Berita Kampus

Berangkat dari Keprihatinan, Pulang bawa Strategi dan Rencana Sosial

Acara Temu Kebangsaan Orang Muda 2018 yang diadakan di Cico Resort, Bogor. (Sumber: Istimewa)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA – Begitu banyak permasalahan sosial serta budaya yang terjadi di Indonesia. Pendidikan, lingkungan, media, serta korupsi merupakan masalah-masalah krusial yang penting untuk dipecahkan. Masalah ini mendorong berbagai kaum muda dari berbagai lintas suku dan agama untuk mewujudkan solusi atas kondisi dan tantangan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia.

Katarina Falmapita dan Stanis Deri Burin, merupakan dua mahasiswa Unmul yang menjadi bagian dari kaum muda yang merasakan keprihatinan akan masalah-masalah di atas. Pada akhir bulan April, tepatnya 27-29 April, mereka berangkat mewakili Kalimantan Timur dalam Temu Kebangsaan Orang Muda 2018 yang diadakan di Cico Resort, Bogor. 

Acara ini dimaksudkan untuk menjadi ruang pertemuan aktor gerakan orang muda untuk mendiskusikan dan menemukan solusi mengenai kondisi tantangan bangsa Indonesia saat ini dan masa depan, konsolidasi potensi, dan menyusun strategi kerja bersama di antara berbagai potensi orang muda.

Dalam kegiatan ini, dibentuklah forum group discussion yang bertujuan untuk mendiskusikan empat lingkup masalah krusial yang kini melanda Indonesia. Kepada Sketsa, Rina—sapaan akrabnya, menuturkan bahwa kegiatan ini didominasi oleh diskusi, sharing, serta membahas kegiatan yang akan ditindaklanjuti.

“Pada Temu Kebangsaan ini, kami tidak hanya bicara soal intoleransi atau keberagaman saja. Tetapi ada masalah yang lebih krusial yang sedang melanda negeri ini. Hal inilah yang mendasari terbentuknya FGD-FGD untuk menyusun kerja nyata setelah acara ini berakhir. Masing-masing FGD tersebut membahas serta menyusun rancangan tindak lanjut (RTL) sesuai dengan bidangnya masing-masing. Contohnya, seperti yang saya ikuti, yaitu FGD Orang Muda dan Media. FGD ini membahas bagaimana gelombang informasi yang bertubi-tubi dan banyaknya hoax, membuat orang muda harus lebih cerdas dalam menerima maupun memproduksi informasi,” lanjut Deri.

Bagi Rina dan Deri, tujuan dari acara ini adalah mengumpulkan orang-orang muda yang memiliki latar belakang yang berbeda-beda untuk bertindak sebagai generasi yang peka terhadap kondisi negara dan menjadi inspirasi bagi masyarakat.

“Melihat perpecahan umat antar agama saat ini, kami peserta Temu Kebangsaan Orang Muda semakin semangat dan saling berpegangan tangan untuk membangun negeri dengan menjunjung tinggi kebhinekaan. Kami yakin bahwa dengan penanaman nilai solidaritas di antara kami, maka akan menjadi benih terbentuknya Indonesia yang damai dalam perbedaan,” kata Rina.

Setali tiga uang dengan Rina, Deri menyebutkan bahwa hal ini juga bertujuan untuk menyatukan persepsi di antara masing-masing individu yang berbeda.

“Dengan latar belakang yang berbeda-beda serta keberagaman yang ada, di sini kami ingin membentuk opini dan membangun perspektif untuk menyusun eskalasi-eskalasi pergerakan yang konkrit dengan tidak lagi memandang suku apa dan agama apa, namun sebagai satu kesatuan,” ujarnya.

Sebagai Alumni Temu Kebangsaan Orang Muda 2018, mereka memiliki tugas dan strategi besar, salah satunya yaitu membuat Temu Kebangsaan Orang Muda di Kalimantan Timur. Hal ini didasari oleh rancangan tindak lanjut yang mereka buat ketika mereka mengikuti acara ini.

Menurut pandangan mereka, Anak muda harus mengambil peran penting dalam tuntutan ini, jiwa toleransi dan mencintai keberagaman harus di kumandangkan oleh aktor-aktor muda. Penyambung lidah kedamaian keseluruh lapisan suku, agama, dan budaya dalam masyarakat. Sehingga pada akhirnya bangsa Indonesia bisa mengikis permasalah-permasalahan yang sedang melanda masyarkat Indonesia saat ini.

“Dengan mengikuti Temu Kebangsaan Orang Muda 2018 dan melihat permasalah yang ada mendorong kami untuk mengadakan kegiatan serupa. Tak cuma itu saja, ada beberapa hal konkrit yang ingin kami wujudkan di Kalimantan Timur khususnya kota Samarinda, yaitu salah satunya membuat Temu Kebangsaan Orang Muda di Kalimantan Timur. Harapannya, ilmu dan pelajaran yang kami dapat menjadi manfaat serta cerminan bagi orang-orang muda saat ini untuk lebih peka terhadap masalah-masalah di lingkungan kita saat ini,” tutup mereka. (len/els)



Kolom Komentar

Share this article