Opini

Kapan Covid-19 Akan Berakhir di Indonesia?

Kapan Corona usai

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sumber Gambar: @ibnu.al.farabi (Instagram)

Pasien positif Covid-19 sampai hari ini sudah lebih dari 11.192 orang. Sejumlah penelitian menyebut bahwa Indonesia seharusnya sudah memasuki puncak di bulan April. Namun, saya lihat data yang dihimpun tersebut diragukan. Saya kira, ada banyak orang yang tidak terlacak dan terinfeksi Covid-19. Lalu jika belum mencapai puncak, kapankah Covid-19 akan berakhir di Indonesia?

Saat ini, sudah banyak kampus dan para ahli mengeluarkan prediksi masing-masing. Menurut saya, kita harus menggunakan informasi yang disampaikan tersebut sebagai data kualitatif. Jangan menganggap itu kuantitatif. Kenapa?

Karena badan informasi yang paling sederhana pun, misalnya 1 orang terinfeksi, ketika dia mulai terinfeksi sampai dia sembuh, dia menginfeksi berapa orang, kita belum tahu. Kemudian, informasi berapa lama orang itu sakit sampai sembuh atau meninggal juga belum ada sampai saat ini.

Sehingga, para peneliti menggunakan data kira-kira. Mereka menggunakan parameter misalkan dari China, Korea Selatan dan sebagainya. Karena parameter kira-kira ini, tim ahli pun menggunakan model yang sama dan bisa menghasilkan data prediksi yang berbeda. Bahwa informasi yang ada, hasil penelitian yang ada, itu ada tahap kualitatif.

Walaupun prediksinya berbeda-beda, koalisinya berbeda-beda tapi yang harus kita ambil menurut saya adalah bahwa angka yang dikeluarkan untuk angka infeksi (prediksi infeksi) itu semuanya tinggi. Menurut saya ini yang lebih penting. Sehingga kita bisa siaga dan waspada serta tidak menggampangkan masalah ini.

Dari beberapa penelitian kolega-kolega di Indonesia yang saya baca, mungkin lebih nyaman mengatakan paling cepat kondisi yang sangat ideal kita harapkan adalah mungkin akhir April atau pertengahan Mei. Sementara perhitungan yang lain mungkin bisa lebih panjang lagi. Bahkan ada yang mengatakan sampai bulan Juli.

Prediksi panjang bisa dikarenakan proses mitigasi, misalnya ketika kita mengurangi interaksi kita dengan orang lain atau social distancing. Nah, social distancing ini jika berhasil juga bisa mendorong kontingen ke belakang tapi juga menekan jumlah korban. Jadi, banyak faktor yang terpengaruh terhadap proyeksi puncak tersebut.

Dan yang dilaporkan secara resmi oleh pemerintah itu sebetulnya hanya sedikit dari kasus sebenarnya di lapangan. Jika misalnya kondisi di indonesia masih seperti sekarang ini maka pertambahannya juga akan meningkat seperti sekarang ini. Jadi, masih pada kisaran 100-200 orang.

Nah, pada fase mana kita sekarang? Kita sekarang sedang pada posisi eksponensial naik, jika tidak segera melakukan pembatasan yang lebih ketat lagi. Sehingga proses dan langkah-langkahnya akan naik terus. Ini yang saya khawatirkan, artinya saya sepakat bahwa pemerintah harus segera tegas, PSBB segera dilakukan di seluruh tingkat nasional.

Kalau dilihat dari prespektif matematika misalkan untuk kondisi ideal, kita bersama-sama melakukan lockdown diri kita langsung dengan tidak beraktifitas sama sekali. Selama 3 minggu saja, itu langsung bisa menghabiskan virus sebetulnya. Ini dari segi matematika, tetapi banyak faktor yang tidak memungkinkan untuk kita lakukan. Kerja sama antara berbagai pihak tentunya sangat penting untuk mencari solusi terbaik yang perlu segera dilakukan dan pemerintah perlu segera melaksanakan.

Dan khasnya dari Covid-19 ini, dalam sebuah studi yang dipublikasikan di jurnal Pediatrics dengan mengamati lebih dari 2.100 anak yang terinfeksi Covid-19 di Cina, melaporkan bahwa sebanyak 90% anak-anak memiliki infeksi tanpa gejala, ringan, atau sedang.

Hanya 5,9% memiliki kasus parah atau kritis, dibandingkan dengan hingga 20% pada orang dewasa. Sehingga mereka itu menularkan tanpa disadari. Karena itu Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sangat penting. Persoalannya, masih banyak masyarakat yang tidak sadar.

Ini yang perlu dilakukan setiap orang di Indonesia sekarang. Setiap orang harus sadar, jika belum sadar lakukan pembinaan, kalau belum bisa dibina lakukan tindakan hukum atau diberikan award kepada yang sudah sadar. Jadi, ada insentif-insentif dan pinalti yang perlu diberlakukan agar PSBB ini benar-benar terimplementasi.

Mobilitas juga harus dikurangi, jika mobilitas tidak dikurangi maka virus akan tersebar semakin luas. Kemudian kita juga perlu tes massal untuk mendapatkan gambaran se-realistis mungkin dengan case asli yang berada di lapangan.

Tentang kondisi sosial juga, bahwa kadang karena kurangnya pengertian dan pemahaman. Ada juga alasan ekonomi, ini juga yang perlu mendapatkan perhatian. Jika kita mengharapkan masyarakat untuk mencari makan sendiri, saya pikir sangat sulit. Bahkan dalam kondisi normal pun kadang perlu bantuan. Selain itu kita juga harus saling membantu dengan masyarkat sekitar.

Yang paling penting outbreak ini akan berakhir ketika kekebalan manusia bisa mengatasi virusnya, artinya lebih kuat dari virus yang beredar. Seperti lazimnya ada siklus epidemi, kita lihat kurvanya ada naik kemudian mencapai puncak lalu turun. Insha allah bersama bisa menghentikan penularan Covid-19 ini.


Ditulis oleh Lisa Aprilia Gusreyna, mahasiswa Ilmu Hukum, FH 2019.



Kolom Komentar

Share this article