Sosok

Pokoknya Titik Harus Jurnalistik

Sudarman, salah satu dosen FKIP dan menjabat sebagai Kepala Pusat Pelatihan dan Pengembangan Pendidikan LP3M Unmul, terus berkarya dalam menggeluti passion di bidang jurnalistik. (Sumber foto: istimewa)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA - Passion kerap dijadikan sebagai alasan kuat untuk menjalani sebuah profesi. Ibarat telah menjadi bagian diri, tidak peduli besaran yang akan diterima, yang terpenting adalah menikmati apa yang dijalani.

Hal itu juga yang dilakukan oleh salah satu dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Sudarman. Puluhan tahun bergelut dalam dunia penyiaran radio dan televisi tidak membuatnya merasa jenuh. Beberapa keputusan dalam hidupnya dibuat demi bisa terus berkarya di bidang jurnalistik.

Sudarman sempat menikmati satu tahun masa kuliahnya di jurusan Pendidikan Kimia, FKIP Unmul. Namun di tahun berikutnya, ia memutuskan untuk pindah ke jurusan Ekonomi. Disinggung perihal alasannya, Sudarman menyatakan semata-mata karena radio.

“Kalau di Kimia banyak praktikum dan lain sebagainya. Saya tidak bisa mengikuti jadwal, jadi pindah ke prodi yang relatif fleksibel,” ujarnya. 

Pada tahun 1998, ayah dari empat orang anak ini berpindah ke saluran Suara Mahakam setelah sebelumnya berada di saluran Paras FM.  Tidak berhenti sebagai penyiar radio, selang dua tahun kemudian, Sudarman merambah dunia pertelevisian sebagai pembaca berita TVRI. 

Sejak duduk di bangku SMA Sudarman memang telah aktif untuk terjun dalam dunia jurnalistik. Ia telah memulai karier sebagai penyar radio dan tergabung dalam bagian keredaksian majalah di sekolahnya. Selain itu, ia giat mengikuti kursus guna menunjang passion-nya. Kursus itu merupakan program dari RRI Malang yang memberikan bekal seputar MC, retorika, dan siaran radio. 

Hasrat terhadap dunia jurnalistik tak menghalanginya berprestasi semasa sekolah. Hal itu dibuktikan dengan berbagai prestasi akademis yang diraih. Salah satunya ialah juara harapan untuk Cerdas Cermat Fisika se-Jawa Timur. Meskipun berlatar belakang pendidikan eksak, tak mematikan ketertarikannya akan dunia jurnalistik. 

Perkara akademis tidak menjadi bagian penting dari bagian kekaryaan dari seseorang,” katanya. 

Soal ia yang sekarang jadi dosen sebenarnya bukan bagian dari cita-citanya. Sejak kecil Sudarman telah bermimpi untuk dapat berwirausaha dan juga bergerak dalam bidang radio dan TV. Namun, jalan sebagai pengajar terbuka manakala ia menerima tawaran sebagai pengajar di Ilmu Komunikasi. Saat itu, ia sempatkan berhenti untuk melanjutkan pendidikan S3 di Malang. Selepas itu,  ia datang lagi dan menjadi pengajar di FKIP. 

Pria yang juga menjabat sebagai Kepala Pusat Pelatihan dan Pengembangan Pendidikan LP3M Unmul ini mengatakan ia terus bertahan sebagai penyiar radio dan pembaca berita. Dari sana ia mendapatkan banyak teman dan itu menumbuhkan wawasannya. 

“Siaran menjadi sarana relaksasi ala saya,” ungkapnya. 

Sudarman pun dituntut bijak dalam menyesuaikan jadwal yang dimilikinya. Mengingat ada banyak aktivitas yang perlu dilakukan di luar tugasnya sebagai pengajar. (adl/wal)



Kolom Komentar

Share this article