Resensi

Raditya Dika Keluar Habitat Demi Hangout

"Hangout", bukti bahwa Raditya Dika mencoba keluar dari zona amannya dan mengambil risiko membuat film berbau pembunuhan.(Sumber foto: jadiberita.com)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Hangout (2016)
Genre: Komedi-Thriller
Sutradara: Raditya Dika
Penulis Skenario: Raditya Dika
Produser: Sunil Samtani
Rumah Produksi: Rapi Films
Tanggal Rilis: 22 Desember 2016 (Indonesia)
Pemain: Raditya Dika, Titi Kamal, Soleh Solihun, Prilly Latuconsina, MathiasMuchus, Bayu Skak, Dinda Kanya Dewi, Surya Saputra, Gading Martin

SKETSA - Musim liburan telah tiba, walaupun bagi sebagian mahasiswa masih harus bergulat dengan seabrek ujian dan tugas. Untuk menghilangkan rasa penat itu, akhir tahun ini Raditya Dika, penulis sekaligus sutradara, kembali dengan film komedi buatannya. Berbeda dengan film-film sebelumnya, kali ini Radit membawa tema komedi dan thriller. Kalau biasanya kita disajikan kegalauan cinta si Radit, kali ini kita akan disuguhkan kemisteriusan.

Bagaimana Raditya Dika keluar dari zona amannya dan mengambil risiko membuat film berbau pembunuhan.

Di bintangi dan di sutradarai langsung oleh Radit sendiri. Dengan durasi 101 menit penonton dibawa untuk menebak-nebak siapakah dalang dari kemesteriusan yang hadir. Artis-artis ibu kota pun meramaikan film ini, seperti  Prilly LatuconsinaMathias MuchusTiti KamalGading Marten, Bayu Skak, Soleh Solihun, Surya Saputra, dan Dinda Kanya Dewi. Uniknya di sini mereka berperan layaknya diri mereka sendiri dan dengan nama karakter sama.

Kisah berawal dari undangan misterius “Hangout” mereka dibawa ke sebuah pulau terpencil, yang awalnya mereka pikir undangan tersebut membicarakan proyek besar. Sampai di pulau tersebut tak seorang pun yang mereka temui. Hingga mereka menemukan rumah besar di tengah hutan. Saat makan malam, tiba-tiba Mathias Muchus meninggal karena keracunan. Sejak saat itu dimulai ‘lah pembantaian, satu demi satu korban mulai berjatuhan.  

Film ini sendiri sangat menghibur, aksi kocak para pemain cukup membekas. Karakter yang para tokoh mainkan pun natural. Bermain dengan pribadi mereka sendiri membuat film ini jadi lebih hidup. Banyak pesan-pesan tersirat yang disampaikan dalam film ini. Sindiran-sindiran halus yang memang sudah diketahui, tapi saat karakter itu disindir langsung oleh karakter lainnya, membuat kita tertawa terpingkal-pingkal.  

Dari segi komedi memang sangat terasa, namun dari sisi thriller-nya masih sangat kurang.Kematian tokohnya berlangsung cepat sehingga ketegangan yang tersaji tidak terasa. Apalagi ternyata konflik masalah sebenarnya tidak sesuai ekspektasi. Awalnya kita berpikir masalah apa yang membuat hal tersebut terjadi, namun saat tahu akar permasalahannya itu terasa jauh. Wajar apabila sebagian dari kita akan merasa aneh dan mengganjal. Tidak gereget.   

Lalu beberapa adegan lucu yang disampaikan juga terlalu vulgar untuk kaum hawa. Sehingga tidak sedikit saat kaum adam tertawa, perempuan justru bingung dengan apa yang ditertawakan.

Ciri khas film-film Radit sebelumnya, pasti ditemukan narasi monolog dari Radit sendiri. Di mana berisi pesan-pesan dari inti cerita. Tapi itu takkan kita temui di film ini. Justru penonton yang harus menyimpulkan apa sebenarnya yang ingin disampaikan oleh Radit. 

Hangout? Lucu mungkin iya, tapi untuk genre thriller Radit tampaknya perlu banyak belajar lagi. Atau jika tidak mau repot, silakan kembali ke habitatnya--membuat komedi percintaan saja.(asr/wal)



Kolom Komentar

Share this article