Sumber Gambar: Kaltimkece.id
SKETSA- Selasa (28/6) Rapat Senat Terbuka penyampaian visi misi calon Rektor Unmul digelar di Gedung Rektorat Lantai 4. Kelima calon Rektor Unmul berkesempatan menyampaikan visi misi yang dibawa setelah sebelumnya berhasil lolos dari tahap penjaringan.
Usai penyampaian visi misi, Rapat Senat Tertutup kemudian dilanjut dan menghasilkan tiga nama calon rektor, di antaranya Bohari Yusuf, Abdunnur, dan Idris Mandang. Ketiga nama itu merupakan punya latar belakang: Bohari Yusuf menjabat sebagai Wakil Rektor IV Bidang Perencanaan, Kerjasama dan Hubungan Masyarakat. Abdunnur, menjabat sebagai Wakil Rektor II Wakil Rektor Bidang Umum, Sumber Daya Manusia dan Keuangan. Juga Idris Mandang, duduk di posisi Dekan Fakultas MIPA Unmul.
Setelah ini, ketiga nama tersebut akan diserahkan ke Kemendikbud Ristek untuk selanjutnya dikaji menuju pemilihan rektor 11 Agustus mendatang. Dalam prosesnya, Menteri Pendidikan berkewajiban memberikan 35 persen hak suara pada Rapat Senat berikutnya.
Meski tidak memiliki andil suara dalam proses pemilihan, namun mahasiswa sebagai pihak paling terdampak dalam setiap kebijakan rektor. Dengan demikian, mahasiswa juga perlu terus mengawal setiap visi misi yang dibawa, siapapun nama yang berhasil menggantikan Masjaya nantinya. Untuk lebih mengenal sosok calon pemimpin baru Unmul, Sketsa merangkum visi misi wajah baru pemimpin Unmul ini.
Abdunnur
Berbekal pengalamannya selama dua periode membantu Masjaya dengan menduduki posisi Wakil Rektor II, mendorongnya maju mencalonkan diri. Baginya dua periode telah membuatnya memahami dinamika capaian Unmul serta evaluasinya.
“Sehingga tentu kita ingin bagaimana program visi misi yang sudah kita bangun dalam dua periode bersama bapak rektor prof. Masjaya itu terus kita lanjutkan ya pembangunannya karena itu sudah pada on the track yang sangat bagus, dan itu tentu sebagai sustainability, berkelanjutan dan tentu juga nanti ada program-program percepatan ya sesuai dengan harapan kita," paparnya ketika ditemui Sketsa pada Selasa (7/6) lalu.
Dengan membawa visi continuity and acceleracy to achieve the great Unmul melanjutkan berkesinambungan dalam membangun percepatan menuju unmul yang hebat, ia berencana menjadikan Unmul sebagai universitas unggulan menuju world class university dengan keberlanjutan dan percepatan, dan berdasarkan pola ilmiah pokok tropical rainforest beserta sumber daya alam dan lingkungannya. Itu selaras dengan posisi Unmul di wilayah Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, dengan harapan dapat berkontribusi terhadap semua program pembangunan IKN.
Bagi Abdunnur, dalam lingkup nasional, Unmul telah mendapat posisi yang baik. Namun, dalam kancah dunia internasional, masih banyak yang belum dicapai. Gambaran adanya international student atau mahasiswa asing yang menempuh pendidikan di Unmul, sebut Abdunnur sebagai salah satu contoh kecil capaian menuju world class university. Nantinya akan ada sharing best experience culture dalam rangka meningkatkan kualitas lulusan Unmul juga meningkatkan prestasi mahasiswa.
Dalam perbincangan Sketsa di ruangannya ketika itu, Abdunnur sempat menyebut wacana pembangunan international university di IKN. Dengan demikian, Unmul tentunya perlu mempersiapkan diri untuk unjuk gigi dalam menunjukkan kapasitas dan kemampuan untuk berkontribusi kepada pembangunan IKN.
“Tentu kita terus bersinergibersama-sama dengan baik pemerintah pusat yang ada di ibu kota negara Nusantara maupun pemerintah daerah Kaltim maupun di wilayah Kalimantan lainnya. sehingga benar-benar keberadaan Unmul dirasakan manfaat dan kontribusinya bagi pembangunan nasional.”
Abdunnur turut mencatat bahwa tidak ada yang sempurna dalam sebuah proses. Dengan bekal pengetahuan progres berjalannya Unmul, membuatnya yakin dapat memperbaiki daftar pekerjaan dan evaluasi Unmul. Ia turut menyebut beberapa hal: pengelolaan keuangan, pengelolaan pegawai, baik itu pengelolaan akademik, pengelolaan kemahasiswaan, hingga pengelolaan anggaran.
Tak ada persiapan khusus, ia berupaya meluruskan niat dan menguatkan hati dalam Pilrek kali ini. Menurutnya posisi sebagai pimpinan universitas merupakan amanah besar dengan kepercayaan dan tanggung jawab dan bukan sebuah prestisius. "Learning process in my life," sebutnya kala itu sebagai prinsip.
Ia berpegang pada kolaborasi, yakni keberhasilan yang dicapai dengan kerja sama. Ia melihat pemilihan ini hanya sebagai sebuah proses. Dalam perjalanannya tentu diperlukan sinergi dari semua pihak di Unmul.
“Siapapun yang terpilih menjadi rektor itu adalah pilihan yang terbaik, doing together working together untuk mencapai visi misi tujuan Universitas Mulawarman benar-benar menjadi universitas yang unggul baik secara nasional maupun secara internasional standar ya dan mampu masuk world rank university,” tutupnya.
Idris Mandang
Tak jauh berbeda dengan Abdunnur, dengan bekal dua periode menduduki posisi Dekan FMIPA, Idris membulatkan niat untuk mengambil peran dalam memajukan Unmul. Cerita Idris, niatan ini sudah muncul beberapa tahun yang lalu sebelum pandemi. Ia menyebut dirinya sebagai tim, dengan prinsip maju bersama berupaya melakukan perubahan-perubahan.
Konsep tim yang dibawa juga turut hadir pada proses merancang visi misi. Idris mengaku visi misi yang diusung bukan murni dari pikirannya, melainkan hasil diskusi dengan orang-orang yang satu pemikiran dengannya. Konsep bertajuk Unmul Maju Bersama kemudian digagas dengan sejumlah program utama berbasis percepatan. Best Academic excellence, begitu Idris menyebutnya, sebagai upaya mengutamakan sistem akademik menjadi unggul. Kemudian ada Student Chapter yang berkaitan dengan kegiatan ilmiah mahasiswa. Ini menyangkut pada cara-cara melakukan riset, menghadapi perlombaan dalam penelitian.
“Terus tata kelola keuangan yang harus diperbaiki. Jadi, kalau akademik sudah keluar programnya, berarti harus didukung oleh pengelolaan keuangan yang baik. Lalu ketiga adalah sumber daya manusianya yang harus ditingkatkan kemampuannya, supaya mengerti tadi, akademiknya oke, keuangannya juga sudah mengikuti itu, berarti SDM-nya sekarang, baik dosen maupun tenaga pendidikan yang ada di Unmul." paparnya di ruangannya pada Rabu (8/6).
Ia ingin membangun nuansa atau muruah akademik Unmul lebih terasa dengan ciri khas yang membedakan Unmul dengan kampus lainnnya. Seperti munculnya kebanggaan sebagai mahasiswa Unmul. Layaknya Abdunnur, Idris juga melihat perlu memperbaiki segala kekurangan, termasuk di dalamnya sistem akademik dan keuangan yang disebut.
Berbagai keberhasilannya dalam pengembangan FMIPA selama menjadi dekan, membuatnya melihat pola yang dapat diterapkan di Unmul secara luas pula. Hubungan komunikasi antara dosen, staf, dan mahasiswa perlu disinergikan tanpa ketimpangan untuk kemajuan Unmul. Meski begitu, Idris mencatat siapapun yang terpilih harus didukung. Meski pemilihan ini terjalin secara kompetitif, bersaing sehat menjadi prinsipnya. Pada dasarnya, setiap calon memiliki tujuan yang sama namun dengan proyeksi yang berbeda.
“Saya anggap pemilihan rektor ini seperti pemilihan ketua kelas waktu masih sekolah, pemenangnya cuma satu, satu yang menang ini harus merangkul yang kalah, tetap harus harmoni, kekuatan dan power kita di Unmul ini sebenarnya mereka termasuk dosen dan mahasiswa, dan mahasiswa yang paling utama di perguruan tinggi. Jadi, rektor yang terpilih nanti harus melihat harmonisasi ini, apa yang dibutuhkan mahasiswa sebenarnya, dosen jg seperti itu, apa yang dibutuhkan dosen.”
Bohari Yusuf
Bohari Yusuf dengan pengalamannya sebagai Wakil Rektor IV, turut mendorongnya ambil bagian dalam kontestasi Pilrek 2022-2026. Kepada Sketsa pada Rabu (1/6), ia menuturkan pemahaman terhadap masalah menjadi modal utama yang harus dimiliki untuk menyelesaikan masalah dan mengembangkan potensi.
Dalam Rapat Senat Terbuka, Bohari menyampaikan latar belakangnya menggagas visi misi. Ia menyoroti isu global dengan kondisi dunia yang semakin dinamis, cepat berubah bahkan cenderung tidak bisa diprediksi. Baginya, visi menuju Indonesia 2045 menyebabkan perguruan tinggi tidak bisa lagi dikelola dengan biasa-biasa saja. Ia menyebut perubahan harus dilakukan dengan out of the box.
Selain itu, Bohari melihat keberadaan IKN menjadi tantangan baru untuk menghasilkan talent-talent yang berkualitas. Terlebih Unmul telah memiliki potensi dan kekuatan besar untuk itu. Itu terlihat dari beberapa lembaga pemeringkat universitas yang menunjukkan keunggulan Unmul secara nasional meski belum secara internasional.
"Dari sisi rasio secara rata-rata Unmul sudah baik, namun secara fakultas masih fluktuatif."
Kali ini, Bohari membawa visi Unmul sebagai smart tropical campus yang mandiri, unggul, berwawasan global berbasis teknologi informasi dengan pelayanan publik yang prima. Visi itu kemudian diimplementasikan melalui delapan misi. Pertama, reformasi tata kelola birokrasi dan penataan kelembagaan. Kedua, penguatan fakultas pascasarjana berbasis program studi berbasis internasional dengan atmosfir akademik yang kondusif. Ketiga, penguatan unmul sebagai research university menjadi entrepreneurial university dalam rangka menuju PTNBH. Keempat, peningkatan kualitas kegiatan akademik dan kemahasiswaan berbasis OBE. Kelima, peningkatan kapasitas teknologi informasi untuk mendukung layanan tridharma perguruan tinggi. Keenam, peningkatan jejaring dan kerjasama regional nasional dan internasional. Ketujuh, peningkatan kualitas sarana dan prasarana pendidikan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Kedelapan, peningkatan penerimaan universitas dari sumber-sumber selain UKT.
Dalam persiapan Pilrek, Bohari mengaku tidak memiliki persiapan khusus selain menyiapkan rencana kerja melalui visi misi. Ia hanya berharap semuanya dapat berjalan dengan lancar. (ash/ahn/khn)