Pemuda, Prestasi, dan Sukses
Abdul Hamid, mahasiswa Fakultas Hukum Unmul adalah salah satu pemuda yang berusaha memperlihatkan itu melalui prestasi dan kegiatan yang dilakoninya.
SKETSA - Pemuda sejatinya merupakan ujung tombak dari suatu bangsa. Bangsa yang besar terlahir dari pemuda yang peduli terhadap bangsanya.
Abdul Hamid, mahasiswa Fakultas Hukum Unmul adalah salah satu pemuda yang berusaha memperlihatkan itu melalui prestasi dan kegiatan yang dilakoninya.
Pria kelahiran Tanah Grogot, 1 Januari 1995 itu sejak SMA sudah aktif mengikuti organisasi, salah satunya ia pernah menjabat sebagai ketua OSIS saat di SMA selama dua periode. Selain menjadi ketua OSIS, Hamid juga pernah menjabat sebagai ketua Forum Anak Kabupaten Paser.
“Anak muda zaman sekarang harus berani berorganisasi dan menyibukkan diri dengan hal-hal yang positif. Kalau kita kebanyakan bengong nanti dibisikin setan,” ujarnya sambil tertawa.
Hamid aktif di organisasi internal maupun eksternal kampus, saat ini ia menjabat sebagai ketua Biro Usaha Dana Lembaga Dakwah Al-Mizan dan wakil ketua Pengurus Wilayah Pelajar Islam Indonesia (PW PII) Kaltim. “Untuk organisasai yang bersifat tidak ada kegiatannya dengan kemahasiswaan, saya aktif di Himpunan Pengusaha Muda Indonesia,” ucapnya.
Pria yang sekarang menempuh semester 5 itu, menorehkan beberapa prestasi yaitu Juara 1 Lomba Debat Politik Kesehatan PHF 2015, Juara 1 Debat MK Fakultas Hukum 2016, Juara 2 Debat Nasional Pandu Mulawarman 2016, dan Juara 1 Lomba Debat Nasional Jember Law Competition 2016.
Salah satu kisahnya saat mengikuti lomba debat di Jember, bahwa ia (tergabung dalam tim Unmul) sempat dipandang sebelah mata oleh mahasiswa lain. Namun, ia membuktikan bahwa Unmul tidak bisa dipandang sebelah mata.
“Kita belajar itu enggak mesti duduk di perguruan tinggi yang terkenal untuk bisa mengeksplor potensi yang ada di diri kita. Contohnya saja kami dari Unmul mampu mengalahkan universitas terkemuka seperti Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Indonesia (UI), Uiversitas Hasanuddin (Unhas) dan kami bangga bisa mengalahkan juara bertahan UNDIP,” tandasnya.
Hamid membuktikan bahwa walaupun ia aktif dalam berorganisasi, ia tetap mendapat nilai akademis yang baik bahkan melebihi teman-temannya yang tidak ikut berorganisasi. “Skala prioritas itu penting, pengaturan manajemen waktu ketika kita bisa mengolahnya dengan baik di situ kita bisamengekspresikan diri kita,” ucapnya.
Selain aktif kuliah dan berorganisasi, Hamid juga menjabat sebagai direktur CV Bangun Jaya Bersaudara yang bergerak di bidang pengadaan barang dan jasa serta sebagai traider forex atau traider saham. “Bagi yang belum tahu, traider adalah jual-beli melalui bursa. Bursa yang kita kenal adalah bursa efek Indonesia,” tambahnya.
Hamid mengajak pemuda untuk tidak takutberbisnis, karena menurutnya untuk sukses tidak perlu menunggu tua. Iamengatakan pendapatannya selama sebulan mencapai sekitar 500-1000 dollar. Pendapatan yang cukup fantastis.
“Saya terlahir bukan dari anak orang kaya dan saya selalubelajar kenapa orang kaya bisa semakin kaya pasti ada resep dan sebuah teknik. Dia bisa kenapa saya tidak. Sama-sama mempunyai dua tangan, punya dua mata untuk melihat, dan saya punya modal satu M. Satu M yaitu satu mulut, kan dengan modal satu M ini kita bisa berbuat apa saja,” ujarnya.
Berkaitan dengan Sumpah Pemuda, Hamid mengatakan bahwa Sumpah Pemuda merupakan momentum bersama untuk bangkit dari keterpurukan moral saat ini. “Pemuda sekarang jika dibandingkan dengan pemuda dulu beda banget, pemuda dulu berperang membawa senjata, pemuda sekarang bawanya hape,” ungkapnya lantas tertawa.
Hendaknya pemuda, kata Hamid, jangan terlalu sibuk memikirkan diri sendiri. Sebab, masih ada banyak hal yang perlu diperhatikan di lingkungan sekitar. Apakah sebagai individu seseorang mampu berguna atau tidak untuk orang lain.
“Rugi banget kalau hidup cuma memikirkan diri kita, kalau cuma makan enak, tidur enak semua juga bisa. Tapi, apakah kita bisa berguna bagi orang lain?” pungkasnya. (adn/e2)