Sumber Gambar: Istimewa
SKETSA – Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level dua di Samarinda seolah memberi angin segar bagi civitas academica Unmul. Melalui Surat Edaran Rektor Nomor 3314/UN17/TU/2021, rencananya Unmul akan melaksanakan uji coba pelaksanaan proses pembelajaran secara luring terbatas (hybrid) pada Semester Ganjil 2021/2022 dengan Relaksasi Periode I di Oktober sampai Desember 2021.
Salah satu fakultas yang direncanakan akan melakukan sistem hybrid adalah Fakultas Kedokteran (FK). Untuk mendapatkan konfirmasi, Sketsa menghubungi Dekan Fakultas Kedokteran, Ika Fikriah.
“Yang kami lakukan luring itu hanya Diskusi Kelompok Kecil (DKK) dengan jumlah kelas 10 orang. Selain itu, keterampilan medik. Keterampilan medik ini merupakan praktek yang isinya skill lab dan berisi 10 orang mahasiswa dan 1 dosen sebagai tutor. Untuk kuliah besar, karena per-angkatan ada sekitar 100 orang, tetap dilakukan secara daring,” paparnya pada Jumat (15/10) lalu.
Perkuliahan tatap muka tersebut rencananya dimulai dari 25 Oktober mendatang. Setiap pertemuan, hanya akan diberikan satu jam pembelajaran saja. Terkait DKK, mahasiswa yang hadir secara luring akan bergantian per angkatan dengan selang-seling serta menggunakan skenario luring-daring. Ini dilakukan guna memberikan kesempatan kepada mahasiswa baru angkatan 2020 dan 2021 untuk belajar beradaptasi dengan dunia kampus.
“Kalau kami, dari lalu sudah ada luring keterampilan medik Tetapi hanya yang memang tidak bisa dilaksanakan secara daring, misalnya belajar untuk procedure skill (memasang infus). Tapi untuk keterampilan komunikasi, bisa dilakukan secara daring. Pemeriksaan jantung itu ada pasiennya, jadi tidak bisa dilaksanakan dari rumah. Kami ada 6 prodi dan yang menentukan mata kuliah luring adalah prodi tersebut,” tambah Ika.
Persiapan ruang kelas juga diatur dengan melakukan pembatasan jarak antar mahasiswa sepanjang 1 meter. Tentunya, ini bagian dari protokol kesehatan yang diperlukan selama proses perkuliahan berlangsung. Agar mahasiswa dapat merasa aman dan nyaman saat berkegiatan.
Bagi mahasiswa dan dosen yang telah memenuhi jatah dosis vaksin sebanyak dua kali, diperbolehkan langsung melakukan perkuliahan asal dalam kondisi tubuh yang sehat. Tetapi bagi yang belum melakukan vaksin sama sekali, harus melakukan Polymerase Chain Reaction (PCR) terlebih dahulu.
“Kemarin sudah diundang Rapat Satgas Fakultas (ketuanya) beserta Satgas universitas. Jadi itu masukan untuk protokol kesehatannya. Kebetulan kami para dokter semua, jadi lebih mudah untuk mengkondisikan persiapannya. Kan kami hybrid, jadi tidak selalu tatap muka sehingga kami memutuskan kuliah besar tetap dilakukan secara daring,” tutupnya. (jhr/str/wuu/nop/len)