SKETSA - Pasca bentrok Senin (20/11) sore, keesokan harinya Selasa (21/11) dilaksanakan pertemuan mediasi di ruang tunggu tamu rektor. Yang terlibat dan bahkan menjadi korban di konflik tersebut tak ketinggalan hadir dalam mediasi.
Muhamad Miswar Nasir, ketua timses paslon 2 merupakan salah satu korban dari konflik pecah kemarin. Kepala Miswar terkena lemparan kursi saat berada di gedung MPK. Saat mediasi tadi tampak bagian sisi kepala Miswar yang diperban karena luka usai dijahit.
Sore kemarin, Miswar hadir di gedung MPK untuk memenuhi undangan dari Panwas yang isinya untuk mendengarkan penyampaian putusan gugatan paslon 1 terhadap paslon 2. Sebelumnya jadwal molor beberapa jam dari waktu yang ditentukan.
"Awalnya sih masih kelihatan baik-baik aja, teman-teman panitia pengawas datang dalam gedung MPK membersihkan tempat, mempersiapkan tempat untuk dilaksanakan agendanya," kata Miswar.
Sekitar pukul 5 sore, Miswar dan dua temannya yang merupakan timses paslon 2 mulai memasuki gedung MPK bersamaan dengan timses paslon 1.
Keadaan mulai memanas saat timses paslon 1 mempertanyakan agenda ini. Di mana awalnya akan dimulai pukul 2, tapi kenyataannya baru mau dilaksanakan pukul 4 dan kembali mundur lagi menjadi pukul 5.
Yang diinginkan timses paslon 1 saat itu adalah pemberian putusan diminta untuk dilaksanakan di tempat terbuka. Namun, Panwas cukup bersikeras agar putusan tetap dilaksanakan di dalam gedung MPK.
"Orang yang di luar mulai masuk-masuk ke dalam ruangan sampai nggak bisa dihindari lagi. Karena kondisi ruangan yang nggak terlalu luas dan orangnya banyak mulai panas-panasan," terangnya.
Saat keributan pecah, Miswar mencoba untuk melerai. Namun malang nasib Miswar karena satu kursi melayang di udara dan tepat menghantam bagian belakang kepalanya. Setelahnya ia merasa pusing, tapi tetap berusaha melerai. Ia baru berhenti ketika ada kawannya membawanya keluar gedung disebabkan darah telah mengucur dari kepalanya.
"Saya minta ini aja, ambil ikatan aja untuk ikat kepala saya, saya masuk lagi untuk menenangkan teman-teman supaya tidak terjadi konflik yang lebih parah," ungkapnya.
Miswar lantas menarik mundur kawan-kawannya untuk keluar gedung MPK. Baru selepas itu ia diantar seorang kawan untuk pergi menuju rumah sakit guna menerima pertolongan pertama. Di rumah sakit, Miswar juga melakukan visum.
"Karena sudah terjadi ini salah satu bentuk penganiayaan menurut saya. Saya coba visum buat saya jadikan bukti laporan ke kepolisian," imbuhnya.
Ketika perawatan dan visumnya selesai, malam itu juga Miswar pergi melapor ke Polsekta Samarinda Ulu. Dan sejak Selasa aduannya telah memasuki tahap penyidikan.
"Sekarang sih meskipun (kepala) masih sakit, tapi sudah mulai mendingan dari kemarin," ucapnya.
Dari konflik ricuh itu, korban jatuh dari timses paslon 2 terhitung sebanyak 9 orang. Semuanya dibawa ke rumah sakit untuk divisum dan masih dicari tahu lagi apakah masih ada korban lainnya dari timses paslon 2.
Meski tidak mengetahui siapa saja pelaku kekerasan dalam konflik tersebut, Miswar tetap menyerahkan sepenuhnya hal ini kepada pihak yang berwajib. "Kita yakini mereka (polisi) bisa menentukan siapa pelakunya, kita juga sudah datangkan semua saksi dan ini sudah masuk dalam proses penyidikan," tegasnya. (wil/wal)