Tentang Kami

Momen Sakral Menyambut Sketsa 13

JC 2020 Sketsa 13

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sumber Gambar: Istimewa

SKETSA – Ada yang tidak biasa di Jumat (6/3) sore itu, Student Center (SC) tampak ramai oleh awak Sketsa. Bukan untuk menghadiri rapat redaksi, karena rapat diliburkan. Semua fokus menyiapkan salah satu acara yang cukup sakral bagi Sketsa, yaitu Journalistic Camp (JC).

Berbeda dengan pelaksanaan tahun-tahun sebelumnya, JC kali ini dihelat dalam kampus dengan membawa tema "Menjadi Episentrum Jurnalis Muda". Seluruh peserta mulai berdatangan, agenda pertama sore itu adalah upacara pembukaan. Ketua LPM Sketsa, Suti Sri Hardiyanti bertindak sebagai pembina upacara, peserta dan panitia tampak khusyuk mengikuti rangkaian upacara.

Kegiatan berlanjut, peserta JC yang hadir telah dibagi menjadi empat kelompok, terdiri dari warna merah, biru, kuning, dan hijau. Layaknya kegiatan mahasiswa lainnya, mereka harus menyiapkan jargon dan yel-yel yang menggambarkan kelompoknya. Shafira Pandu Winata yang memandu kegiatan sore itu.

Malam tiba, setelah tadi peserta tertawa dan seru-seruan, kini mereka memasuki sesi materi. Divisi acara memilih feature sebagai pembahasan agenda ‘kenali teman’ malam itu, William Maliki sedikit berbagi materi feature kepada peserta, dilanjutkan diskusi dan tanya jawab.

Materi sudah didapat, saatnya peserta mulai menulis, mereka ditugaskan membuat feature bersama teman yang menjadi pasangan, syaratnya harus dengan teman yang tidak akrab. Mereka melakukan wawancara untuk saling menggali berbagai informasi. Beberapa tulisan yang terkumpul dibacakan kembali oleh peserta. Setelah agenda selesai, mereka akhirnya dipersilakan untuk beristirahat.

Langit masih gelap, mata juga susah dibuka, tetapi semua harus bangun untuk mengikuti sesi ‘heart to heart’. Aula SC lantai tiga diterangi lilin-lilin, yang mana peserta dibagi ke setiap lilin dengan satu pendamping dari panitia. Pada agenda ini, peserta dibebaskan untuk bercerita apapun, entah masalah atau kendalanya selama berkuliah.

Sesi cerita tak berlangsung lama, peserta kembali ke tempat istirahat sambil menunggu matahari kembali bersinar. Sementara itu menjelang pagi, panitia mulai mempersiapkan sarapan untuk semua. Sudah menjadi tradisi tidak tertulis, setiap agenda Sketsa selalu dihidangkan masakan khas bude’ Amel, menunya sederhana, namun cita rasanya istimewa.

Perut sudah kenyang, tapi kepala tidak. Nah, pagi itu Sketsa kedatangan salah satu alumni, Wahid Tawaqal untuk membagikan ilmu dasar-dasar jurnalistik kepada peserta. Saat masih di Sketsa dia pernah menjabat sebagai Ketua Redaksi dan Ketua Umum di periode selanjutnya. Banyak hal yang dibagikan, mulai dari pengalaman sebagai persma hingga kode etik seorang jurnalis.

Diselingi dengan ice breaking, peserta kemudian memasuki materi kedua, yakni kepemimpinan. Namun bukan dengan pemaparan dari panitia, tetapi melalui permainan. Seperti ‘juju cha cha cha’, membuat menara dengan tusuk sate yang dikerjakan bersama-sama serta melatih kekompakan masing-masing kelompok.

Memasuki waktu istirahat, agenda selesai dan dilanjutkan dengan makan siang. Setelah itu, semua kembali berkumpul di Aula SC lantai tiga, peserta duduk sesuai kelompoknya karena mereka akan mempresentasikan hasil buletin yang ditugaskan sebelumnya.

Tugas ini selalu ada dalam setiap agenda JC, tiap kelompok diberi tema satu fakultas di Unmul dan bertugas membuat beberapa isian yakni, berita utama, lifestyle, sastra, lensa dan dibuatkan desain yang menarik. Konten-konten tersebut mewakili beberapa kegiatan yang dilakukan di Sketsa.

Setelah itu, sambil bersantai panitia mengumumkan bahwa akan ada pentas seni. Semua kelompok harus menyiapkan satu persembahan spesial untuk malam itu. Di luar dugaan mereka memberikan penampilan yang sangat menghibur, walau dengan persiapan yang singkat. Ada yang membawakan puisi berantai, musikalisasi puisi, dan drama musikal. Riuh peserta dan panitia tak terbendung, semuanya bahagia dan menghabiskan malam bersama.

Keesokan harinya, tepat pukul 04.00 Wita satu lagi agenda sakral dilakukan, pengucapan Sumpah Sketsa. Dipimpin Suti, semua peserta dan panitia berbaur duduk melingkar, semuanya mengikuti tiap kata yang diucapkan. Di akhir, Suti memberikan beberapa pesan kepada anggota baru Sketsa agar selalu mengingat sumpah tersebut.

Beralih ke agenda selanjutnya, yakni senam pagi. Bertempat di teras SC lantai satu peserta dan panitia berkumpul bersama, dipandu oleh Ariani Maya dan Syalma Namira. Beberapa jenis senam dibawakan, sehingga bisa membuat peserta cukup panas, karena akan ada agenda seru di hari itu. Lelah dengan senam, peserta menuju ke Aula untuk sarapan, masih dengan masakan legendaris milik bude’ Amel.

Badan sudah segar, perut sudah terisi, artinya peserta siap mengikuti agenda outbound. Setiap kelompok dikumpulkan di teras SC lantai satu dan secara bergantian menuju posko-posko yang telah disediakan panitia. Tersebar di beberapa titik di Unmul, peserta dituntut untuk bermain, belajar, dan menyelesaikan tugas yang diberikan.

Nantinya dari setiap tugas yang diberikan, peserta akan mendapatkan poin yang akan diakumulasikan diakhir JC. Agenda outbound selesai, semua beristirahat dan mulai makan siang. Tak terasa agenda JC selama tiga hari hampir usai. Ya, siang menjelang sore dilaksanakan upacara penutupan JC.

Selepas upacara, ini merupakan inti dari seluruh rangkaian JC tahun ini. Semua peserta akan mendapat kartu pers, Suti mengalungkan kartu sakti itu kepada peserta, semua tampak senang. Selain itu peserta juga mendapatkan apresiasi berupa sertifikat karena telah mengikuti rangkaian JC.

Dikalungkannya kartu pers, maka resmi sudah Sketsa 13 menjadi keluarga besar LPM Sketsa Unmul. Selamat datang dan selamat bergabung, ini merupakan awal untuk terus belajar, berbagi, dan menginspirasi sebagai pers mahasiswa. (wil/rst)



Kolom Komentar

Share this article