Sosok

Algy: Ayah Saya Seorang Tukang Ojek

Ahmad Al Ghyfari Tahsya, maba FIB yang tak mampu bayar UKT

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA - Bingung dan sedih tampak jelas dari raut wajah Ahmad Al Ghyfari Tahsya. Calon mahasiswa baru Fakultas Ilmu Budaya Unmul itu, terancam tidak dapat melanjutkan pendidikannya ke bangku kuliah karena mahalnya UKT (Uang Kuliah Tunggal) yang dibebankan padanya.

Pria yang akrab disapa Algy tersebut memaparkan, selesai mengisi borang UKT online, ia masuk dalam kategori UKT  golongan satu yakni Rp 500 ribu. Namun setelah di validasi, ia terkejut dan heran karena masuk golongan ketiga. “Validator cuma bilang kalau golongan satu dan dua itu mesti di seleksi ketat supaya tepat sasaran jadi disuruh nunggu sampai tanggal 24,” kisahnya.

Sementara berkas-berkas Algy ditahan, pihak validator menyarankan Algy untuk berunding dengan orang tuanya. Jika setuju, dirinya dapat kembali secepatnya untuk melanjutkan resgistrasi. Namun, diakui Algy bahwa orang tuanya tidak sanggup bila harus membayar UKT sebesar Rp 2,5 juta.

Ayahnya hanya seorang tukang ojek yang berpenghasilan tak tetap. Algy dan keluarga pun harus tinggal mengontrak karena banyaknya tanggungan biaya hidup. “Ya sedihlah, kalau UKT saya jadi Rp 2,5 juta saya bisa-bisa nggak kuliah. Ini saja sudah ngabisin banyak biaya, utang orang tua tambah menumpuk,” paparnya.

Algy pun tidak dapat mengurus beasiswa Bidikmisi. Dia merasa dipersulit oleh pihak sekolah. “Ya semoga saja UKT saya nggak jadi naik. Setidaknya golongan dua saja saya sudah bersyukur,” harapnya. (els/bru/e2)



Kolom Komentar

Share this article