Tentang Kami

JC: Panjang Jalan Kalian, Sketsa 10!

Foto bersama panitia dan anggota Sketsa 10 dalam agenda Journalistic Camp (JC). (Sumber foto: dok.Sketsa)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA – Usai menjalani masa magang selama 8 bulan, kini waktu bagi Sketsa 10 untuk dikukuhkan. Lewat sebuah gelar tradisi yang dinamai Journalistic Camp (JC), anggota magang Sketsa 10 secara resmi menjadi pengurus LPM Sketsa Unmul.

Bermula pada Sabtu (16/9) pagi yang hujan, anggota Sketsa 10 telah berkumpul di Gedung Student Center. Para peserta dan panitia bersiap untuk bersama-sama pergi ke wisata Air Terjun Tanah Merah, yang dijadikan sebagai lokasi acara sampai esok siang harinya, Minggu (17/9). Satu truk dengan bak yang terbuat dari kayu disewa untuk mengangkut peralatan, sekaligus para peserta di dalamnya.

Pada pukul 10.00 Wita rombongan Sketsa tiba di Air Terjun Tanah Merah. Segera setelah itu upacara pembukaan JC digelar di Pendopo Kayu sambil diiringi suara gemuruh air terjun. Lepas dibuka acara, permainan ringan dimulai untuk membuat riang suasana.

Sebelumnya peserta JC yang berjumlah 15 orang ini telah dibagi ke dalam 4 kelompok berwarna hijau, merah, kuning, dan biru. Guna kelompok ini sebagai tim kecil yang akan mereka mainkan untuk melaksanakan kerja jurnalistik dan membangun kerja sama antar tim.

Beranjak siang dihelat sesi nonton bersama dan diskusi film dokumenter “Di Balik Frekuensi” karya Ucu Agustin. Film ini berbicara banyak tentang konglomerasi media, di mana media telah berpaling muka dari publik dan memilih memuji manis para pemilik.

Usai 2 jam 20 menit menonton film itu, Amelia Rizky Yunianty, Redaktur Pelaksana (Redpel) LPM Sketsa memimpin jalannya diskusi. Anggota 10 pun menyampaikan pikiran mereka satu per satu. Ada yang kasihan dengan Luviana, jurnalis Metro yang di PHK dan ada pula yang kesal dengan Hari Suwandi, pejuang Lumpur Lapindo yang membelot.

Saat film ini diputar perdana 24 Januari 2013, Ucu Agustin menulis dalam catatannya. “Pers dulu dibungkam, pers sekarang dibeli. Benarkah itu yang tengah terjadi di dunia media kita di era konglomerasi media pasca reformasi 14 tahun silam?”

Malam harinya, peserta JC memulai pemaparan atas karya majalah cetak di hadapan juri yang juga pengurus LPM Sketsa. Penilaian terdiri dari sisi redaksi oleh Ketua Redaksi Wahid Tawaqal dan Redpel Amelia Rizky Yunianty. Selain itu, dari sisi tata letak atau layouter dinilai oleh Rizky Rachmadiani, dan fotografi oleh Fajar Tri Mahardika.

Dari total 4 kelompok semuanya berhasil menuntaskan majalahnya. Majalah yang dikebut dalam hitungan hari itu diberi nama Kumparan, Positif, KawanQue, dan Lugas. Tiap majalah berhasil mengangkat topik dari fakultas yang ditentukan. Pujian serta kritik tak lupa disampaikan para juri.

Selesai pemaparan majalah, dilanjut dengan hiburan berupa pentas seni dari peserta JC dan juga panitia. Ketika hiburan selesai, waktu menunjukkan hampir tengah malam dan peserta diminta beristirahat.

Di sepertiga malam, peserta dibangunkan untuk ibadah tahajud dan melakukan sumpah jabatan.

Keesokan paginya, peserta JC menjelajah di sekitar Air Terjun Tanah Merah, menyusuri beceknya jalanan menuju pos-pos yang telah ditentukan. Di setiap pos-nya ada tantangan berbeda untuk diselesaikan secara kelompok

Akhir dari semua-muanya itu, adalah senyum peserta JC ketika kartu pers secara resmi dikalungkan oleh Ketua Umum LPM Sketsa, Khajjar Rohmah. Masa magang baru usai. Itu artinya masih panjang jalan kalian, Sketsa 10! (wal/jdj)



Kolom Komentar

Share this article