Resensi

Enola Holmes: Petualangan Si Bungsu Mencari Ibu

Perjalanan Enola Holmes tak kalah menarik dari Sang Kakak.

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sumber Gambar: Pinterest

SKETSA -  Layanan streaming Netflix kembali menghadirkan tayangan dengan berbagai konten orisinalnya. Salah satu yang di rilis beberapa waktu lalu adalah film drama-misteri berjudul Enola Holmes.

Dibintangi oleh Millie Bobby Brown, film ini menunjukkan potensi dari adik Sherlock Holmes yang tak kalah berbakat sebagai seorang detektif. Film ini disutradarai oleh Harry Bradbeer, diadaptasi dari novel yang di tulis dalam rentan waktu 2006–2010 untuk seluruh seriesnya, dengan judul serupa oleh Nancy Springer, yang juga menjadi penulis naskah difilm ini.

Berawal pada hari ulang tahunnya ke-16, Enola Holmes terbangun dari tempat tidurnya dan mendapati kenyataan bahwa ibunya, Eudoria Holmes yang diperankan oleh Helena Bonham Carter, menghilang secara misterius dari rumahnya. Kepergian sang ibu membuat Enola terpaksa harus mengikuti kemauan kedua kakaknya untuk mendapatkan hak asuh, yaitu Sherlock Holmes (Henry Cavill) serta Mycroft Holmes (Sam Claflin).

Keseluruhan jalan cerita merupakan sudut pandang Enola Holmes, si bungsu yang serampangan dari keluarga Holmes yang berniat mencari tahu keberadaan sang ibu. Bermodalkan petunjuk dan teka teki yang sengaja ditinggalkan oleh ibunya, Enola menyusuri London.

Dalam perjalannya, Enola bertemu dengan Lord Viscount Tewksbury (Louis Patridge) muda yang ternyata memiliki tujuan yang hampir sama yaitu mencari jati diri mereka. Dengan berbagai lika-liku dan kejutan yang ia temukan selama perjalanan, Enola berubah menjadi sosok detektif wanita yang cerdar. Sampai pada akhirnya dia menemukan apa yang dicarinya.

Pada perannya di film ini, Enola Holmes adalah sosok periang, seorang remaja pemberani, juga memiliki keingintahuan yang sangat tinggi. Serta dibekali kemahiran dalam bermain kata bunga dan juga bela diri yang didapat secara langsung dari sang ibu.

Dengan insting detektifnya, Enola langsung bekerja dengan luar biasa ketika ia mencoba mengungkap sebuah konspirasi yang mengancam sejarah. Latar film ini menggambarkan suasana politik Inggris pada tahun 80an, sehingga mungkin ada yang kesulitan memahami apa yang terjadi kala itu.

Akhir cerita dari sekuel ini pun sedikit membuat penontonnya kebingungan, karena dibuat heran dan menerka-nerka bagaimana hubungan Enola dengan Tewkesbury, serta pekerjaan apa yang ibunya lakukan sampai harus meninggalkan Enola. Pertanyaan lainnya yang akan membuat penonton sedikit berimajinasi adalah apakah Enola bertemu dengan kedua kakaknya kembali atau tidak.

Melalui penokohan Enola, ada nilai-nilai yang bisa menginspirasi, salah satunya adalah menjadi sosok perempuan yang berani dan mampu menentukan masa depan sendiri. Banyak hal menarik lainnya yang sulit digambarkan karena harus disaksikan secara langsung. Film ini layak untuk ditonton temani waktu akhir pekanmu. (fzn/wil)



Kolom Komentar

Share this article