Sukses Gelar Pemira, BEM dan DPM FKM Batal Dibekukan

Sukses Gelar Pemira, BEM dan DPM FKM Batal Dibekukan

SKETSA - Tahun ini Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) sukses gelar pemilihan umum raya (Pemira) bakal presiden dan wakil presiden BEM FKM periode 2018, setelah sebelumnya berlangsung aklamasi. Serangkaian timeline pemira satu persatu telah dilalui mulai sejak sosialisasi pada Senin (24/9) lalu.

Pendaftaran Capres dan Cawapres berlangsung pada 27 September hingga 4 Oktober. Ditemui Sketsa, Ketua DPM FKM, Fadly Hamzairi mengatakan bahwa jumlah pengambil dan pengembali berkas pendaftar sebanyak 2 pasangan hingga ditetapkan sebagai paslon pada 15 Oktober. Paslon nomor urut 1 diduduki oleh Winda Wulandari-Tiara Aurahuda dan paslon nomor urut 2 Bayu Rosandy-Rahman Baidawi.

Masa kampanye berlangsung sejak 16 hingga 19 Oktober didahului dengan penyerahan dana kampanye sebesar Rp150ribu pada 14 Oktober. Memasuki agenda debat kandidat yang berlangsung pada Sabtu (20/10) lalu bertempat di Gedung Perpustakaan Unmul lantai 3. Sedang pesta demokrasi berlangsung pada 25 Oktober. 

“Kami targetkan untuk pemilih suara tahun ini 500 suara, hanya saja untuk suara yang masuk hanya 370 dari 617 suara,” terangnya Fadly.

Perolehan suara paslon 1 Winda Wulandari-Tiara Aurahuda meraih 148 suara sedangkan 213 suara untuk paslon nomor urut 2 Bayu Rosandy-Rahman Baidawi.

Ancaman Pembekuan

Aklamasi merupakan contoh gagalnya dalam penegakkan demokrasi. Tahun lalu pun Pemira FKM berlangsung aklamasi. Hingga jajaran birokrat turut mendukung sistem demokrasi yang ideal. Dikatakan Fadly, sempat mendapat ancaman pembekuan bila Pemira tahun ini kembali aklamasi.

“Jika tahun ini kami aklamasi, kami (DPM dan BEM) akan dibekukan, itu ancaman dari birokrat, jadi ya kami usahakan agar tidak aklamasi,” tukasnya.

 

Langkah Presiden dan Wakil Presiden Terpilih

Sukses mangantongi 213 suara, kepada Sketsa paslon nomor urut 2 Bayu Rosandy-Rahman Baidawi menjelaskan visi dan misi yang diusung saat kampanye. Di antaranya ialah melangkah dengan cahaya menuju FKM berprestasi dan penuh karya untuk membangun bangsa. Sedangkan misi yang digagas ialah Mentari, merupakan singkatan dari tiga poin, yang pertama menjadikan BEM FKM sebagai wadah dalam mengembankan sumber daya manusia dengan persatuan, kedua, tangguh aktif dan responsif dalam langkah mengawal isu dan pengabdian untuk bangsa, dan ketiga ialah implementasi nyata dalam mengembangkan potensi mahasiswa di bidang minat bakat, keilmiahan dan akademik.

Pada poin pertama, dikatakan Bayu, sapaan akrabnya, bahwa BEM FKM memiliki tanggung jawab besar dalam persatuan yang ada di FKM. Melalui program unggulan Jembatan Persatuan, Bayu ingin BEM FKM sebagai wadah mahasiswa dalam menyatukan persatuan.

“Insya Allah kita akan tarik komitmennya semua ketua UKM dan lembaga dengan menandatangani keputusan kita untuk menjunjung tinggi persatuan di FKM Unmul. Di mana setiap pengaderan atau upgrading harus disisipkan nilai-nilai persatuan biar tidak terjadi istilahnya sikut menyikut di dalam internal FKM,” paparnya.

Pun hal in merupakan keresahan Bayu yang disuarakan pada saat kampanye lalu. “Bisa dilihat sendiri lah kenapa kita bisa berkata seperti itu, kita di sini sejak 2015 merasakan seperti itu. Persaingan itu pasti ada, tapi jangan sisipkan persaingan dengan nilai-nilai yang merasa bahwa lebih unggul dari yang lain sehingga menjelek-jelekkan yang lain,” imbuhnya.

Selain itu, berkaca dari tahun sebelumnya Pemira BEM FKM yang berakhir aklamasi ini menjadikan langkah Bayu dan Rahman dalam fokus terhadap pembinaan kader. Menurutnya, mahasiswa FKM masih takut untuk menjadi pemimpin sebab tak ada massa di belakangnya.

“Kita ingin kasih tunjuk kepada mahasiswa FKM kalau ingin jadi pemimpin yang paling penting adalah ide dan gagasan, itu yang terlupakan di FKM hari ini. Waktu kampanye pun saya hanya berdua dan 1 ketua timses, dengan hanya bertiga kampanye dan ide gagasan, kami bisa menang 59%. Artinya bukan menjadi alasan lagi bagi mahasiswa untuk tidak berani menjadi pemimpin,” ungkap mahasiswa 2015 itu.

Ihwal isu yang difokuskan di kepengurusan 2019 ini sama seperti sebelumnya yakni Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di Unmul. Selain itu dikatakan Bayu, juga akan mengawal isu Rumah Sakit Islam sebab menurutnya, belum banyak tersentuh mahasiswa mengenai permasalahannya.

Sementara pada bentuk pengabdian BEM FKM sedikit berbeda dengan mengusung program kerja Pelangi (pengabdian lentera untuk negeri). Merupakan wadah untuk mempersiapkan kader-kader kesehatan di jenjang Sekolah Menengah Pertama untuk menjadi warna-warna di Kaltim.

“Agar mereka mengerti persiapannya seperti apa, cara mencegah, cara menghadapi sebuah penyakit, dengan buku panduan yang dikeluarkan BEM FKM nanti,” tukasnya. (snh/els)