Sumber Gambar: Website Pexels
Perairan dangkal
dan dalam
Udang pun
tetap udang
Dari laut
dan tambak
Ibu memasak udang, tahi ia keluarkan
dari punggung sampai kepala
Udang asam dan manis
digoreng dengan tepung
sama-sama nikmat
Ah, tambah nasi panas
Udang
ada pula yang dimakan mentah
Bukan buatan Ibu
Melainkan buatan orang serba putih dengan dapur super mengkilap
Namun, udang pun
tetap udang
Udang mentah dimakan
Udang yang berotak besar
Diseruput “Kaldunya”
Merah-merahnya
Udang berotak besar dimakan
dari punggung
sampai kepala
Kepala udang menjadi dua
Udang berotak besar dimakan,
kenyang perut si tamak
Puisi ini ditulis oleh Andini Oktaviandari, Mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia FIB Unmul 2022