Opini

34 Proker BEM FKIP Unmul Belum Maksimal

Rapat Evaluasi Caturwulan Jilid II BEM FKIP Unmul. (Sumber: Istimewa)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sabtu, 14 Juli 2018 pukul 08.00 Wita, agenda Rapat Evaluasi Caturwulan Jilid II dimulai. Dihadiri oleh Anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (DPM FKIP), Badan Pengurus Harian (BPH), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FKIP beserta staf, Himpunan Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar (Hima PGSD), Himpunan Mahasiswa Pendidikan Jasmani dan Rekreasi (HMPJKR), Himpunan Mahasiswa Pendidikan Komputer (Himapkom), Himpunan Mahasiswa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (HMPKN), Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni (HMJ BASE), serta mahasiswa FKIP dari program studi (Prodi) Pendidikan Biologi, Penjaskesrek, dan Kimia.

Rapat Evaluasi Caturwulan dimakanai sebagai evaluasi kinerja BEM FKIP. Sidang berlangsung dinamis karena banyak kritikan, saran, serta masukan buat BEM. Beberapa dinas atau biro menjadi catatan merah karena tidak menjalankan program kerja (proker) dengan alasan masalah kader, waktu, dan kesibukan.

Pembahasan dibagi per rumpun dari Sekretaris Kabinet Sinergi sampai Biro Medifo, eksternal, dan internal. Yang mendapat kritikan dan masukan adalah Biro Medifo, karena banyak proker yang belum dijalankan sesuai timeline maupun secara indikator, yang sejatinya  di Revatur Jilid I sudah berjanji manis kepada DPM.

Dari rumpun eksternal, ada tiga dinas yang menjadi sorotan, yaitu Advokasi, Dikstrat, dan Humas. Sebagian besar proker belum maksimal dan hampir tidak ada substansi. Jangankan itu, untuk mencapai indikator keberhasilan saja tidak sampai, apalagi dengan timeline-nya yang kurang sinkron.

Dari rumpun internal, ada dua dinas menjadi sorotan yaitu Kaderisasi & Pengembangan Sumber Daya Manusia (KPSDM) dan Minat Bakat Mahasiswa (MBM). Sangat jauh dikatakan baik karena tidak sesuai semua timeline, indikator, bahkan target. Apalagi perihal proker  keilmiahan MBM yang masih wacana tanpa kepastian.

Sempat diskusi dengan ketua DPM, beliau mengatakan “DPM sudah mengadakan Rapat Dengar Pendapat dua kali dan alhasil kurang progres.” Saya pun bingung, tapi inilah fakta. Saya sangat kecewa dengan kinerja BEM hari ini, apalagi ditambah dua dinas yang tidak hadir dengan alasan logis tapi tidak solutif karena tidak melampirkan surat pelaksana tugas kepada stafnya. Saya berpikir positif saja, karena ini sebagai pembelajaran buat mahasiswa FKIP yang hari ini duduk di parlemen FKIP.

Saya berpesan karena sebentar lagi Pemira FKIP akan terlaksana di bulan September, maka mahasiswa FKIP harus cerdas dalam memilih gubernur mahasiswa dan walkil gubernur mahasiswa BEM FKIP Unmul yang berkualitas dalam kepemimpinannya agar bisa menglola FKIP lebih baik. Jika dipandang dari sisi politik maka ini adalah sebuah dinamika FKIP. Terakhir, Saya sangat mendukung sekali jika di Pemira nanti ada uji publik (diskusi terbuka) yang bertujuan untuk mencari pemimpin berkualitas. Artinya mahasiswa FKIP bisa mengawal ini, bahkan ada kontrak politik ketika kampanye. Maka harus ada langkah kongkrit buat jadi Gubernur FKIP”. Salam Viva Legislativa.

Ditulis oleh Ahmad Abdul Aziz, mahasiswa PGSD FKIP 2015.



Kolom Komentar

Share this article