Opini

Resolusi Tidak Harus Selesai dalam Setahun

Terus berbenah untuk perbaiki resolusi yang belum rampung ditahan sebelumnya

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sumber Gambar: Hilda Annisa

"Resolusi 2010 aja belum kelar, udah mau 2020 aja. TUHAAAANNN."

Bukan, itu bukan ucapan saya. Itu adalah postingan Instagram dari akun @overheardjomblo. Mohon jangan salah fokus ke nama akunnya. Karena yang mau saya bahas di sini adalah kata resolusinya.

Apabila melihat dari postingan tersebut yang merujuk kepada resolusi yang belum selesai sejak 2010, maka saat resolusi si pemosting dimulai, saya belum mengenal resolusi dengan benar.

Menurut KBBI, resolusi adalah putusan atau kebulatan pendapat berupa permintaan atau tuntutan yang ditetapkan oleh rapat (musyawarah, sidang). Resolusi juga berarti pernyataan tertulis, biasanya berisi tuntutan tentang suatu hal.  

Bahkan, menilik dari sejarahnya, resolusi sebenarnya merupakan bentuk persembahan bangsa romawi kuno kepada dewa-dewa dan ajang untuk beribadah kepada Tuhan bagi umat Kristiani. Namun, karena pergeseran budaya masyarakat yang menjadi sekuler, resolusi akhirnya dijadikan ajang untuk peningkatan diri sendiri.

Resolusi kemudian menjadi budaya setiap menuju tahun baru. Dengan pertanyaan yang sama, "Jadi, apa resolusimu untuk tahun depan?" yang diikuti jawaban yang juga sama, "menyelesaikan resolusi dari tahun sebelumnya yang belum selesai dari tahun-tahun sebelumnya." Iya, gagalnya resolusi turut menjadi budaya.

Tenang, tidak perlu malu kalau resolusimu belum selesai sejak bertahun-tahun lalu. Pemerintah kita yang belum menyelesaikan resolusinya, masih duduk manis sambil saling lempar tanggung jawab.

Sebut saja permasalahan Jiwasraya yang kembali memanas akhir-akhir ini. Asal kalian tahu, asuransi plat merah ini sebenarnya sudah mengalami kebobrokan sejak 2006 silam. Disaat menteri BUMN sudah berganti beberapa kali, kasus ini belum selesai. Gila!

Tapi itu masih belum cukup. Kasus Bank Century yang sudah merugikan negara sebesar Rp8 Triliun pun belum bisa diselesaikan. Masalah selanjutnya datang dari kasus HAM. Salah satu yang terpopuler adalah pembunuhan aktivis Munir dalam perjalanannya ke Amsterdam yang diduga dilakukan oleh elit pemerintah. Masih ada lagi? Banyak!

Saya ingin percaya bahwa pemerintah selalu berupaya keras dalam menyelesaikan janji resolusinya. Tapi fakta saat ini justru bertolak belakang. Ibarat pasangan yang meminta kali kedua, namun tidak menunjukkan itikad untuk memperbaiki. Maka, jangan heran jika masyarakat bersikap apatis dan lebih mementingkan dirinya sendiri.

Jadi, janganlah bermuram durja jika resolusimu belum tercapai dalam satu tahun. Karena pemerintah saja perlu waktu belasan tahun atau bahkan puluhan tahun untuk menyelesaikan resolusinya.

Saya tidak ingin berharap banyak karena tidak ingin dikecewakan. Tapi setidaknya, marilah percaya bahwa 2020 akan menjadi satu dari tahun baik yang akan kita lewati. Cheers!


Ditulis oleh Hilda Annisa Nur Firdausi, Mahasiswi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 2016.



Kolom Komentar

Share this article