Ayah

Ayah

Masih jelas terlukis di pikiranku

Tawa yang penuh akan kasih sayangmu

Jemari kokohmu, menggengamku erat saat itu

Membangunkanku yang terjatuh manja didekatmu


Usiaku telah bertambah karena waktu

Sedang usiamu kian hari kian menua

Tubuh ringkihmu mulai layu termakan masa


Ayah...

Kini kau telah dipanggil yang Maha Kuasa

Kau sudah terlelap di dalam sana

Dihimpit papan dan ditemani gelap gulita


Ayah...

Aku tak dapat lagi menatap senyum indahmu

Tak mampu merasakan pelukan hangatmu

Dan tak lagi dibelai manja akan jemarimu


Ayah...

Terima kasih untukmu

Tanpamu dan petuahmu

Aku hanya seorang anak tanpa arah


Ditulis oleh Taufik Noor, mahasiswa Ilmu Kehutanan 2015