Berita Kampus

Cermat Membaca Pesan sebagai Upaya Blok Serangan Peretas

Kasus kejahatan yang dilakukan oleh hacker dengan akun milik Masjaya, mendapat tanggapan dari Masna Wati, koordinator prodi Teknik Informatika FKTI.(Sumber foto: swisstoni.blogspot)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA - Seperti seorang pencuri yang dapat masuk ke dalam rumah melalui pintu, jendela, atap rumah, atau bawah tanah. Begitu kiranya perumpamaan yang pantas bagi seorang hacker yang berusaha mencari celah-celah untuk membobol dan masuk ke dalam sistem.          

Di sisi lain, perkembangan teknologi yang semakin pesat, mengharuskan orang-orang untuk lebih mempelajarinya agar tetap mengikuti aliran arus itu. Namun, di balik itu semua sudah pasti terdapat dampak positif dan negatifnya. Seperti kasus pembobolan terhadap sistem komputer yang kian marak terjadi, yakni dengan menyalahgunakan ilmu yang dimiliki untuk kepentingan pribadi.      

Rektor Masjaya baru-baru ini menjadi korban dari kejahatan hacker. Akun Facebook miliknya tiba-tiba mengirim pesan ke sejumlah mahasiswa hingga dosen. Mula-mula, ia menanyakan posisi korban, lalu meminta tolong untuk segera dikirimi uang, karena kadung berjanji dengan seseorang. Facebook Masjaya telah diretas.  

Seperti yang telah disampaikan Herdiansyah Hamzah, pengamat sekaligus dosen Fakultas Hukum. Ada dua model pembajakan dalam kasus seperti ini. Pertama, akun yang di-hack atau diambil alih oleh orang lain secara paksa. Atau opsi kedua, akun tersebut diduplikasi.            

Dalam kacamata teknik informatika, Masna Wati, koordinator prodi Teknik Informatika Fakultas Komputer dan Teknologi Informasi (FKTI) menjelaskan bahwa pengambilalihan akun tersebut hanya bisa dilakukan jika telah mengetahui password dari pengguna akun.

"Kalau pengambilalihan, tanpa dia mengetahui password-nya pasti tidak bisa," katanya.

Ia juga menjelaskan bahwa ada kemungkinan-kemungkinan yang dapat membuat seseorang diserang hacker. Salah satunya adalah kelalaian dari pengguna. Di beberapa media sosial apabila ada seseorang yang mencoba untuk mereset password, maka harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari pengguna akun melalui email. Dan sepatutnya si penerima pesan bisa memahami dengan baik isi pesan yang disampaikan ke email tersebut.  

"Jika tiba-tiba kita mendapatkan pesan dari HP atau email, sebaiknya pesan itu dibaca baik-baik, jangan asal meng-klik. Jangan sampai ternyata ada orang yang meminta untuk direset password-nya," paparnya.          

Pun seorang hacker dapat melakukan aksinya melalui aktivitas berusaha mencari lubang-lubang kerawanan tempat serangan masuk.

"Bisa saja mereka menyadap dari backdoor, melalui celah-celah yang ia (hacker) tahu dari aplikasi tersebut," tambah Masna.

Menurutnya, terlepas dari cara mendapatkan ilmu itu, tentunya orang-orang yang mampu menembus sistem komputer, merupakan orang yang memang ahli dalam bidang teknologi informatika. Seperti pada kasus ini, oknum tak bertanggung jawab terhadap akun Masjaya itu sudah pasti telah mengetahui kelemahan dari sistem Facebook. (snh/wal)



Kolom Komentar

Share this article