Opini

Bagaimana Kabar Keseimbangan Gizi Milenial?

Apa kabar gizi kaum milenial masa kini?

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sumber: promkes.kemenkes.go.id

Hari Gizi Nasional (HGN) diperingati setiap 25 Januari setiap tahunnya. Peringatan ini dibuat dalam upaya untuk mengampanyekan kesadaran tentang pentingnya gizi di kalangan masyarakat.

Untuk tahun ini, Kementerian Kesehatan meluncurkan tema “Gizi Optimal untuk Generasi Milenial”. Menurut Kemenkes, tema ini didasari karena Indonesia memerlukan remaja yang produktif, kreatif, dan kritis demi kemajuan bangsa. Sehingga remaja yang sehat, kreatif dan memiliki pemikiran yang kritis dapat memaksimalkan produktivitas.

Remaja yang sehat tidak hanya dilihat dari fisik saja, tetapi juga dari aspek kognitif, psikologis, dan sosial. Perkembangan saat remaja dapat menentukan kualitas seseorang dalam menjadi individu dewasa.

Tujuannya dari tema tersebut adalah meningkatkan pengetahuan generasi milenial untuk sadar gizi dan kesehatan, melakukan penyebarluasan informasi dan promosi kepada masyarakat tentang pentingnya gizi optimal, meningkatan peran media massa dalam kampanye gizi terhadap remaja, serta meningkatkan komitmen antara pemangku kepentingan baik sektor kesehatan ataupun non-kesehatan di tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, swasta dalam kesehatan dan gizi.

Tema ini dirasa tepat untuk keadaan saat ini, di mana banyak remaja Indonesia baik perempuan dan laki-laki berlomba-lomba untuk memiliki tubuh yang ideal.

Sayangnya, niat bagus mereka itu tidak dibarengi dengan usaha yang baik dan benar. Beberapa remaja mencoba program diet yang mereka temukan di internet tanpa melihat apakah program tersebut memang cocok untuk dilakukan atau tidak.

"Ah, yang penting aku kurus.”

Sebuah pemikiran yang sangat salah, karena kata “ideal” ini semakin lama semakin mengalami pergeseran arti. Ideal yang sebenarnya dalam konteks ini adalah bobot optimal dari tubuh untuk menjaga kesehatan dan kebugaran. Tetapi saat ini, banyak dari masyarakat yang menggangap bahwa ideal adalah kurus.

Pergeseran makna mengenai tubuh yang ideal adalah tubuh yang memiliki kaki panjang, paha kecil, lengan kecil, perut rata, dan berbagai ungkapan dengan kata “kecil” di dalamnya. Hal yang sebenarnya sangat salah dan harus dibenarkan dalam masyarakat.

Karena pemikiran inilah banyak orang yang sangat terobsesi untuk menjadi “ideal” dengan melakukan berbagai cara. Bahkan tidak sedikit yang melakukan diet ekstrim yang sebenarnya tidak bagus untuk tubuh.

Fenomena lainnya yang juga sering terjadi di kalangan remaja adalah anoreksia dan bulimia. Kedua penyakit tersebut adalah penyakit gangguan makan yang menyebabkan penderitanya akan melakukan apa saja untuk mendapatkan bentuk tubuh yang mereka inginkan.

Penderita bulimia akan mengalami episode berulang dari makan berlebihan atau biasa disebut dengan binge eating. Setelahnya, mereka akan melakukan pembersihan diri dari makanan yang telah dikonsumsi tersebut dengan cara dimuntahkan kembali atau olahraga yang berlebihan. Sedangkan penderita anoreksia akan sangat membatasi makan mereka walaupun sebenarnya tubuh mereka sudah dalam keadaan yang tidak berlebihan berat badan.

Dua fenomena ini marak terjadi karena pemikiran masyarakat bahwa cantik itu harus memiliki tubuh yang kurus. Padahal tubuh yang kurus itu belum tentu sehat, karena bahan bakar tubuh adalah makanan yang bergizi.

Apabila kurang mengkonsumsi makanan bergizi, maka fungsi dari tubuh ini akan terganggu dan bisa menyebabkan seseorang menjadi kurang produktif dan cenderung lebih mudah lelah. Selain itu, makanan juga secara tidak langsung bisa mempengaruhi emosi dari seseorang.

Selain itu, masalah gizi yang sedang melanda remaja Indonesia saat ini adalah anemia defisiensi besi atau keadaan di mana kurangnya zat besi pada tubuh manusia. Keadaan ini lebih banyak terjadi pada remaja perempuan. Gejala dari penyakit ini sangat umum dan oleh karena itulah banyak yang tidak sadar kalau sedang mengalami penyakit ini.

Sebenarnya, pemerintah sudah sadar akan bahaya dari penyakit tersebut dan telah memiliki program rutin untuk mengkonsumsi tablet penambah darah bagi wanita hamil dan wanita dalam usia subur.

Namun, anggapan sepele serta kurang tersebarnya informasi menjadi salah satu faktor meningkatnya kasus anemia di Indonesia. Oleh karena itu, tujuan dari tema tahun ini yaitu peran media massa dianggap sangat cocok untuk menjangkau kaum muda, karena remaja sangat terhubung dengan berbagai media.

Pemerintah sangat peduli dengan kondisi gizi masyarakatnya. Terbukti dengan banyaknya program pemerintah yang mengajak masyarakat untuk menjaga gizi dan kesehatan. Tetapi kita seringkali kurang sadar dan cenderung tidak mempedulikan kesehatan kita sendiri.

Yuk, mulai sekarang sayangi diri kita! Dimulai dengan menjaga apa yang kita makan, karena apa yang kita konsumsi saat ini akan mempengaruhi diri kita 10 tahun yang akan datang.


Ditulis oleh Andi Rizky Amalia Syahrir, mahasiswi Kedokteran, FK 2018.



Kolom Komentar

Share this article