PHF, Ajang Kreativitas Mahasisawa FKM

PHF, Ajang Kreativitas Mahasisawa FKM

SKETSA - Sabtu malam (17/11), gedung Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) ramai oleh mahasiswa dengan setelan gaun dan kemeja rap, dengan setelan jas. Gedung didesain dengan konsep glamor menggunakan perpaduan warna emas, merah, dan hitam. Malam itu dilaksanakan perayaan malam puncak Public Health Festival (PHF) 2018 yang dikemas dalam acara Gala Night Party. 

PHF merupakan salah satu dari acara terbesar milik BEM Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Mulawarman. Dibuka pada tanggal 27 Oktober, PHF berlangsung selama kurang lebih 3 minggu. Acara akbar ini diramaikan dengan rangkaian acara yang berskala lokal hingga skala nasional. Pekan pertama digunakan untuk lomba-lomba internal FKM, yang terdiri dari Healthy Food, Bakiak Race, Tarik Tambang, dan Karpet Ajaib.

Pekan selanjutnya, panitia menggelar Talkshow Kewirausahaan. Setelah itu, pada tanggal 8 – 10 November diramaikan oleh agenda nasional seperti Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional, Lomba Debat Kesehatan Nasional, dan Seminar Kesehatan Nasional.

Dikatakan Tiara Urahuda selaku Ketua Panitia PHF 2018, acara ini FKM kedatangan tamu mahasiswa dari universitas lain seperti mahasiswa dari Universitas Gadjah Mada dan universitas lainnya.

Hadir sejak tahun 2005 lalu, acara ini menjadi tahun keempat PHF dilaksanakan. Mengangkat tema The Greatest Love Of Public Health Party, panitia berharap dapat mempersembahkan cinta terbaik untuk FKM.

 “Temanya itu The Greatest Love Of Public Health Party. Karena kita ingin mempersembahkan cinta terbaik kita untuk FKM dan diwujudkan di PHF ini,” ujar Tiara. 

PHF 2018 ditutup secara resmi dalam acara Gala Night Party oleh Staf Akademik FKM, Khusnun Nadia, SKM mewakili Dekan FKM yang berhalangan hadir. Meriah sorak-sorai mengiringi malam puncak yang diisi oleh agenda pembagian hadiah, penganugerahan mahasiswa juga dosen favorit, serta penampilan hiburan dari mahasiswa FKM dan UKM Unmul. Acara ini juga dimeriahkan oleh penampilan spesial dari bintang tamu yang merupakan penyanyi solo bergenre musik folk, Rio Satrio.

Meskipun PHF telah ditutup, masih ada 1 agenda yang belum terlaksana. Disebutkan oleh mahasiswa Peminatan Promosi Kesehatan itu, agenda tersebut adalah "Apa Kabar Dekan" yang disingkat Akad. Sesuai dengan namanya, agenda ini akan menghadirkan Dekan dan Wakil-Wakil Dekan. Padatnya agenda dari birokrat, membuat panitia harus menyesuaikan dan memundurkan waktu pelaksanaan Akad.

Tiara menambahkan bahwa penyelenggaraan acara skala nasional panitia mendapat bimbingan dari salah seorang dosen. Selebihnya, acara ditangani sendiri oleh panitia.

“Untuk acara kecil-kecilan kayak lomba internal dan workshop sama ini (Gala Night Party) kita benar-benar handle sendiri. Jadi, riweh ya riweh sendiri. Tapi untuk yang nasional itu ada dosen pembimbing dan itu dibimbing banget sama dosen sampai acara ini benar-benar terlaksana,” ujarnya.

Terdapat beberapa perbedaan antara PHF tahun ini dengan PHF tahun lalu. Pertama, lomba skala nasional ditambah. Periode lalu, hanya ada Lomba Debat Kesehatan Nasional dan periode ini ditambah dengan Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional. Kedua, PHF kali ini membuka kesempatan bagi mahasiswa FKM yang ingin bergabung dalam kepanitiaan dengan melakukan perekrutan. Berbeda dengan tahun lalu yang hanya melibatkan personil BEM FKM sebagai panitia. Antusias mahasiswa FKM dibuktikan dengan bertahannya sekitar 100 orang panitia hingga akhir acara. Dalam tahun ini juga mengalami peningkatan, salah satunya dari segi kuantitas peserta yang bertambah.

Ditanya soal harapan, Tiara ingin PHF selanjutnya dapat lebih bersinergi lagi. Khususnya dengan seluruh Ormawa dan juga mahasiswa yang ada di FKM. Ia juga berharap PHF selanjutnya diikuti lebih banyak peserta, serta lomba dapat lebih beragam. Menurutnya, tidak hanya mengenai keilmiahan saja tapi juga yang berkaitan dengan minat dan bakat lain.

Muhammad Alam Nugraha, Presiden BEM FKM saat ditemui wartawan Sketsa mengatakan bahwa tujuan dari PHF ini adalah sebagai wadah untuk membentuk mahasiswa FKM menjadi kreatif dan inovatif. Selain itu, PHF juga merupakan tempat penyaluran minat dan bakat untuk mahasiswa FKM.

Meski di tahun ini PHF tidak lagi masuk dalam kategori Proker Unggulan, acara tersebut sudah menjadi agenda terbesar rutin BEM FKM. “Jadi di 2016 – 2017 itu dimasukkan dalam proker unggulan, 2018 tidak kami masukkan. Tapi bukan berarti tidak di masukkan, tidak dilaksanakan. Ini sudah jadi agenda rutin,” kata pemimpin BEM yang sebentar lagi akan demisioner itu.

Melihat besarnya partisipasi mahasiswa dalam menjadi panitia PHF, Alam menilai bahwa sebenarnya mahasiswa itu tidak apatis, akan tetapi mereka hanya belum menemukan sebuah wadah yang nyaman untuk berkreasi.

Harapan Alam, PHF tetap menjadi wadah bagi mahasiswa untuk menuangkan ide dan kreatifitas, pasalnya sebuah kabar burung yang ia terima menyatakan PHF mulai dilirik oleh birokrat fakultas.

“PHF 2018 semoga agenda ini bisa tetap menjadi event tahunan BEM FKM. Karena sebenarnya ini (PHF) sudah dilirik sama fakultas. Sebetulnya dari dan untuk mahasiswa juga. Mahasiswa yang menyiapkan acara dan ini hasil jerih payah mahasiswa sendiri," harap Alam. 

Namun ada hal yang ia takutkan jika kegiatan ini nantinya diambil alih oleh fakultas, yakni mahasiswa akan kehilangan kebebasan dalam menuangkan ide dan hanya akan menjadi pelaksana.

Terhadap kepengurusan BEM selanjutnya, Alam berharap BEM FKM tetap menjadi garda terdepan dalam mengawal isu-isu kesehatan di Samarinda dan di Indonesia. “Untuk mahasiswanya, jangan berhenti sampai disini. Tularkan ilmu-ilmu kalian kepada adik-adik kalian, sebagaimana seperti yang telah kami lakukan kepada kalian,” tambahnya. (bip/fqh)