Tentang Kami

Berbagi Cerita di Buritan Cerita Pokja 30

Rabu, (19/9) LPM Sketsa Unmul kembali melakukan program kerja Build Relation (Brain). (Sumber: Istimewa)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA - Dinginnya suasana menembus tulang terasa hangat sore itu. Semburat silau matahari menembus celah kaca sedikit malu-malu. Rabu, (19/9) LPM Sketsa Unmul kembali melakukan program kerja Build Relation (Brain). Kali ini bertandang ke sekretariat Pokja 30, sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bergerak di ranah pengawasan anggaran, kebijakan, pelayanan publik, perbaikan tata kelola, hingga fasilitator konflik di tengah masyarakat.

Pukul 16.30 petang, Sketsa tiba dan langsung disambut oleh Bendahara Pokja 30, Oki. Setelah berkenalan, cerita dimulai dari awal mula Pokja 30 terbentuk. "Sebenarnya pokja ini enggak ada makna apa-apa. Bukan dibentuk 30 orang atau apa. Tanggal terbentuknya 30 September 1999. Yang membentuk kebanyakan aktivis saat Orde Baru. Supaya diingat juga lah dan ada kekiri-kiriannya jadilah namanya Pokja 30," kata Oki seraya tertawa.

Lebih lanjut Oki menuturkan, Pokja awalnya didirikan sebagai wadah bagi para mantan aktivis yang perkuliahannya sudah berakhir sebagai wadah perjuangan lepas dari kampus. Sejak 1999 ada banyak pasang surut yang dihadapi. Pun beragam kasus yang ditangani.

"Saya pernah ya waktu itu bawa berkas di kepala gara-gara dikejar beberapa warga saya nyebur di aliran air parit itu. Dari jam tiga sampai jam lima subuh" kenang Oki yang diiringi gelak tawa. "Saya juga pernah tuh sembunyi di kandang ayam, dikejar-kejar orang Australi," sambungnya.

Hingga saat ini tak terhitung berapa jumlah pasti kasus yang sudah ditangani Pokja 30. Sejalan dengan itu pula, tak terhitung berapa kali mereka berurusan dengan pejabat tertentu hingga memperoleh tindakan intimidatif.

Baik anggota maupun relawan Pokja 30 bekerja dengan sukarela sesuai dengan kecenderungan kerja masing-masing. Relawan dididik untuk terjun langsung di masyarakat tanpa menggurui dan sabar.

Kunjungan ini banyak memberi Sketsa pelajaran baru, utamanya teknik bergerak ketika terbentur penolakan pihak-pihak tertentu untuk membuka akses informasi publik.

Oki berpesan agar jangan takut untuk membeberkan fakta. Sebab fakta memang harus diangkat agar kejujuran tercipta. Agar tak ada ketimpangan, apalagi kerugian. Oki bersama Pokja 30 menyatakan siap membantu. "Jangan kami-kami lagi yang terkenal, harus ada yang lain lagi lah. Sketsa harusnya bisa," tukasnya.

Cerita-cerita berakhir pukul 18, ditutup dengan sesi penyerahan cenderamata dan foto bersama. (aul/ubg/aml)



Kolom Komentar

Share this article