Percayalah apa yang ia kata walau di mulutnya keluar burung gagak, rengkuhlah ketika dia memberimu sayap walau dilapisi duri-duri galak.
Tangkaplah isyaratnya walau jalannya berkelok dan curam. Dan ketika ia membisikmu, dengarkanlah walau itu hanya angin yang sekadar datang.
Bertahanlah walau kadang ia melupakan, sebagaimana ia menjadikanmu hiasan di kala malam. Kemudian ketika mentari datang ia mencari butir berlian untuk menggantikan.
Istirahatlah di dalam buaiannya, ia tetap cinta walau kadang ada derita.
Ditulis oleh Esty Pratiwi, Mahasiswa Sastra Indonesia FIB 2017