Eskalasi TikTok: Dulu Dihina Sekarang Dipuja

Eskalasi TikTok: Dulu Dihina Sekarang Dipuja

Sumber Gambar: totallythebomb.com

SKETSA - “Saya suka TikTok. Saya juga penggemar besar. Bahkan popuaritasnya bisa menggantikan Instagram di masa depan,” tutur CEO Snapchat, Evan Spiegel dalam konferensi Digital Life Designdi Munich, Jerman, Selasa (21/1).

Siapa yang tak familiar dengan aplikasi satu ini? Platform besutan Tiongkok yang kini sudah mencpai 400 juta pengguna semakin digandrungi. Sempat mengalami pasang surut ketenaran, perjalanan TikTok untuk menuai pupolaritas hingga kini turut diapresiasi.

Masih membekas di benak masyarakat, tatkala kehadiran TikTok pada 2016 lalu justru menuai banyak kritikan. Mulai dari dianggap alay, hingga berujung pada pemblokiran Kominfo Juli 2018 karena begitu banyak keluhan dari masyarakat yang masuk terkait pornografi.

Karena ingin tetap melebarkan sayap di Indonesia, pihak TikTok melakukan pembenahan serius terkait konten-konten mereka agar bisa lolos dari balada blokir Kominfo. Hingga mendirikan markas baru di Indonesia lengkap dengan merekrut 200 karyawan dilakukan demi membranding citra TikTok.

TikTok kala itu memang belum sepopuler sekarang. Konten-konten dan para pengguna TikTok mayoritas masih berusia belia, rata-rata anak SD-SMP. Kala itu salah satu pengguna TikTok yang paling menyita perhatian ialah Bowo Alpenliebe, yang ironisnya justru tak pernah lagi terdengar sekarang.

Seiring berjalannya waktu, netizen kini ramai-ramai berjoget ria di TikTok, ditemani lagu-lagu yang asik. Mulai dari artis/selebriti, selebgram, hingga komedian ramai-ramai mengabadikan diri mereka dalam TikTok. Sebut saja artis Gisella Anastasia yang cukup wara-wiri di laman utama TikTok bersama putrinya, Gempi.

Beauty vlogger Tasya Farasya yang juga mulai merambah ke dunia per-TikTok-an. Sederet nama tadi hanya segelintir dari orang populer yang menggunakan aplikasi ini. Nyatanya, sangat banyak masyarakat di luar sana yang kecipratan nikmatnya membuat TikTok.

Tak hanya sampai di situ, TikTok juga sukses membawa berkah bagi para penyanyi underrated yang karyanya masih perlu publikasi. Lagu-lagu seperti Roxanne oleh Arizona adalah salah satu lagu terpopuler di TikTok. Diakui oleh sang pelantun lagu, TikTok membawa perubahan baginya karena Roxanne semakin mendapat atensi di mata publik.

Jika sebelumnya pengguna TikTok masih berusia belia, kini para TikTokers--sebutan untuk pengguna TikTok--telah mengalami eskalasi dari segi usia. Rata-rata pengguna TikTok saat ini duduk di bangku SMA, mahasiswa, hingga pekerja-pekerja muda sampai akhir 30an.

Demam TikTok tak luput dari perhatian kalangan mahasiswa Unmul. Dewi Cahya mungkin salah satunya. Mahasiswi Ilmu Komunikasi ini juga salah satu TikTokers, menurut Dewi, aplikasi ini bisa membantunya mengembangkan hobi, selain sebagai media hiburan.

"Gerakannya banyak yang seru untuk diikuti, dan pengaruh selebgram banyak main juga jadi makin seru,” ungkapnya.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Athaya Chairunisa. Ia mengatakan bahwa TikTok dulu memang sempat dicap alay, namun seiring perjalanannya, citra aplikasi ini sudah mulai berubah.

"Sekarang jadi cukup seru karena bisa dimainkan bareng dengan teman-teman,” tambahnya. Saat ditanya apakah pernah membuat video, Athaya menyebutkan sempat membuat video sebanyak 3 atau 5 kali.

Mengalami peningkatan besar dalam waktu yang cukup singkat membuat TikTok di atas angin saat ini. Meski dibully habis-habisan dua tahun silam, nyatanya sekarang masyarakat jutsru tak malu menampakkan diri mereka dalam TikTok video, secara terang-terangan bahkan. Jadi, apakah kamu juga sudah kecipratan demam TikTok sekarang? (arr/syl/sut/wil)