Semarak Kemerdekaan, Dirgahayu Pertiwi!

Semarak Kemerdekaan, Dirgahayu Pertiwi!

Sumber foto: Andi Muhammad Rifky

SKETSA - Menyemarakkan HUT tanah pertiwi, beragam perayaan dilakukan di seluruh pelosok negeri. Mulai dari menggelar upacara hingga beragam perlombaan yang menambah suka cita. 74 tahun bebas dari gencatan penjajahan Jepang Belanda, momen bersejarah di setiap 17 Agustus Indonesia selalu menyimpan cerita yang berbeda.

Upacara di hari kemerdekaan berbeda dengan upacara biasanya. Barisan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) siap mengibarkan duplikat bendera pusaka dalam upacara peringatan proklamasi kemerdekaan Indonesia di 3 tempat, yakni tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi, dan Nasional. Bicara tentang Paskibraka, baru-baru ini beredar video dari salah satu calon Paskibraka (Capaskribraka) Koko Ardiansyah dari Kabupaten Labuhanbatu, Sumatera Utara.

Kabarnya Koko gagal menjadi bagian dari Paskibraka, meski sudah mengikuti berbagai seleksi. Pupusnya impian Koko disebut-sebut lantaran namanya dicoret dari daftar Paskibraka dan digantikan dengan anak pejabat yang tidak mengikuti seleksi. Namun tak berselang lama video tersebut viral, Koko menyatakan  bahwa ternyata dirinya hanya menjadi Capaskibraka cadangan.

Cerita lainnya, dalam pelaksanaan upacara di Istana Merdeka, Presiden RI Joko Widodo turun dari mimbar dan menghampiri komandan upacara yang berada di tengah lapangan. Adegan ini berhasil menyita perhatian para tamu undangan dan juga masyarakat lainnya yang menyaksikan.

17 Agustus di Indonesia tentu identik dengan perlombaan. Saat ini, perlombaan dalam memeriahkan hari kemerdekaan terus bervariasi. Mulai dari sepeda lambat, balap karung menggunakan helm, merias dengan mata tertutup, memindahkan air, dan sebagainya. Meriahnya hari kemerdekaan Indonesia ini juga dibarengi dengan hadirnya promo di media sosial. Baik dari produk usaha mikro kecil menengah (UMKM) hingga produk brand-brand ternama yang ikut serta menyemarakkan. Tak pelak masyarakat memanfaatkan momen tersebut.  

Di balik  kemegahan kata merdeka bangsa ini, masih banyak pekerjaan rumah yang belum selesai, bahkan bisa saja  bertambah sejak bangsa ini terbebas dari belenggu penjajah. Pelecehan seksual, kekerasan, pelanggaran HAM, ketidakadlian, korupsi, dan kasus-kasus lainnya menjadi  sisi gelap bangsa di antara gemerlap kata merdeka. 

Keras perjuangan pendahulu mengajarkan kepada penerusnya untuk tidak menyerah meski negara di ambang krisis. Semua bersatu demi martabat bangsa. Keberhasilan pahlawan bukanlah akhir dari sebuah perjuangan. Estafet pilar negara saat ini berada di tangan kita semua. Meski tak lagi bertempur dengan gencatan senjata, tak lagi bermodal bambu runcing semata, tapi kita akan tetap terus berjuang untuk negara. Seperti kata Ir. Soekarno,

"Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bansamu sendiri." 

Dirgahayu Indonesia! (anm/adl)