakiy mengatakan perubahan tersebut mengikuti kebijakan dari pusat. Selain itu, penerapan efisiensi menyebabkan tidak ada alokasi anggaran terkait penambahan jam pelayanan.
Oleh sebab itu, Perpus Unmul kembali beroperasi sesuai dengan jam kerja awal, yaitu mulai dari pukul delapan pagi dan ditutup pukul empat sore pada Senin—Kamis, dan ditutup pukul setengah lima sore pada Jumat.
“Jadi otomatis kita kembalikan ke jam kerja awal lagi. Karena di luar jam kerja awal itu dianggap lembur kan, dari jam empat ke jam sembilan malam dianggap lembur,” sebut Zakiy saat ditanyai Sketsa, Jumat (25/4).
Zakiy mengaku terdapat sejumlah mahasiswa yang protes akan perubahan tersebut. Namun, pihak pengelola perpus hanya dapat menjelaskan bahwa kebijakannya sudah seperti itu. Ia juga menyatakan, jika terdapat alokasi dana dan memungkinkan untuk beroperasi hingga malam hari, maka mereka akan melakukannya.
“Misalnya memang dapat alokasi dana dari, kelak itu, memungkinkan untuk itu, kita tetap menjalankan program kerja sampai jam sembilan, untuk orang pelayan dan pemustaka itu,” ucapnya.
Terakhir, Zakiy menambahkan harapannya agar perpustakaan mendapat anggaran lebih sehingga dapat bekerja lebih maksimal serta kebutuhan pustaka dapat terpenuhi dan lebih ditingkatkan lagi. (myy/ali)