Sumber Gambar: Freepik
Ada benih yang tak pernah kutanam,
Tetapi ia tumbuh bahkan tanpa siraman
Konon begitulah titahnya,
Datang tanpa diminta dan tetap kupelihara
Berganti hari, kulihat Ia subur berwarna pekat,
Merah tua menyalur, berduri menusuk tepat
Bukan mawar harum penuh pesona,
Melainkan duri yang menguji jiwa
Kata orang, setiap penantian 'kan berbuah,
Namun tak semua doa lekas berlimpah
Harap ku ucap, getir kujalin,
Kadang hadiah hanyalah bayang angin
Ingin bersuara dan meraung menolak,
Ternyata diam pun bisa berteriak
Tanpa mengadu, semesta tahu,
Kita manusia dengan luka yang syahdu
Tanaman itu tetap menunaikan takdir,
Tak peduli aku ingin atau mungkir
Ia tetap kokoh, mengakar di tanah,
Mengajariku arti menerima pasrah
Maka semesta berbisik lirih:
Yang hitam pun mampu menyalin putih
Yang asing dan tak pernah diminta menjelma bagian jiwa
Yang datang tanpa diundang bisa jadi cermin paling terang
Puisi ini ditulis oleh Selma Mela Elyani, mahasiswi Program Studi Hubungan Internasional FISIP Unmul 2022