Opini

Korps Brimob, Pahlawan Masa Kini

Perayaan Hari Korps Brimob Nasional.

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sumber: Istimewa

Sabar, kuat, berani, selalu siap, pantang menyerah, dan memiliki jiwa nasionalisme serta patriotisme yang tinggi. Begitulah yang tergambar di benak kita ketika mendengar ataupun memikirkan tentang Brimob atau Brigade Mobile, yaitu kesatuan elit milik Polri.

Kesatuan ini merupakan kesatuan semi militer yang dilatih khusus layaknya tentara. Salah satu tugas pentingnya adalah membantu militer Indonesia (TNI) dalam menjaga kedaulatan negara apabila terjadi perang. Itulah sebabnya mengapa kesatuan elit ini dilengkapi dengan senapan serbu dan kendaraan lapis baja.

Brimob bertugas menyelenggarakan fungsi pembinaan keamanan khususnya yang berkenaan dengan penanganan gangguan keamanan yang berintensitas tinggi, dalam rangka penegakan keamanan dalam negeri.

Di era reformasi, Polri mendapatkan dukungan publik yang begitu luas, ditandai dengan keputusan politik memisahkan Polri dari institusi dan garis komando TNI pada 1 April 1999. Keputusan tersebut ditetapkan dalam Tap MPR/VI/2000 tentang pemisahan ABRI (TNI dan Polri) serta Tap MPR/VII/2000 tentang peran kedua lembaga tersebut dengan menempatkan TNI di bawah Departemen Pertahanan, khusus Polri berada langsung di bawah Presiden.

Tindak lanjut dari keluarnya kedua Tap MPR tersebut adalah dikeluarkannya UU No. 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia dan UU No. 3 Tahun 2002 Tentang Pertahanan Negara, yang berkaitan juga dengan peran dan posisi TNI dalam peran perbantuannya pada Polri.

Setelah disahkannya Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, secara resmi polisi memisahkan diri dari tubuh TNI dan menjadi Polisi Sipil. Perjalanan reformasi Polri secara garis besar dijelaskan bahwa Polri memiliki fungsi pemerintahan negara yang bertujuan dan berperan untuk mewujudkan keamanan dalam negeri yang meliputi terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat, menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia (HAM) serta menegakkan hukum guna terpeliharanya keamanan dalam negeri dalam kultur polisi sipil.

Sejauh ini Brimob Polri sudah menanggulangi banyak sekali tugas dalam Kamtibmas berkadar tinggi, utamanya kerusuhan massa, kejahatan terorganisasi bersenjata api, bom, bahan kimia, biologi dan radioaktif yang pelaksanaan tugas Brimob tersebut dilandaskan atas fungsi Brimob Polri sebagai satuan pamungkas Polri (Striking Force) yang memiliki kemampuan spesifik penanggulangan keamanan dalam negeri yang berkadar tinggi dan penyelamatan masyarakat yang didukung oleh personel terlatih dan memiliki kepemimpinan yang solid, peralatan dan perlengkapan dengan teknologi modern.

Sedangkan peran Brimob Polri dalam organisasi adalah melakukan manuver, baik secara individual atau dalam kelompok dengan daya gerak, daya tembak dan daya sergap untuk membatasi ruang gerak, melumpuhkan, menangkap para pelaku kejahatan beserta saksi dan barang bukti dengan cara: membantu, melengkapi, melindungi, memperkuat, dan menggantikan satuan kepolisian yang ada.

Intensitas perlibatan kekuatan Brimob Polri dalam penanggulangan tindak pidana terorisme di Indonesia meningkat pasca serangan teror Bom Bali I. Di samping dilibatkan dalam operasi-operasi kepolisian lainnya, khususnya dalam menghadapi kejahatan berintensitas tinggi. Seperti keberhasilan Polri dalam mengungkap dan menangani kasus terorisme di wilayah Poso, Sulawesi Tengah baru-baru ini juga tidak terlepas dari adanya peran Korps Brimob Polri yang tergabung dalam operasi Tinombala bersama dengan TNI. Juga di bulan September kemarin, Brimob Polri juga ikut serta proses pengamanan demo yang dilakukan seluruh mahasiswa yang menyuarakan penolakan terhadap RUU KUHP di gedung DPR.

Polri juga dihadapkan pada tugas menangani kejahatan transnasional. Hal ini konsekuensi atas perkembangan dan kemajuan teknologi komunikasi, transportasi dan informasi yang kini batas-batas fisik suatu negara menjadi sesuatu hal yang maya. Kompleksitas pelaku dan objek perbuatan serta kesulitan akibat perbedaan hukum positif antar negara merupakan ciri khas dari kejahatan transnasional.

Seperti, money loundering, illegal fishing, human trafficking, dan drugs trafficking. Hal seperti itu lah yang mengharuskan Brimob dituntut untuk selalu tegas dan selalu siap siaga apapun kondisinya dalam menghadapi berbagai macam konflik yang ada didalam negeri.

Dalam menghadapi ancaman tugas diera modern seperti itulah, Polri dibawah kepimpinan Jenderal Polisi Tito Karnavian, menjawab dengan strategi delapan misi, sebelas program prioritas dan sepuluh komitmen. Promoter (Profesional, Modern dan Terpercaya) menjadi visi Kapolri yang harus ditindaklanjuti seluruh jajaran Polri termasuk Korps Brimob Polri telah membuat rencana aksi program prioritas Kapolri fungsi Brimob sebanyak 8 program terdiri dari 23 kegiatan dan quick wins dengan 7 kegiatan.

Dalam menghadapi ancaman tugas ke depan yang semakin berat dan kompleks Korps Brimob Polri selalu melakukan perubahan baik dalam hal meningkatkan kemampuan personel, persenjataan dan perlengkapan baik perorangan dan satuan serta terus melakukan penyegaran kepada para pejabatnya. Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk kegiatan tour of duty dan penyegaran terhadap para pejabat yang bersangkutan dalam karier pada organisasi Polri dan juga sebagai penyegaran di jajaran Korps Brimob Polri dalam meningkatkan profesionalitas satuan khususnya dalam bidang operasional.

Selain bidang pembinaan yang memiliki peranan penting dalam suatu organisasi, bidang opersional satuan juga sangat memiliki peranan yang penting terutama dalam memberikan warna atau corak kepemimpinan pada suatu kesatuan. Suatu kesatuan akan dinilai baik dan berhasil apabila dalam bidang operasional dan pembinaan memiliki integritas dan soliditas tinggi.

Diawali dengan tampilan perorangan maupun kesatuan yang memiliki semangat tinggi dalam setiap pergerakan dan profesional dalam melaksanakan tugas sesuai dengan moto operasional kesatuan yakni “Sekali melangkah pantang menyerah sekali tampil harus berhasil” dengan tetap memegang teguh motto pengabdian “Jiwa ragaku demi kemanusiaan“ sesuai koridor hukum dan peraturan yang ada.

Besok, 14 November diperingati sebagai Hari Korps Brimob Nasional. Memasuki usia 74 tahun, tentu banyak tugas-tugas besar yang telah dilakukan. Sebagai komponen besar dalam Polri yang dilatih untuk melaksanakan tugas-tugas anti-separatis dan anti-pemberontakan, semoga selalu diberi kemampuan untuk menjalankan tugas yang tidak mudah ini dengan baik.

Ditulis oleh Muhammad Hezki Arifani, Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 2017.



Kolom Komentar

Share this article