Seminar Marfish Series 01: Mengekspos Ekologi Danau Kakaban dan Perencanaan Daya Kelolanya

Seminar Marfish Series 01: Mengekspos Ekologi Danau Kakaban dan Perencanaan Daya Kelolanya

Sumber Gambar: Rahman/Sketsa

SKETSA - Laboratorium Pengembangan Masyarakat Pesisir FPIK Unmul menggelar Marfish Seminar Series 01 bertajuk “Danau Kakaban: Profiling Destinasi Ekowisata di dalam Kawasan Konservasi Perairan dan Rekomendasi Model Pengelolaannya” pada Rabu (26/2), di Ruang Teater lantai 3 Gedung Prof. Dr. H. Masjaya, M.Si Unmul. 

Seminar pertama Marfish Seminar Series ini bertujuan menyosialisasikan nilai ekonomi dan pengelolaan efektif ekologi biodiversitas atau keanekaragaman hayati di Danau Kakaban. Perspektif dari pemerintah, akademisi, serta pemangku kepentingan terkait berperan untuk saling menanggapi di dalamnya.

Acara ini dihadiri oleh Sekretaris Daerah Kaltim, Wakil Rektor Bidang Akademik Unmul, Dekan FPIK Unmul, Tim Dinas Pariwisata Kaltim, Tim Dinas Kelautan dan Perikanan Kaltim, Tim Yayasan World Wildlife Fund for Nature (WWF) Indonesia, Tim Exotic Kaltim, hingga Asosiasi Duta Wisata Indonesia Kaltim. Tidak hanya itu, acara ini juga dihadiri oleh salah satu dosen sekaligus peneliti dari Politeknik Negeri Samarinda, serta dua orang narasumber.

Acara dimulai dengan sambutan Rektor Unmul yang diwakilkan oleh Lambang Subagiyo selaku Wakil Rektor Bidang Akademik Unmul. Dilanjut pemberian cendera mata oleh Dekan FPIK Unmul, Komsanah Sukarti kepada Perwakilan Pusat Riset Perubahan Iklim, Anargha Setiadi. Kemudian diputarkan video pendek persembahan dari Exotic Kaltim mengenai Danau Kakaban.

Sri Wahyuni selaku Sekretaris Daerah Kaltim hadir sebagai keynote speech. Sri menekankan tentang kayanya aset ekowisata alam yang ada di Kaltim, terutama ubur-ubur di Danau Kakaban yang memiliki value tinggi dari berbagai sisi, seperti konservasi, sejarah, dan edukasi.

“Ekowisata tidak hanya bicara daya tarik, destinasi, tetapi unsur edukasi, literasi, ada cerita apa? Story apa dibalik daya tariknya,” tutur Sri.

Sri juga mengungkapkan untuk menjaga nilai-nilai ekologi dan keberlanjutan wilayah ekowisata, agar ekowisata tidak bisa lagi disamakan dengan mass tourismMesti ada pembatas bagi wisatawan agar tidak terjadi kerusakan dalam wilayah ekowisata. 

“Bicara tentang ekowisata maka literasinya adalah kita bersahabat dengan alam,” ujarnya.

Dimoderatori oleh Ainun Nimatu Rohmah, sesi diskusi yang merupakan sesi utama dari acara ini menggaet dua orang narasumber, diantaranya Peneliti Pusat Studi Perubahan Iklim Universitas Indonesia, Anargha Setiadi, dan Anugrah Budiarsa selaku peneliti sekaligus akademisi FPIK Unmul.

Anargha Setiadi membawa materi ekologi Danau Kakaban. Ia mengenalkan keanekaragaman habitat, hayati, dan spesies-spesies di Danau Kakaban. Ubur-ubur Kakaban menjadi highlight pemaparannya. 

Sementara narasumber kedua, Anugrah Budiarsa berfokus kepada daya dukung yang mencakup geografi serta pembagian lahan dan rekomendasi pengelolaan Danau Kakaban.

Erwiantono selaku host dan Ketua Laboratorium Pengembangan Masyarakat FPIK Unmul mengungkap latar belakang penelitian serta seminar ini, yaitu untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang nilai ekologi biodiversitas di Danau Kakaban. 

Urgensi dari materi-materi yang disampaikan pada seminar ini merupakan usaha agar tidak terjadi lagi gangguan ekologi pada ubur-ubur Danau Kakaban seperti di 2023 silam. Namun, tetap memperhatikan jalannya wisata di Danau Kakaban kedepannya.

“Semakin banyak orang yang punya kesadaran, semakin banyak orang yang secara kolektif bergerak bersama, semakin banyak orang yang terlibat di model pengelolaan nanti yang akan kita inisiasi,” jelas Erwiantono tentang harapannya ke depan saat ditanyai Sketsa, Rabu (26/2).

Selo Putra Bahari selaku peserta yang saat ini sedang aktif dalam industri perikanan mengungkap motivasinya mengikuti seminar ini. Ia mengaku melihat potensi ekonomi yang sangat besar jika ekowisata ini dikelola dengan baik. 

Sebagai salah satu peserta yang antusias untuk mengikuti Marfish seminar series berikutnya, Selo juga berharap diskusi bisa berjalan lebih aktif, sehingga menunjang keberlanjutan project ini di masa depan melalui ide-ide baru yang didapatkan saat melakukan dialog.

“Bisa mendapatkan sumbangan ide-ide untuk menyempurnakan gagasan yang sedang dibangun dosen-dosen kami yang ada di Unmul saat ini bekerja sama berbagai stakeholder yang ada di Kaltim,” ujarnya antusias. (ary/man/ner)